Ujian

1.7K 87 12
                                    

Dua hari telah berlalu sejak kejadian dihari itu,namun keadaan tak kunjung ada perubahan,malahan suasana diantara Zahra dan Ibu mertuanya pun menjadi cangggung.dan selama dua hari ini juga,zahra telah berusaha untuk melakukan yang terbaik,agar hubungannya dengan Ibu mertuanya menjadi kembali hangat,misalnya seperti kemaren disaat tidak ada siapapun dirumah kecuali Zahra,ibu mertuanya dan juga si Bibi.

"Ma,bolehkan luangkan waktu untuk Zahra,ada yang ingin Zahra bicarakan".ucap Zahra kala pagi itu,diruang tamu,kepada Ibu mertuanya.

"Tapi Mama tidak ingin mendengar apapun lagi dari kamu!dan mulai hari ini,apapun yang ingin kalian lakukan,maka lakukanlah,karna mama tidak ingin terlibat lagi".jawab  sang mama mertua dengan ketus,lalu setelah itu pergi meninggalkan Zahra yang duduk sendirian di sofa ruang tamu.

Lalu,pernah satu kali,ketika siang,waktu itu terjadi.

"Mari Ma,kita makan siang bersama,kebetulan Zahra memasak makanan kesukaan Mama,dan hari ini,Mas Bilal dan Papa,juga gak bisa pulang untuk makan siang".tutur Zahra panjang lebar,sembari menarik satu lagi kursi untuk Ibu Mertuanya,namun,bukannya duduk,ibu mertuanya malah berkata,"Bibi...."teriaknya,lalu kemudian si Bibi pun datang,.."Iya Bu".saut si Bibi sembari berjalan dengan tergesa gesa menghampiri Mama Bilal."Nanti,kalau suami saya pulang,dan mencari saya,tolong katakan,kalo saya akan ada urusan diluar,dan mungkin akan pulang,agak telat".lanjut mama mertua Zahra sembari melangkah meninggalkan Zahra sendirian lagi duduk dimeja makan,namun lagi lagi,Zahra hanya bisa bersabar.

Dan pagi ini pun,seperti itu,ketika Zahra mengantar Sarapan untuk mama mertuanya,lagi lagi,Zahra mendapatkan penolakan.

"Ma,ini sarapan untuk Mama,aku buatkan Mama nasi goreng ijo kesukaan mama".ucap Zahra sembari memegang nampan yang berisi satu piring nasi goreng,dan satu gelas air putih.

"Letakkan aja dimeja itu,dan silahkan keluar".balas mama,masih dengan ketus.

Setelah itu,Zahra pun keluar dan memilih kembali kekamarnya,dan setelah beberapa saat,setelah Zahra selesai membersihkan diri,dia pun memutuskan untuk kedapur,dan berpikir,ingin membantu pekerjaan si Bibi,namun,begitu dia tiba diujung tangga,Zahra pun melihat si Bibi membawa nampan yang masih berisi sarapan yang diantar olehnya kekamar Ibu mertuanya tadi.

"Bi,kok dibawak lagi sarapannya??".tanya Zahra penasaran kepada si Bibi,sembari melihat kearah kamar mertuanya.

"Ibu ndak mau memakannya Non,kata ibu,ibu sarapannya diluar,bareng teman temannya".jawab si Bibi sekenanya sembari melihat kearah Zahra melihat.

"Oh ya Non,Ibu juga udah pergi satu jam yang lalu,kalo begitu,Bibi permisi dulu ya Non".lanjut si Bibi yang dianggukkan oleh Zahra,lalu kemudian,Bibi pun melangkah menuju dapur.setelah itu,Zahra pun memilih kembali lagi kekamar,dengan hati yang pilu,dia berjalan perlahan demi perlahan.

"Apa yang harus aku lakukan Ya Allah..sampai sekarang,Mama masih belum bisa memaafkan ku".batin zahra dengan airmata yang menetes.

Drrrt....

Drrrt...

Drrrt...

Terdengar suara getaran Ponsel milik Zahra,kemudian,Zahra pun mengangkat ponsel itu,lalu menerima panggilan,tanpa melihat namanya.

📞 "Assallamuallaikum Ara".

📞 begitu mendengar suara Bilal,Zahra pun dengan cepat menghapus airmatanya,dan bersikap seperti biasa.

📞 "Halo....Assallamuallaikum Ara..."

📞 "Wa'allaikumsalam Mas...maaf ya Mas,tadi ada sedikit urusan dengan Bibi,jadi gak fokus sama panggilan dari Mas".

Air Mata Cinta ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang