Jerry's
"Ini kunci mobilnya dan... ikuti aku"
setelah memberikan kunci mobil, bosku pun membuka pintu ruangan VVIP.Aku mengernyit, sejujurnya tidak mengerti. Bos memintaku untuk menyetir, tetapi kenapa ia justru membawaku ke ruangan ini?
Namun setelah pintu terbuka, pertanyaaan tersebut terjawab sudah.
Terlihat seorang wanita yang kondisinya sangat miris. Ia bahkan sudah tidak sadar karena terlalu mabuk.
"Jerry, aku minta tolong padamu, antarkan dia sampai ke apartemennya. Dan... ini alamatnya" dia pun memberikan secarik kertas berisi sebuah alamat padaku.
Aku pun mengangguk, mengiyakan.
Kami berdua mendekati wanita itu, lebih tepatnya untuk mengangkatnya dari sini. Namun ia justru meracau. Membuat kami kewalahan.
"Helen, kenapa sih lo selalu ngusir gue dari sini? Lo tahu kan? Gue nggak mau pulang!" Racaunya, menolak untuk beranjak dari sofa.
Bosku menghela nafas panjang, mungkin sudah jengah melihat tingkah temannya yang mabuk ini.
"Gue tahu! Makanya gue minta tolong ke Jerry buat anterin lo ke apartemen! Lo nggak perlu khawatir" tegasnya.
"Tapi gue masih pengen disini! Apa lo udah nggak mau dengerin gue lagi?" Protesnya tidak terima.
"Bukan gitu... tapi lo juga harus istirahat" suara bos terdengar melembut dan matanya kini menatap perempuan itu sendu. Seolah mengerti apa yang dirasakannya.
"Nggak mau! Gue masih mau disini!" Kukuhnya.
Lagi-lagi bosku menghela nafas. Baru kali ini aku melihat bosku sefrustasi itu.
"Heleeen, gue muak dengan semuanyaaaa!" Wanita itu berniat mengambil botol berisi alkohol namun bosku segera mencegahnya.
"Seraaa, hentikan!" Ia pun mengambil botol itu dan menjauhkannya.
Baru saja wanita itu akan protes, namun tubuhnya sudah tidak kuat lagi. Ia ambruk dan dengan sigap aku menangkapnya.
Wanita ini sudah tidak sadarkan diri.
Terdengar helaan lega dari bosku.
"Ck! Hobi lo selalu bikin gue susah aja!" Decaknya kemudian beralih menatapku.
"Jerry, antar dia pulang ke alamat tadi. Jaga dia baik-baik ya... karena dia sahabatku. Aku menyuruhmu mengantarnya karena aku mempercayaimu. Aku yakin kamu tidak akan melakukan hal buruk padanya"
Aku mengangguk patuh dan membawa wanita yang dipanggil "Sera" oleh bosku ke dalam mobil.
Setelah mendudukkannya di kursi penumpang, aku pun mengemudikan mobilnya menjauh dari bar.
Ternyata memang benar, apartemen yang dimaksud bosku tidak jauh. Lalu aku membawanya naik ke unit apartemen tempat dimana ia tinggal meski harus melewati tatapan ingin tahu orang yang berlalu lalang.
Setelah sampai di depan unitnya, aku baru saja ingat. Bagaimana aku bisa membawanya masuk jika aku tidak mengetahui password nya?
Dan bodohnya lagi aku lupa membawa ponselku.
Lalu bagaimana ini?
Tentu saja aku panik. Bagaimana jika aku dituduh sebagai penculik ataupun penjahat?
Namun di tengah kepanikanku, dapat kudengar wanita itu meracau lagi meski sangat lirih.
"......"
Apa yang dia katakan? Aku bahkan tidak mendengarnya. Karena tidak terlalu jelas, aku pun mendekatkan telingaku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS [Revisi]
Romance[Dalam tahap perbaikan] Aku menjual diriku untuk memenuhi keinginanmu. Lantas bisakah kau merelakanku pergi jika aku sudah tidak kau butuhkan lagi? -2020