Prolog

1.2K 69 13
                                    

Alam semesta tidak menginginkan kita bersama. Lalu, kenapa perasaan ini masih tertinggal sangat dalam di hatiku? Apakah ini hukuman dan karma dari-Nya karena telah menyakitimu? Tidak bisakah kita kembali bersama? Tidak. Aku HANYA butuh melihatmu saja sudah cukup. Jika tidak bisa juga, maka aku akan berjanji. Mulai saat ini, aku hanya akan hidup untuk mencintai dan merindukanmu. Aku akan terus hidup untuk lebih mencintai dan merindukanmu.

 Aku akan terus hidup untuk lebih mencintai dan merindukanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

There goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now
I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason

Calum Scott - You Are The Reason

Langit malam terlihat lebih gelap dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam terlihat lebih gelap dari biasanya. Kilat beberapa kali terlihat. Suara petir terdengar memekakkan. Tidak berselang lama, rintik air mulai turun.

Pemuda itu membanting tubuhnya ke atas tempat tidur. Tangannya menutup mata. Perlahan kelopak matanya tertutup. Kepala dan tenggorokannya terasa sakit, tubuhnya terasa tidak berdaya lagi. Ia bahkan kesulitan untuk bernapas.

Sebuah kenangan enam tahun lalu menyelusup masuk ke ingatannya. Kenangan manis yang tidak pantas diingatnya. Setetes air mata luruh dari sudut matanya. Napasnya memburu keras. Pemuda itu merasa sesak.

Ia dapat mengingat kenangan itu secara detail dan tahu persis kapan itu terjadi. 19 Oktober. Mereka berdua sedang menunggu yang lainnya di lapangan basket. Berdua saja tanpa ada siapa pun di lapangan basket kosong itu.

Kejadian itu mendadak bagi mereka berdua. Pemuda itu tidak tahu apa alasan yang mendasari dan yang mendorongnya untuk bertanya hal asing baginya itu. Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutnya tanpa sempat memikirkannya terlebih dahulu.

"Lo suka gue?"

Keheningan yang menyelimuti mereka berdua berubah menjadi keributan kecil. Gadis itu terlihat gelagapan menjawab pertanyaan itu.

"Iya... eh, maksud gu..."

"Kenapa bukan Adnan atau Adham?"

"Awalnya, gue tertarik sama Adnan. Cuman waktu masuk sekolah, lihat dia yang suka sama Meyril, gue dengan sadar diri menghapus perasaan itu."

"Adham? Dia banyak disukai."

"Dari awal kenal kalian, gue nggak pernah menganggap dia sebagai cowok." Tatapan pemuda itu berubah. "Maksudnya, gue dari awal cuman lihat Adham sebagai kakak idaman semua orang, apalagi gue dekat sama Lia. Jadi, gue cuman berharap dia jadi abang gue," ucapnya panik

"Kenapa gue?"

"Gue nggak tahu alasan pastinya, tapi setiap melihat lo, kayak ada sesuatu yang berbeda. Entah kenapa gue bisa tertarik sama lo, bahkan lebih dari rasa tertarik. Lagian, kalau suka itu ya nggak perlu alasan yang jelas, kan?"

"Lo beneran suka sama gue?"

"Iya."

"Ayo pacaran."

"Ha?! Lo bilang apa?! Pacaran?!" Pemuda itu mengangguk. Sedangkan gadis yang diajaknya bicara itu merasa ragu. Matanya mengedip beberapa kali. Ia berusaha mencari kebenaran dari ucapan yang didengarnya. "Lo tadi mengajak gue pacaran atau main?"

"Mau atau nggak? Gue nggak suka mengulang untuk kedua kalinya."

"EH?! Mau dong! Masa gue nggak mau pacaran sama cowok yang gue suka!" Gadis itu tersenyum lebar, lalu cemberut begitu menyadari momen apa yang terjadi di antara mereka. "Lo nggak romantis banget."

Tanpa disadari gadis itu, pemuda yang diajaknya bicara itu sedang menahan senyumnya. "Gue memang nggak romantis."

Hari itu memang menjadi awal dari kisah bahagia mereka berdua. Tetapi, siapa sangka bahwa hari itu bisa membawa salah satu dari mereka ke petaka menyakitkan in? Petaka yang menorehkan luka yang tak akan bisa disembuhkan. Yang nantinya luka itu akan membuat mereka berdua kehilangan semua kenangan menyenangkan itu dan alasan untuk tersenyum.

Semuanya telah terjadi dan tidak mungkin bisa terulang kembali. Ini adalah kesalahannya dan saat ini, sekeras apa pun dirinya mencoba menolak kenyataan, tidak akan ada yang bisa berubah. Berusaha mengubah sikap dan kehidupannya tak akan bisa mengembalikan apa yang sudah hilang. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah membiarkan luka itu menganga lebar dan membunuhnya secara perlahan, tanpa perlu mencoba untuk menyembuhkannya. Ia pantas mendapatkan itu. Karena apa yang sudah dilakukannya tidak akan bisa diampuni.

Ia bahkan tidak pantas mati.

Hallo! Apa kabar semuanya? Besok lebaran nih,  mohon maaf lahir dan batin ya🙏 terus untuk cerita ini  part selanjurnya akan di update tanggal 10 Juni 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo! Apa kabar semuanya? Besok lebaran nih, mohon maaf lahir dan batin ya🙏 terus untuk cerita ini part selanjurnya akan di update tanggal 10 Juni 2020. Ini pemanasan dulu hehe. Stay tune ya! Dan jangan lupa voment!
Akhirnya kita bertemu dengan cerita Aiden. Pagi penggemar Pasangan Kafka Rilly harap menyiapkan hati kalian ya😂

 Pagi penggemar Pasangan Kafka Rilly harap menyiapkan hati kalian ya😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23 Mei 2020

AidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang