Part 13

370 43 63
                                    

"Kadang apa yang di ucapkan manusia itu berbeda dengan isi hatinya. Mungkin dia benci namun nyatanya cinta"

***

"Lo mau bawa gue kemana sih?" tanya Acha yang sejak tadi menarik tangannya agar terlepas dari cekalan tangan Arkan.

"Gue mau ngomong sama lo. Penting Cha!" Arkan terus menariknya hingga mereka berada di taman sekolah. Tentu saja saat ini sepi karena masih jam istirahat.

"Mau ngomong apaan sih? Lo tau gak gara-gara kelakuan lo semua orang mikir yang enggak-enggak," ucap Acha dengan nada emosi dan melepaskan tangannya dari tangan Arkan.

"Tatap mata gue Cha!!" perintah Arkan membuat Acha menatap Arkan tepat di manik mata cowok itu.

"Lo liat kan gue lagi serius sekarang, gue mau lo temenin gue nanti ke tempat di mana Thalia kecelakaan," ujar Arkan sambil menatap Acha yang tampaknya kebingungan.

"Apa?!"

"Jadi ini yang penting? Lo kan bisa chat gue Arkan kenapa harus nahan tangan gue. Tadi lo liat kan ekspresi Angkasa gimana," kata Acha yang frustasi.

"Gue tadi liat lo makanya langsung aja. Temenin gue ya Cha please," mohon Arkan kepada Acha.

"Gue sih mau aja. Tapi Angkasa gimana? Dia pasti salah paham tadi," ucap Acha yang menunduk dengan rasa bersalah.

"Tenang aja gue akan minta maaf ke dia. Kalo perlu gue nanti yang minta izin ke dia kalo lo nanti sama gue," ujar Arkan.

"Ta-tapi Arkan, gue takut Angkasa salah paham soal tadi. Dia aja gak natap gue sama sekali," kata Acha yang masih cemas karena Angkasa tak menoleh sedikitpun ke arahnya.

"Yodah gue samperin sekarang. Karena gue berani Cha, dan juga gue tau lo itu milik orang lain." Arkan terdiam sebentar ketika mengucapkan kalimatnya. Ada sesuatu yang seharusnya tak ia ucapkan.

Tanpa berlama-lama Arkan pun langsung pergi, membuat Acha pun menyusul karena gerak Arkan yang sangat cepat. Apa sih yang ada di pikiran lo? Tanya Acha dalam hatinya sambil memandangi punggung lebar milik Arkan.

"Lo aneh tau gak," cibir Acha tiba-tiba. Tidak logis sebenarnya Arkan hanya mau bilang hal itu kepadanya.

"Arkan," ucap Acha pelan.

"Heeem," dehem Arkan kecil karena mereka sekarang berada di koridor.

"Lo kenapa sih? Gak kayak biasanya. Yang gue tau lo itu cuek banget apalagi pas pertama kali ketemu," ucap Acha membuat Arkan langsung berhenti tanpa melihat kebelakang.

"Entah, tapi ini semua buat kebaikan lo." Arkan pun kembali melanjutkan langkahnya membuat Acha yang ada di belakangnya tambah bingung.

Acha hanya mengekor di belakang Arkan sambil berpikir, mau apa cowok ini menemui Angkasa. Sudah pasti jawaban Angkasa adalah tidak akan mengizinkan dirinya pergi dengan sembarang cowok. Ia tentu mau menemani Arkan tapi jelas saja tidak hanya berdua. Angkasa harus ikut bersamanya, karena pada saat itu ia dan Angkasa yang menyaksikannya.

"Lo tau kelas Angkasa? Tanya Acha yang melihat Arkan berjalan lurus dan di depan sana adalah deretan kelas anak IPS.

"Siapa yang gak tau Angkasa? Semua orang pasti tau Cha," ucap Arkan yang masuk ke dalam kelas Angkasa.

Suasana kelas Angkasa sepi dan yang pasti penghuninya di kantin atau di tempat lainnya. Dengan pelan Arkan masuk ke sana dan Acha pun masuk meskipun dengan takut-takut.

Angkasa sedang tiduran kursi nya dengan satu lengan kekarnya yang menutup mata, cowok itu tak sadar jika ada yang datang. Jaket Black Shadow nya ia biarkan di atas meja, karena kelasnya panas jadi ia melepaskannya.

Angkasa 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang