[3.2] Orion Oryn. ¹

934 142 2
                                    

Kana Pov.

Aku sangat benci tempat gelap.

Terlebih lagi ini adalah penjara bawah tanah. Tempat tergelap dan tersuram yang ada di Mansion ini, plus tempat yang paling ku takuti.

Sepanjang perjalanan mata ku hanya melihat pemandangan yang menyedih kan. Sebagai manusia, hati ku serasa di sayat menggunakan pisau tumpul.

Para tahanan disini kondisinya membuat ku selalu meringis dalam diam. Aroma di sini juga membuat ku mual sekali...hikd.

Ada yang tubuhnya penuh luka yang sudah terinfeksi--bengkak,darah kering,bahkan ada yang sudah dihinggapi belatung--, ada yang anggota tubuhnya tidak lengkap--lidah terpotong, tangan atau kaki yang hanya tinggal tulang--, dan yang lebih parah lagi ada yang sudah sekarat.

Astaga... Bahkan aku tak bisa membayangkan rasanya berada di posisi mereka.

Apa Leo tak mencium aroma yang tidak mengenakan ini? Atau setidaknya terganggu dengan pemandangan yang menghiasi setiap sel disini?
.
.
.
"tempatnya dimana?" tanya Leo.

"di ujung, Warrior yang berjaga didepan bilang kalau dia tahanan satu-satunya di lorong ujung"

Leo melirik ku "tau dari mana?"

Tatapan ku tetap fokus ke depan "tahanan 'spesial' selalu di sendirikan"

"oh gitu"

Aku mendongak menatap wajah Leo "baju mu warnanya putih" kemudian aku menatap jubah Leo yang menyentuh lantai "jubahnya juga"

Leo terkekeh lalu ikut menatap ku "gapapa lah, tinggal di buang aja nanti"

'APA?! BAJU SEBAGUS INI DIBUANG?!'

"aku juga ga sudi bawa pulang baju yang sudah 'kotor', di cuci juga bakalan tetap membekas" lanjutnya.

"oh... Oke lah kalo gitu" aku kembali fokus ke depan.

"kamu gapapa?"

Aku melirik Leo "apanya?"

"itu lohh...kamu ga takut gitu?" Ia tersenyum miris.

Aku mendengus "ga"

"serius?"

"iya"

"yakin?"

"iyaa"

"yaudah"

"hm"

Tiba-tiba Leo menggenggam tangan ku lalu dimasukannya kedalam saku jubahnya.

Aku memberontak melepaskan tangan ku "apaan si! Lepas ga?!"

Bukannya di lepas, Genggamannya malah menjadi semakin kuat.

"apanya yang gapapa? Tangan udah kayak es batu gini dibilang gapapa?"

Aku mendengus kesal "minta di gampar?"

Dia menatapku "nope, dari tadi kamu udah takut kan? Kaum kami bisa mendeteksinya"

Aku mengalihkan pandangan ku ke samping "iya tau,cuma lupa aja kalo kaum mu bisa gitu sangking takut nya"

Ia terkekeh lagi "iya-iya,tangannya gini aja ya biar hangat" katanya.

Kaum Elf memang spesial. Di ciptakan dengan kecerdasan yang luarbiasa, ketampanan dan kecantikan setara dewa dewi, lalu dilengkapi dengan keahliannya masing-masing. Salah satunya adalah mendeteksi kenyamanan seseorang yang berada disekitarnya.

Aku lebih tenang dari yang sebelumnya,tak terlalu resah atau khawatir.Genggaman Leo mengantarkan kehangatan yang membuat ku lumayan nyaman.
.
.
.
Kami sudah sampai di sel Rogue yang menyerang ku 2 hari yang lalu. Sel ini berada dipaling ujung dan hanya dia tawanan disini--kemungkinan tawanan yang lain dipindah ke depan.

Ia duduk dipojok dengan memeluk kakinya dan hanya menggunakan celana jeans pendek.

Kondisinya lebih baik dari terakhir kali kami bertemu. Tak ada luka dan terlihat normal seperti Hewolf biasa.

Aku yakin Wolfnya belum sembuh total karena pengaruh dari sihir black wizard.































~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Masih ada kelanjutannya kok^ω^
Mau siap-siap buka puasa dulu :v

Jangan lupa vote dan komentnya yaww

~• Smart Mate •~  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang