Part 18

286 37 54
                                    

"Aku tanpamu sepertimu minus one, karena cinta nyatanya tak harus memiliki. Terjebak dalam rasa seperti di atas awan, tinggi namun tak bisa di raih"


***

Angkasa kini menatap dirinya di pantulan cermin, sebuah tuxedo terbalut rapi di badannya. Ia menyisir rambutnya lalu memakai parfum dan detik berikutnya ia keluar dari kamarnya menuju ke bawah.

"Ayo Angkasa kita pergi sekarang," ujar Papa angkatnya yang mencoba merangkul Angkasa namun cowok itu menatap dengan tajam.

"Buruan," kata Angkasa dengan malas.

"Jaga sopan santun kamu!" bentak Papanya itu namun Angkasa hanya diam saja.

"Gue udah turutin mau kalian! Kalian aja gak ngehargai perasaan gue, jadi jangan harap gue bakal menghargai kalian!!!" teriak Angkasa dengan nyalang tanpa rasa takut.

"Berani ya kamu!!!" Papa angkat Angkasa mengangkat tangannya hendak menampar Angkasa namun tiba-tiba saja Mama Rita datang dan menahannya.

"Mas, sudah biarkan saja dia. Sekarang kita pergi karena yang lain sudah menunggu," ucap Rita kepada Fachri.

Angkasa mendengus sebal, ia hanya mengikuti kedua orang itu dari belakang. Entahlah rasanya ia belum siap untuk menerima perjodohan ini.

Tadi sebelum pergi ia sudah menghubungi teman-temannya dan anak Black Shadow untuk berjaga-jaga apabila ada sesuatu yang mencurigakan. Beberapa pasukan berjaga di dekat rumah Acha dan beberapa orang nanti mengikuti Angkasa, mereka akan mengawasi dari jauh.

"Masuk Angkasa!" perintah Fachri. Mau tidak mau Angkasa masuk ke dalam mobil yang akan mengantarkan dia ke tempat yang akan ia kutuk sebentar lagi.

Di perjalanan Angkasa melihat ke kiri dan kanan sambil memantau teman-temannya yang rupanya sudah berjaga. Angkasa tadi sudah memberitahu dimana letak lokasi akan dilaksanakan perjodohan itu.

Nico : P

Nico : Oyy

Nico : Angkasa

Angkasa terkejut ketika Nico mengirim pesan kepadanya, ia pun diam-diam memainkan ponselnya agar orangtua angkatnya yang berada di kursi depan tidak tahu gelagat Angkasa.

Angkasa : Napa weh?

Nico : Tadi di deket lokasi yang lo kirim ada anak Dark Angel

Angkasa : Serius lo?

Nico : Dua rius malah, apalagi katanya ada yang liat The Hunter Knights lewat depan rumah Acha

Angkasa membaca pesan itu lalu memaki di dalam hatinya, ia berpikir siapa sebenarnya musuh yang sesungguhnya.

Angkasa : Lo pantau terus bang

Angkasa : Lo kasih aba-aba kalo ada yang nyerang

Nico : Sip dah

"Sebentar lagi kita sampai, Papa harap kamu jaga etika. Jangan sampai kamu menghancurkan semuanya," ujar Papa angkat Angkasa.

"Hmm," gumam Angkasa dengan malasnya.

Perasaan Angkasa tiba-tiba menjadi tak enak, ia turun dari mobil dan mengikuti Mama serta Papa angkatnya yang sekarang masuk ke dalam sebuah restoran mewah berbintang lima. Semua orang mengenali Papa angkatnya dan itu adalah hal lumrah, Angkasa hanya diam mematung dan sesekali tersenyum kepada orang yang berada di ruangan itu.

"Fachri? Jadi ini calonnya," kata seorang lelaki dengan uban di sebagian kepalanya. Guratan halus tercetak jelas ketika ia tersenyum, menandakan bahwa lelaki itu tak muda lagi.

Angkasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang