Part 7

440 46 21
                                    

"Satu-satunya orang yang ingin kupastikan agar ia selalu baik-baik saja"

***

"Achaa!!" suara teriakan Lita membuyarkan lamunan Acha yang sedari tadi berjalan seorang diri dari perpus menuju kelasnya.

"Eh Lita," ujar Acha yang menyadari suara tadi berasal dari Lita.

"Lo dari mana aja sih?" tanya Lita yang sejak tadi mencari Acha, ternyata cewek itu sedang berjalan di koridor sambil melamun.

"Gue tadi nyariin lo, pake acara kabur segala," ujar Acha berbohong padahal tadi ia bertemu Arkan.

"Abisnya gue gak mau kena sepatu lo," ucap Lita cengengesan.

"Eh btw buku diary nya mana? Udah lo kasih," tanya Lita sambil melirik kiri-kanan Acha namun barang itu tak ada.

"Iya tadi dia lewat terus gue kasih aja," kata Acha yang menarik Lita agar segera ke kelas.

"Terus dia bilang apa?" Lita yang cukup kepo pun penasaran.

"Gak ada apa-apa sih, pas udah di ambil udah deh pergi gitu aja dianya. Lagian tuh cowok juga aneh banget tiba-tiba dateng pas Thalia gak ada, aneh banget kan?" Acha pun berdiri di dekat pintu kelas bersama Lita karena sekarang belum waktunya masuk kelas.

"Iya sih, jawabannya pasti ada di dalam diary sama surat di dalam amplop itu," tebak Lita sok tau.

"Mungkin aja, eh nanti kita pulang cepet ya?" tanya Acha dan di jawab anggukan oleh Lita.

"Besok kan acara pensi, jangan sampe telat lo. Biasanya anak sekolah lain pada dateng termasuk anak SMA Cendrawasih, tahun lalu Angkasa sempet rusuh dengan mereka. Tapi kayak gak tau Angkasa aja satu sekolah pada bantuin dia ngelawan anak Cendrawasih," jelas Lita membuat Acha sedikit terperangah.

"Angkasa kemana ya seharian ini gak ngasih kabar," ucap Acha dengan lesu. Sekolah terasa sepi tidak ada Angkasa.

"Tenang aja, lagian dia sibuk karena memang ada urusan bukan ada yang baru wkwk." Lita menutup mulutnya karena asal ceplos.

"Resek banget lo!!" Acha mencubit Lita namun cewek itu malah masuk ke dalam kelas.

"LITAA!!" teriak Acha mengejar Lita namun cewek itu malah tertawa dan berlari ke pojokan belakang.

"Acha, bisa ngomong sebentar." Sebuah suara berat terdengar di depan pintu kelas Acha membuat semuanya terdiam termasuk teman-temannya.

Acha menoleh mendapati Angkasa berada di sana, dengan memakai kaos abu-abu di balut jaket hitam dan celana jeans nya Angkasa sangat tampan saat ini.

"Angkasa?" Acha mendekat ke arah Angkasa tapi cowok itu tersenyum getir, raut wajahnya sangat kusut seperti sedang ada masalah.

"Bisa ikut gue bentar?" tanya Angkasa.

"Bilang Acha di UKS, kalo lo ngasih tau Acha sama gue abis lo semua!" ucap Angkasa lantang yang hanya di balas anggukan oleh teman sekelas Acha. Mereka tak mau berurusan dengan Angkasa, bisa-bisa habis di tangan Most Wanted sepertinya.

Angkasa pun menarik tangan Acha, membuat gadis itu haya menurut. Entahlah, sepertinya Angkasa sedang menyimpan sesuatu darinya tapi cowok itu tak mau bercerita.

"Kenapa gak bales pesan gue?" tanya Acha tapi Angkasa hanya diam di tempat.

"Temenin gue makan ya Cha," ujar Angkasa yang mengajak Acha ke kantin dan kemudian memesan makanan.

"Iya gue temenin. Lo belum makan emangnya?" tanya Acha khawatir.

"Lagi pengen makan sama lo aja," ucap Angkasa sambil tersenyum dan mengelus puncak kepala Acha.

Angkasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang