PERUSAHAAN
Begitu tiba di perusahaannya,Bilal pun langsung turun dari mobil,dan menyerahkan kunci mobil kepada satpam,setelah itu,Bilal pun bergegas untuk meuju ruangannya dimana seseorang telah menunggunya.
Ting!!
Terdengar pintu lift terbuka,kemudian Bilal pun masuk ke lift khusus CEO.setelah itu,dia memencet tombol khusus yang langsung membawanya ke ruangannya.
Ting!!
Terdengar lagi suara tanda pintu lift terbuka,dan kemudian Bilal langsung keluar,dan begitu keluar dari lift dirinya disambut dengan hormat oleh Asisten dan para asistennya,yang disambutnya seperti biasa.
Tidak lama kemudian,begitu dia sampai didepan ruangannya dia pun membuka pintunya dan masuk kedalam.
"Selamat pagi Pak"ucap seseorang sedari tadi sudah menunggunya,sembari melihat Bilal yang sedang menuju kursinya.
"Selamat pagi!..Apakah kamu sudah mendapatkan informasi yang saya minta semalam??".tanya Bilal langsung,sebelum akhirnya duduk dikursi kerjanya.
"Saya sudah mendapatkannya Pak...Tapi..."jawab orang itu dengan ragu ragu,takut kalau kalau dia akan menyinggung perasaan Bos nya.
"Tapi apa Bram?!"tanya Bilal dengan suara yang dalam dan mengintimidasi,walaupun sebenaranya perasaannya tidak enak tentang apa yang akan diperolehnya,tapi dia tidak ingin Bram tahu rasa takutnya.
"informasi yang saya peroleh...mungkin,Bapak tidak akan suka dengan hasilnya".jawab Bram dengan tegang.
"Berikan pada Saya".pinta Bilal pada Bram dengan datar,sembari mengulurkan tangannya kedepan,dan menerima berkas itu,setelah itu Bilal pun membaca berkas yang ditangannya dengan raut wajah yang tegang,dan juga kening yang mengkerut.
Melihat raut wajah Bilal berubah,Bram tahu ini pertanda tidaklah baik.
"Aa....aapa yang harus kita lakukan Pak??".tanya Bram dengan gugup sembari melihat Bilal yang sudah menutup berkas itu,kemudian Bilal menyandarkan badannya kebelakang,dengan mata yang terpejam dan rahang yang mengeras,serta masih terdengar jelas ditelinga Bram,Bos nya yang tengah menghela napas berulang kali.
Setelah beberapa saat terjadi keheningan,akhirnya Bilal membuka kedua matanya,dan memperbaiki letak duduknya,dengan tatapan yang serius dan tidak setegang tadi.
"Kirim berkas ini kepada Riki Martin segera,dan tunda rapat hari ini hingga 4 jam kedepan...ehm...cari tahu juga kegiatan Orang tua saya...dan juga mertua saya...serta cari waktu yang tepat untuk bisa mempertemukan mereka dengan saya.ingat!!lebih cepat...itu lebih baik!Tidak ada waktunya lagi untuk menunda!".perintah Bilal dengan tegas dan jelas.sembari mengembalikan berkas itu kepada Bram.
"Baik Pak!akan segera saya lakukan.Tapi Pak,bagaimana dengan Pak FARIZ??".pertanyaan Bram seolah menghantam Bilal dan menyadarkannya bahwa masalah terbesar sekarang ini adalah Fariz.
"Saya akan menangani hal itu nanti.ingat Bram..apapun yang kita bicarakan hari ini,jangan sampai siapapun mengetahuinya".jawab Bilal dengan tegas.
"Baik Pak!Saya mengerti!".balas Bram.
"Baiklah...kamu boleh pergi".lanjut Bilal lagi,semberi sesekali memijit pangkal hidungnya.
"Permisi Pak...."ijin Bram sebelum akhirnya meninggalkan ruangan Bos nya yang hanya dibalas anggukan oleh Bilal.
Setelah Bram pergi,Bilal pun langsung mengambil ponselnya dan mendial nomor seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air Mata Cinta Zahra
RandomHidupku yang selalu dipenuhi dengan Warna,ada canda dan juga tawa. dalam sekejap menghilang ditelan oleh kebenaran Kebersamaan,Kasih Sayang,Kepercayaan,yang terjalin dalam sebuah hubungan yang ku sebut sebagai "KELUARGA" Yah..."KELUARGA" mungkin han...