"We believe as one in time. We will be as one in mind"
***
Angkasa malam ini sudah berjanji dengan anak Black Shadow untuk berkumpul dan balapan bersama-sama. Selain mengadu skill masing-masing mereka juga suka konvoi sekedar keluar mencari udara segar.
Pukul 21:19 Angkasa berangkat ke Cafe Senyala Jingga, dengan motor sport kesayangannya ia menelusuri jalanan malam yang ramai akan hiruk pikuk dunia.
Tak butuh lama ia sampai di sana, dengan waktu hanya kurang dari 15 menit Angkasa memasuki Cafe lalu ber tos ria dengan beberapa temannya.
Cowok itu memakai jaket hitam dengan tulisan Black Shadow di belakangnya, tak lupa juga kaos putih di dalamnya. Celana hitam yang senada dan sepatu converse putih yang begitu cocok di pakai Angkasa.
Dirinya naik ke lantai dua yang ternyata semua sudah berkumpul di situ. Ada Nico, Raka, Varo dan Dika yang sedang sibuk mengobrol dan keliatannya seru sekali.
"Wehh gimana kabar bro?" Angkasa berjabat tangan dengan Nico lalu duduk di sampingnya.
"Baik lo liat aja, tambah makmur wkwk." Nico menunjuk badannya yang mulai sedikit berisi, namun bukannya terlihat gendut cowok itu malah kelihatan lebih body goals dari sebelumnya.
"Raka lo kemana aja hah, kok gak keliatan?" tanya Angkasa kepada Raka yang sedang sibuk bermain game di Hp nya.
Raka menoleh kepada Angkasa sebentar kemudian melanjutkan game nya dengan serius cowok itu tak ingin di ganggu sedikitpun.
"Parah lo!!" Angkasa mengambil beberapa kentang goreng di meja dan melempar ke arah Raka, namun cowok itu refleks menghindar membuat Angkasa hanya bisa menatapnya dengan sengit.
"Sorry Sa, dikit lagi. Kasian makanan lo buang-buang," ujar Raka yang mengambil kentang goreng yang nyangkut di bajunya dan memakannya tanpa bersalah.
"Kita nih ngumpul buat ngobrol bareng, cerita sama-sama bukannya main Hp. Udah lo main entar aja bareng gue push rank kita," ucap Angkasa yang kini mengambil paksa Hp dari tangan Raka membuat cowok itu menghembuskan napasnya kasar.
"Lo semua awas kalo lagi nongkrong gini main Hp, udah jarang ketemu terus malah asik sendiri. Nikmati waktu kita yang sekarang, biar kalo udah tua nanti saat-saat ini jadi hal yang paling di kangenin." Dengan tegas Angkasa berkata di depan teman-temannya membuat semuanya hanya mangut-mangut mengerti.
"Gilak makin dewasa banget lo, udah kayak bapak orang aja hahaha!" Varo yang tertawa di kursinya menatap Angkasa yang sedang serius.
"Bacot lo Var!!" sembur Angkasa membuat Varo langsung kicep karena Angkasa menatapnya tajam.
"Eh ampun-ampun yang mulia," kata Varo yang menyatukan kedua tangannya meminta maaf.
"Eh lo bilang perlu bantuan cari orang kemarin," ucap Nico yang mencoba mengalihkan perhatian agar Varo dan Angkasa tidak terus beradu mulut.
"Iya namanya Arkan Archer Vernando, soalnya Thalia minta kasih diary dia ke orang itu. Gue sih gak tau tentang dia, gue cek sosmednya gak ada tuh sama sekali. Kesannya kayak sembunyi banget," jelas Angkasa kepada Nico.
"Tenang aja gue bisa bantu," tawar Raka sambil tersenyum enteng, ia akan mendapatkan informasi tentang orang itu.
"Makasih bro," ucap Angkasa sambil tersenyum.
"Santai aja kalo bisa bantu yang pasti gue akan bantu," kata Raka.
"Udah jam segini pada mau keluar gak?" tanya Dika yang sibuk memakai sweaternya agar tidak kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa 2
Teen FictionKetika orang baru hadir akankah hati mereka berpaling? Apakah janji yang terucap itu hanya kata semata? Kisah mereka berlanjut kembali mencari Arkan Archer Vernando, seseorang yang sangat berarti bagi Thalia. Namun ketika mereka bertemu semuanya men...