part 34

7.6K 477 66
                                    


🥀🥀

Celah yang sempit dan gelap sekalipun akan terlihat jika Tuhan menghendakinya.

🥀🥀

"Gus, enggak tau kenapa Al dari tadi rewel terus. Semenjak Gus keluar dia enggak bobo nangis terus," keluh Jingga begitu aku masuk ke ruang perawatan. Wajar saja jika ia kewalahan, namanya juga ibu muda.

Aku mengambil alih Al dengan hati-hati dan membawanya dalam gendonganku. "Mau ya sama Abi? Jangan rewel lagi anak Abi. Kasian uminya pengen istirahat," bujukku seakan Al adalah anak yang sudah mengerti.

"Gus gimana perkembangan penjahat itu? Sudah lapor polisi? Kalau ketemu langsung pengen Ning jambak rambutnya terus Ning cincang tubuhnya," geram Jingga. Aku menatapnya sekilas. Guratan kemarahan terlihat jelas dari wajah pucatnya.

"Innallaha ma'ashabirin. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar. Bersabar atas segala musibah yang menimpa dan kemudian ucapkan, kalu innalilahi wa innailaihi raji'un. Segala sesuatu yang berasal dari Allah akan kembali kepadanya. Oleh karenanya, bersabarlah kamu dalam mengurus keluargamu, mengurus anak-anakmu dan suamimu."

Mulutku terus mengeluarkan kata-kata yang sudah lama tidak aku ucapkan sama sekali.

"Yang terpenting adalah jangan gegabah. Serahkan semuanya pada Gus. Dengan berkat doa dan bantuan Allah insyaallah semuanya akan terungkap," tambahku tak mengalihkan perhatian sedikitpun dari Al. Dia tampak nyaman dalam gendongan Abinya.

"Tapi kalau dia datang lagi gimana Gus?" tanya Jingga terlihat was-was.

"Selama nafsu masih menguasainya. Besar kemungkinan dia akan datang lagi. Jangan khawatir Gus akan selalu menjagamu dan anak kita."

Jingga larut dalam pikirannya sendiri sebelum menjawab. "Bukannya enggak percaya. Ning masih trauma Gus."

Aku menatapnya iba, bagaimana pun naluri seorang ibu sangat peka dan kuat terlebih untuk suami yang berselingkuh. Aishh ....

"Ketakutanmu tak beralasan Ning," ujarku.

Lama dia hanya terdiam memandangku.

"Kenapa Ning?" tanyaku.

Jingga kembali bangun dari tidurnya. "Ning itu beruntung banget bisa nikah sama Gus. Udah perhatian, baik, tampan lagi," pujinya membuatku melengkungkan bibir. Sejak aku menggendong Al ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Belum lagi nyeri bekas operasi. Sesekali aku sempat menangkap ia merintih kesakitan. Jika perempuan tidak lupa, akan sulit mengajaknya untuk punya anak lebih banyak mengingat kondisi Jingga sekarang.

"Enggak seperti si Tae oh," tambahnya membuatku menautkan alis.

"Siapa Tae Oh?" tanyaku ingin tau.

"Ituloh Gus."

"Itu siapa?"

Sedikit-sedikit ngebahas korea. Apa mungkin si Tae Oh ikan lele lebih ganteng daripada aku?

Kemarin bihun, sekarang teh oh. Besok apalagi? Batako?

Aku menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya. "Siapa itu Tae Oh?" tanyaku sekali lagi.

"Yang kemarin viral Gus. Yang selingkuh itu di drama. Kasian banget istrinya dikhianati. Ning liat sebentar habis itu gak mau nonton lagi. Habisnya kesel banget sama yang berbau pelakor."

Oh ... ternyata hanya tokoh di drama. Baguslah, setidaknya ia tak banyak nge-fans lagi sama artis Korea. Kagak baik, beneran.

"Ning, kenapa kalau suami selingkuh cepat sekali ketahuan sama istrinya? Terus si istri ngelabrak sambil jambak-jambakan di tengah jalan. Memangnya enggak malu apa?"

GUS ZAIDAN (Mahabbah cinta Gus) Selesai✓ (Open Pre Order) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang