Part 16

2.2K 64 3
                                    

#PINGGAN_RETAK

#AKU_TIDAK_SELINGKUH

Part 16

Setelas selesai makan siang, kami memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga Bang Reza. Raka dan Ica terlelap selama di mobil. Mungkin mereka kelelahan.

Bang Reza sigap mengankat tubuh Raka dan aku menggendong Ica menuju kamarnya. Sedangkan Raka ditidurkan di kamar tamu. Emak, Oma, dan mamahnya Bang Reza asyik berbincang di ruang keluarga.

"Mau liat taman belakang, Al?" tanya papahnya Bang Reza. Aku pun mengangguk. Kami berdua sekarang duduk di gazebo yang berada di pinggir taman belakang rumah. Meja kecil berada di tengah gazebo, sedangkan kolam ikan kecil menambah asri. Berbagai tanaman hias tumbuh indah menghias taman yang berukuran tidak terlalu luas itu. Tidak bosan rasanya mata ini terus menyapu setiap sudut taman.

Pak Zakaria, papahnya Bang Reza menunjukkan setiap tanaman kesayangannya berserta sang istri. Sesekali kami terkekeh saat pria pensiunan TNI itu melempar candaan, menghangatkan suasana. Bang Reza mendekat ke arah gazebo, kemudian duduk di samping papahnya.

"Papah mau ngasih makan ikan dulu," pamit kakeknya Ica itu seraya melangkah menuju kolam ikan yang berada tidak jauh dari gazebo.

Bang Reza tersenyum ke arahku. Kemudian menyerahkan segelas jus jeruk yang tadi dibawanya.

"Makasih, Bang," ucapku sambil menerima dan meneguk jus yang diasongkannya.

"Kamu suka suasana di sini?" tanya Bang Reza dengan pandangan lurus ke arah kolam ikan.

"Iya. Tempatnya nyaman, asri," ujarku sambil tersenyum mengikuti arah pandangannya.

Hening.

Kukumpulkan segenap keberanian, mungkin ini saat yang tepat untuk berterus terang padanya. Lebih cepat, lebih baik dia tahu tentangku.

"Bang!" panggilku. Membuatnya memandangku.

"Hmm."

"Aku mau jujur tentang masa laluku dengan ayahnya Raka. Walaupun mungkin ini akan membuat Abang berpikir ulang meneruskan hubungan kita. Tapi aku tidak mau jika suatu hari kamu tau semua ini, membuatmu kecewa," tuturku sambil mengehela nafas. Semoga ini yang terbaik.

"Sebenarnya aku tidak peduli tentang masa lalumu, Al. Karena bagiku, setiap orang punya masa lalu yang harus diterima oleh pasangannya yang baru. Tapi, kalau dengan menceritakannya padaku, kamu merasa lega, ceritalah. Jangan sungkan," katanya seraya tersenyum dan mengangguk.

"Sebenarnya, alasan ayahnya Raka menceraikanku bukan karena ketidakcocokkan. Melainkan karena dia menyangka aku ... selingkuh," ungkapku seraya menahan perih yang kini kurasa kembali. Kutatap wajah tampan di depanku, tidak ada raut terkejut apalagi kecewa di matanya. Mungkinkah Bang Reza sudah tahu?

"Lalu?" tanyanya datar.

"Ya, kata orang kan kalau seorang pernah selingkuh sekali, maka dia kan mengulangnya kembali."

"Sekarang aku tanya, apa benar kamu berselingkuh?" tanyanya tanpa nada emosi sama sekali.

"Tidak," jawabku seraya menggeleng. Dia tersenyum.

"Berarti itu hanya sebuah tuduhan, aku percaya sepenuhnya padamu, Al. Kalau pun benar kamu melakukannya, aku tidak peduli. Tidak akan merubah keputusanku untuk menikahimu. Bagiku, kamu masa depan yang akan kujelang, memulai segalanya untuk meraih kebahagiaan dunia khirat," jelasnya. Membuat butir hangat meluruh dari kelopak mata. Setulus itukah dia?

Kutundukkan wajah, tidak ingin dia melihat wajah sendu dan terharuku.

"Aku juga punya masa lalu, selain dengan ibunya Ica. Sebenarnya, aku pernah menikahi seorang gadis saat Ica berusia dua tahun. Namun, hanya bertahan beberapa bulan, mungkin kami tidak berjodoh," ungkapnya. Kupandang kembali wajahnya yang kini menatap tepat ke arahku. Inilah kali pertama mata kami saling mengunci.

Pinggan Retak (Aku tidak Selingkuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang