[2.2] Selle Blanche.

1.1K 177 2
                                    

Kana pov.

"hei! Kana!" bisik Layra.

"apa?" jawab ku sambil berbisik.

"aku lelah sekali! Kenapa lorong ini begitu panjang?!" bisik Layra sembari menunjuk-nunjuk kakinya.

"sudah 12 kali kau bertanya seperti itu ra! Dan jangan berbisik! Mereka mendengar mu tau!" jawab ku dengan nada kesal.

"kau juga berbisik bodoh!" tunjuk Layra tepat didepan dahi ku.

"bla bla bla, bahkan nilai ku jauh lebih tinggi diatas mu" kekeh ku sambil menyusun tangan kanan ku yg di bawah dan tangan kiri jauh diatas kepala ku.

Layra mendengus kesal lalu hening menyelimuti kami.

Sudah 10 menit kami berjalan di lorong ini. Lorong ini dihiasi bola yang berisi kupu-kupu putih yang bercahaya di setiap pilar dindingnya. Cantik memang. Tapi hanya sihir. Sihir milik Ibu tentunya.

Aku tak heran dengan orang-orang yang ada didepan ku, mereka Werewolf kan. Berjalan seperti ini tak akan membuat mereka berkeringat, seperti keadaan ku sekarang.

Alpha Erik yang mendengar percakapan kami, memperlambat laju jalannya. Ia menyamakan langkahnya dengan langkah kami.

"lelah, huh?" tanya nya sambil menyunggingkan senyum miringnya.

Aku meliriknya lalu memutar bola mata ku "pengen ngomong kasarkan jadinya. Sayangnya kamu Alpha, apadaya ku yang hanya manusia ini" ujar ku ambil terkekeh.

Aku cukup dekat dengannya. Kalo kami cuma berdua,aku akan memanggilnya dengan namanya. Dan kalo rame-rame gini, ya aku manggilnya Alpha.

Umurnya hanya beda 1 tahun dengan ku, tapi dia selalu memanggil ku dan Layra dengan sebutan 'bocah'. Biar serasa kaka-ade katanya.

"kau terlalu sinis pada ku Kana. Berbsik hati lah dengan kakak mu ini" Erik menepuk-nepuk pundak ku.

"baiklah. 'kakak' " ku balas dengan menepuk-nepuk pundaknya juga.
.
.

"kita sudah sampai" ujar Ayah.

Aku tak bisa melihat bagaimana bentuk pintu itu. Tubuh orang-orang didepan ku ini sangat tinggi dan besar. Kecuali Erik, tingginya hampir sama dengan ku. Hanya beda beberapa senti saja.

Karna aku penasaran, aku keluar barisan kesebelah kanan, Layra mengikuti apa yang aku lalukan. Kecuali Erik, dia diam ditempatnya.

Ibu memegang knop pintu lalu berkomat-kamit membaca mantra. Tak lama pintu itu berubah menjadi ribuan kupu-kupu,terbang kesegala arah seperti menghindari kami.

Tanpa ba bi bu kami langsung masuk kedalam ruangan dibalik pintu ini. Ruangan putih. Kosong.

Pintu yang kami lewati tadi,langsung diserbu kupu-kupu yang memencar ke segala arah. Berbaris dengan rapi,lalu membentuk sebuah pintu. Kalo manusia normal yang melihat ini mungkin mereka udah ngambil Handphone buat poto-poto.

Langkah kami terhenti. Ibu menghampiri aku dan Layra. Membuat yang lain membuat jalan untuk Ibu

"dia ada disana" Ibu menunjuk ruang kosong.

"disana?" Layra menunjuk ruang kosong didepannya untuk memastikan.

"astaga... Ibu lupa, sebentar" ucap ibu sambil menepuk-nepuk jidat nya.

Ibu menggerakan kedua tangan nya. Ruangan itu seperti retak,lalu berubah menjadi kupu-kupu putih yang bercahaya. Kupu-kupu itu beterbangan kesegala arah,lalu hangus menjadi serpihan-serpihan kaca.

Kami berdecak kagum, kami semua.

Tiba-tiba Layra memekik, aku yang berada disebelah nya tersentak kaget. Tapi tidak dengan yang lain.

~• Smart Mate •~  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang