Jerry's
Dalam perjalanan pulang, aku masih memikirkan ucapannya.
Mengenai bantuan... haruskah aku mengatakan padanya bahwa aku membutuhkan uang?
Ragu-ragu aku memikirkan hingga akhirnya niat itu kuurungkan setelah berterima kasih atas apa yang ia berikan tadi.
Aku hanya tidak ingin Helen mengira aku memanfaatkan keadaan dan juga kebaikannya.
Namun dalam sekejap mata, realita kembali menyadarkan. Membuatku justru menyesalinya sekarang.
Dimana lagi bisa kudapatkan uang untuk membayar hutangku besok?
Tabunganku masih belum cukup, bahkan jauh dari itu, karena masih sangat kurang. Apalagi dengan bunga yang besarnya masih tidak bisa kunalar.
Aku menghela nafas panjang. Tentu saja ini membuatku frustasi.
Sesampainya di rumah kontrakan, aku berniat untuk langsung masuk ke dalam kamar, tidak ingin menyapa ibu sama sekali.
Ia duduk dengen gelisah menungguku dan kegelisahan itu berubah menjadi kelegaan saat melihatku pulang.
"Kamu sudah makan, nak?" Tanyanya menghampiriku.
Aku hanya diam, tidak ingin menjawab karena takut lepas kendali dan justru mengucapkan sesuatu yang dapat melukai ibu.
Namun apa yang dikatakan setelahnya, menghentikan langkahku.
"Soal hutang itu... kamu tidak perlu khawatir. Ibu akan mengurusnya"
Kenapa harus membahas masalah dalam kondisi seperti ini?
Entah kenapa mendengarnya saja membuat aliran darahku bergejolak. Aku sedang tidak ingin membicarakannya karena aku tidak mau mengingatnya. Hal ini justru membuatku kembali kecewa pada ibu.
"Dengan cara apa? Dengan cara meminjam pada rentenir lain untuk menutup hutang ibu?" Aku berbalik menatapnya tajam, penuh kekecewaan.
"T-tidak... ibu..." suara ibu bergetar.
"Ibu tidak perlu khawatir. Aku yang akan membereskannya" dan aku pun segera menutup pintu kamar, meninggalkan ibu yang kini terisak.
Bukannya aku ingin bersikap kasar, aku hanya tidak ingin semakin menyakitinya.
Melihat ibuku seperti ini, tentu menyiksa batinku.
Seharian ini bahkan aku tidak ingin keluar kamar, enggan kemana-mana. Hanya berbaring menatap langit-langit dan memikirkan solusi yang bisa kuterapkan.
Namun lagi-lagi, jalan keluar yang bisa kupikirkan hanya satu.
Helen.
Haruskah aku meminta bantuan padanya?
Tidak mudah memang mengatakannya, tapi harus kulakukan. Karena aku tidak punya pilihan lain.
Meski begitu, perasaan ragu pun terus menggerogotiku.
Benarkah dengan keputusan yang akan kuambil?
Setelah mencoba melawan pergolakan batin. Akhirnya sudah kuputuskan. Aku akan membicarakan hal ini pada Helen dan meminta bantuan padanya, jika aku ingin semua berakhir dan kembali seperti semula.
Akan kubayar dengan apapun, bahkan jika aku harus bekerja di bar nya selama hidupku demi melunasi uang pinjaman itu... aku rela...
***
Jerry's
Aku berjalan keluar kamar. Melihat suasana di rumah sangatlah lengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS [Revisi]
Romance[Dalam tahap perbaikan] Aku menjual diriku untuk memenuhi keinginanmu. Lantas bisakah kau merelakanku pergi jika aku sudah tidak kau butuhkan lagi? -2020