19. Kenyataan sebenarnya

738 145 42
                                    

Tarik nafas dulu.
Panjang lagi ini chapter wkwkwk.
Jawabannya ada di chapter ini :)

Vote nya jangan melompat-lompat kek katak ya beb :) cukup katak aja kamu jangan hehe



























Sera terbangun, meski penglihatannya masih berusaha mencari fokus. Yang ia rasakan, kini tubuhnya terbaring di ranjang yang terasa asing. Ia melihat sekeliling, tempat itu dipenuhi nuansa putih dengan bau khas yang tidak ia sukai. Ia berusaha bangun tapi sia-sia, kepalanya terasa berdenyut semakin keras dan seluruh tubuhnya terasa sakit. Terutama di bagian....

Ya Tuhan... dia baru saja ingat kejadian terakhir sebelum ia pingsan. Memang rasa sakitnya telah berkurang, tapi tetap saja masih terasa.

Sera merasakan tangannya sulit digerakkan dan ketika ia menoleh ke samping kanan, ternyata tangannya telah diinfus.

Ah... menstruasi sialan!

Kenapa bisa semengerikan ini? Mungkin karena stress yang membuat hormonnya tidak stabil dan menyebabkan terlambat datang bulan.

Tapi masalahnya, kali ini sangat sakit.

Namun seketika pintu pun terbuka, menunjukkan senyum dari seorang dokter yang baru saja masuk ke dalam ruang inap Sera, diikuti dengan seorang perawat yang bersiap memeriksa kondisinya.

"Syukurlah anda sudah sadar" ucapnya ramah. Membuat Sera sedikit terpaku. Tentu saja karena pria di hadapannya ini bisa dibilang memiliki paras yang tidak biasa. Sangat luar biasa tampan.

"Ah iya dok..." jawab Sera sedikit kikuk karena tatapan dokter yang begitu lekat.

"Sekarang merasa lebih baik?" Sera mengangguk sebagai jawaban. Dan setelahnya, dokter itu pun melakukan tugasnya untuk memeriksa Sera dengan dibantu perawat.

Bingung dengan kondisinya sekarang, Sera pun bertanya karena ia ingin tahu apa yang terjadi padanya.

"Sebenarnya saya kenapa, dok? Terakhir saya melihat darah mengalir di kaki saya. Apa karena menstruasi?"

Dokter itu mengernyit ketika mendengar pertanyaan Sera. Ekspresinya berubah serius.

"Menstruasi?" Tanyanya sedikit terkejut.

"Darah itu, karena menstruasi kan, dok?" Lalu karena apalagi? Hanya itu yang bisa Sera pikirkan sekarang.

Dokter itu menghela nafas panjang. Wajahnya berubah sendu. Seolah ingin memberitahukan kabar buruk padanya.

"Iya, itu memang darah. Tapi bukan darah menstruasi. Itu pendarahan. Kami turut berbela sungkawa dan memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa menyelamatkan janin yang berada di dalam kandungan anda"

Sungguh? Sera hampir saja tertawa mendengar penjelasan dokter. Apakah ia sedang di prank sekarang? Karena jika iya, ia tidak segan menuntutnya. Gurauan ini tidak lucu sama sekali.

"Dokter bercanda, kan? Janin? Apa maksudnya?"

"Anda mengalami keguguran, nyonya... kami sangat menyesal akan hal itu"

Sudah dua kali. Ia tidak salah dengar bukan?

"Bagaimana mungkin..." dan seketika ucapan Sera terhenti. Ia teringat bahwa terakhir kali ia datang bulan sekitar dua bulan lalu. Tepat sebelum dirinya berlibur dengan Jerry. Ia bahkan baru saja selesai menstruasi saat itu. Yang artinya, Sera sedang dalam masa subur.

Tapi bagaimana bisa? Bukankah selama ia dengan Rey... ketika melakukannya saat masa subur pun tidak pernah membuahkan hasil? Bagaimana bisa dengan...?

Ya Tuhan... rasanya bagai dihantam petir tak kasat mata saat Sera menyadarinya.

YOURS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang