Jerry's
Sial!
Bagaimana bisa aku kembali memikirkan Sera setelah kejadian malam itu? Memikirkan tubuhnya yang berada di bawahku dengan desahan dan erangan yang membuatku semakin gila karenanya. Padahal aku sudah berusaha untuk melupakan.
Bahkan saat ini, di saat aku sedang melakukan pendaftaran ulang kuliah, membuatku tak bisa menepis pikiranku terhadapnya. Pikiran kotor.
Harus kuakui, itu yang pertama, dan akan selalu membekas. Meski aku tahu, Sera juga sedang berusaha menghindariku. Dan itu membuatku hampir gila setiap harinya.
Sera... Sera... dan Sera...
Akhir-akhir ini pikiranku selalu terisi olehnya. Membuatku hilang fokus saat memikirkannya. Hingga tanpa sadar, aku bahkan menabrak seseorang tanpa sengaja.
"Ah, maaf" ucapku padanya, merasa menyesal.
"Aku yang minta maaf, tadi nggak lihat ada kamu"
Gadis di hadapanku tersenyum, senyum yang begitu indah seperti malaikat. Tidak seperti Sera, sangat berkebalikan.
Kenapa pula aku membandingkannya dengan Sera? Lagi-lagi Sera selalu saja melintas di pikiranku bahkan tanpa permisi.
"Kamu mahasiswa baru juga?" Tanyanya dengan suara yang begitu lemah lembut.
Aku hanya mengangguk, sedikit merasa kikuk harus menjawab apa.
"Kamu di jurusan apa? Aku Manajemen"
Kebetulan sekali, ternyata dia satu jurusan denganku.
"Sama, aku juga..."
Lagi-lagi gadis itu tersenyum, membuatku kembali salah tingkah.
"Senang bertemu denganmu! Semoga kita bisa berteman baik! Ah sayang sekali, next time kita harus ngobrol lebih lama. Maaf aku harus pulang karena jemputanku udah datang" pamitnya kemudian melenggang pergi.
Masih menatap kepergian gadis itu. Senyumnya begitu membekas, terlihat sangat ceria. Seperti tidak ada beban hidup. Membuatku merasa iri.
Meski sekarang aku hidup berkecukupan tanpa harus susah payah bekerja seperti dulu. Tapi itu semua karena blackcard milik Sera. Dan karena itulah, aku tidak pernah sembarangan saat memakainya. Kugunakan untuk keperluan kuliahku saja. Selebihnya, aku masih memiliki tabungan meski tidak banyak.
Lalu bagaimana dengan ibu? Sera ternyata setiap bulan rutin mengirimkan uang padanya atas namaku. Aku sudah seringkali menolak, tapi tetap saja ia menghiraukannya. Wanita itu bilang, ibuku juga menjadi tanggung jawabnya.
Yang menjadi masalah, sejak kapan kami sepakat mengenai hal itu? Ia memang selalu bertindak sesukanya sendiri.
Mungkin terkesan munafik, karena aku juga tidak bisa melakukan apapun untuk menolaknya. Lagi-lagi posisiku di sini serba salah. Aku pun sudah jengah. Dia selalu menemukan cara untuk membaliknya.
Jadi yasudah. Terserah, dia mau melakukan apa. Aku juga sudah lelah membantah.
Mengingat kembali gadis tadi, rupanya aku lupa menanyakan siapa namanya. Seperti katanya, siapa tahu kami bisa berteman selama menjalani kuliah di sini.
Ya, semoga saja kami segera bertemu kembali.
***
Sera's
Haruskah aku pulang? Dan bertemu dengan Jerry lagi setelah malam itu? Ya Tuhan... entah kenapa rasanya begitu malu! Bahkan aku harus menginap di rumah Helen beberapa hari ini untuk menghindarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURS [Revisi]
Romance[Dalam tahap perbaikan] Aku menjual diriku untuk memenuhi keinginanmu. Lantas bisakah kau merelakanku pergi jika aku sudah tidak kau butuhkan lagi? -2020