[Kalian bisa membaca cerita ini secara terpisah]
Hidup Aiden awalnya hanya berisi keluarganya saja, hingga ia berpacaran dengan Estee.
Namun, kehidupan bahagianya tidak berlangsung lama. Aiden yang tiba-tiba terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan k...
Hati belum merasa hidup ketika belum pernah mengalami rasa sakit. Rasa sakit kerena cinta akan membuka hati kita. Karena cinta yang terlihat lembut dari luar, sebenarnya sangat pintar dalam hal melukai.
This is gonna hurt but I blame myself first 'Cause I ignored the truth Drunk off that love, my head up There's no forgetting you
You've awoken me, but you're choking me I was so obsessed Gave you all of me, and now honestly, I got nothing left
I loved you dangerously More than the air that I breathe Knew we would crash at the speed that we were going Didn't care if the explosion ruined me Baby, I loved you dangerously
Charlie Puth-Dangerously
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar matahari yang menyusup melewati celah-celah cendela tidak membuat kedua gadis itu terbangun dari tempat tidurnya. Hingga bunyi dering ponsel terdengar berulang kali, barulah terlihat pergerakan dari kedua gadis itu.
"Lia, HP lo bunyi terus. Angkat sana!" Estee berteriak sembari menutup kepalanya dengan bantal.
Lia yang belum ingin membuka mata, menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya, lalu menepuk Estee berulang kali agar sahabatnya itu yang bangun. "HP lo kali!"
"Gue pengangguran, nggak mungkin ada yang telepon!"
Pada detik itu, keheningan kembali menerpa mereka sebelum Estee buru-buru bangkit, duduk di atas tempat tidur, mengucek matanya, lalu mengambil ponselnya untuk mengecek kebenaran akan ucapannya.
Kenyataan pahit kembali menghantamnya. Pengangguran. Mudah sekali mengatakan hal itu tanpa beban. Seolah kata pengangguran bukanlah hal asing dan yang bisa membuatnya menangis.
Semalaman suntuk, Estee dan Lia berusaha sekeras mungkin untuk menyembunyikan kenyataan yang sudah berhasil menampar mereka sangat keras berulang kali. Namun, itu tidak membuat semuanya menghilang dalam sekejap. Pagi ini, luka yang dirasakannya kemarin kembali menyambutnya. Memaksanya untuk sadar, lari dalam masalah dan menganggap luka itu tidak ada adalah kesalahan. Kalimat yang mengatakan, saat diri ini sudah tidak sanggup lagi dan lelah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, lari adalah pilihan terbaik sekaligus terburuk. Namun, saat ini, Estee ingin menghadapi itu walaupun seluruh tubuhnya masih merasa sesak.
Dering ponsel kembali terdengar. Estee bergerak mengambil ponsel Lia, dilayarnya tertera nama asisten Lia. Terpaksa, Estee menarik selimut yang menutupi tubuh Lia, menggucang tubuh sahabatnya itu, tidak juga bangun, Estee mengambil bantal, memukul badan Lia dan sekali-kali mencubit pipi gadis itu.