Saga sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan jangan lupa uang SPP nya.
Tapi hari ini Saga tidak membawa gitarnya,ia tak mau melakukan kesalahan lagi sudah cukup.Sarapannya hanya dengan roti yang semalam ia beli dan segelas coffee cukup klasik.
Berangkat dengan selayaknya anak sekolahan.
****
"SAGA ADHITAMA"panggil bu Siska
Saga maju ke depan kelas pasti uang SPP.
"Ayo ikut ibu"kata bu Siska,Saga mengikuti bu Siska sampai keruang guru.
"Kamu tau ibu memanggil kamu untuk apa"tanya Bu siska
"Uang SPP kan"tebak Saga
"Iya"
Saga menyodorkan uang nya
"Tinggal setahun lagi"kata Saga
"Iya,oke"bu Siska menghitung uang itu
"Kamu boleh keluar"
"Makasih bu"ucap Saga dan berlalu pergi
Saga kembali ke kelasnya ia harus mengerjakan soal matematika.
****
"Saga lo mau ngga ngajarin gue gitar"pinta Disa.
Disa menyukai Saga sudah lama bahkan ketika ia masuk sekolah tapi Saga selalu cuek kepadanya.
Padahal Disa cukup populer di sekolahnya ia cantik baik,bahkan anak pemilik sekolah menyukai Disa.
"Maaf Dis gue ngga bisa"tolak Saga,dan melanjutkan makan bakso di kantin sekolahnya.
"Kenapa"tanya Disa kecewa...
Saga tak menjawab Disa,ia hanya menikmati makanannya saja tanpa melirik sedikitpun.
Brakkk
Derren menggebrak meja Saga,tapi Saga tetap tak bergeming ia tetap menikmati makanannya,beda hal nya dengan Disa yang kaget.
Dan menarik perhatian seisi kantin
"Udah lah Dis jangan deket-deket lagi sama dia,dia suaranya terlalu murahan untuk lo ajak bicara"seru Darren,ia menyinggung Saga.
Saga beranjak dari duduknya ia tak mau meladeni Anak manja sepeti Derren,ia tak mau kena masalah
"Woyy mau kemana lo"teriak Derren,ia tersenyum puas
"Lo yang murahan"tukas Disa dan pergi dari sana.
****
Saga memperhatikan guru yang mengajar didepan guru Kimia sedang menerangkan rumus yang membuat kepalanya pecah 2 tahun ia sekolah tapi tak pernah ngerti dengan rumus ini.
Kalo fisika ia bisa tapi kalo Kimia ia menyerah dengan tabel tabelnya, hafalan-hafalannya membuat rambut Saga botak seketika.
Bell pulang berbunyi.....ini waktunya pulang.
Saga mengemasi alat tulisnya kedalam tas
walaupun ia bisa dikatakan anak broken home,tapi sifat Saga yang tenang dan terlihat biasa-biasa saja membuat orang disekitar nya tak mengetahui kehidupan Saga tanpa keluarga, ia selalu menyembunyikan lukanya dengan wajah datar dan sikap tenangnya.
Saga itu seperti air di laut atau air yang di sungai jernih terlihat baik baik saja diluar tapi didalam ia rapuh dan rusak.
Setiap pulang sekolah Disa selalu berceloteh di samping Saga padahal Saga jarang menanggapinya.
"Gue tau lo ngga mau kerja di cafe"kata Disa
"Tapi setidaknya lo ajarin gue gitar Ga,gue mau banget bisa main gitar"
Saga hanya mendengarkan saja tanpa mau menanggapinya.
Tak lama Angkutan umum datang yang menyudahi pembicaraan mereka,bukan tapi hanya Disa yang berbicara sedari tadi.
"Gue duluan Dis"ujar Saga dan naik angkutan.
Disa menatap nanar angkot itu dari kejauhan sampai hilang dari pandangannya,tak sadar sebulir air bening jatuh dari pelupuk matanya,cepat-cepat Disa menghapus nya.
Padahal ia hanya ingin dekat dengan Saga,menurutnya Saga beda dengan anak laki-laki lain.
****
Seperti biasa Saga akan menyanyi di jalanan seperti hari-hari sebelumnya.
Tapi ia mampir dulu ke warung Bude Arum
Sekarang warungnya seperti semula ramai oleh warga
"Wehh Ga berangkat"tanya Robi pemuda dikampung ini.
Saga memainkan satu alisnya
"Biasa,Bude Coffe satu"teriak Saga,ia bergabung di warung dan menyanyi dengan warga.
Kalo dengan warga kampungnya Saga tak menyanyikan lagu klasik ia hanya memainkan gitar mereka lah yang menyanyi.
"Wong tilu rebu,iki .."
"Iki opo ha"
Perbincangan.
"Udahlah Saga pamit,mau ngamen lagi"kata Saga
"Wishh wish hati-hati"ucap laki-laki paruh baya.
"Hati-hati ndok"
"Iya budee,Pamit yah Assalamualaikum"pamit Saga,disinilah keluarganya.
TBC.
Ada sedikit perubahan nama Dhias Larasati diganti Disa Saraswati
Tolong tinggalkan jejak....
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGA(history Classic)
Ficção Adolescente~SAGA ADITHAMA~ Tinggal sendiri, sekitar 10 tahun Ayahnya meninggal ibunya tak tau dimana,kakaknya menigikuti sang Ayah yang artinya meninggal dunia,karena mempunyai penyakit. Tak ada yang menarik dari cerita ini,karena pemeran utamanya terlalu meni...