Sam melemparkan handphone nya
"Ko kamu banting gitusih?"
"Gapenting, yang penting itu kamu"
Tiara terdiam sejenak
"Yaudah Sam, aku gaakan larang kamu. Maaf aku posesif, aku cuma gamau kehilangan kamu aja"
"Iya Ra, aku ngerti ko. Jangan marah lagi ya?"
"Iya sam. Boleh aku bales pesannya Ziva?"
Sam mengangguk
Tiara membalas pesan dari Ziva
Sam: Ada apa?
Ziva: Hari ini nyokap gue nikah sama lelaki itu, lo bisa kesini?
Tiara menautkan alisnya
"Sam, mamanya Ziva nikah lagi? " tanya Tiara
"Iya Ra, jadi kemaren dia itu curhat. Pasti kamu bingung ya kenapa curhatnya ke aku? Aku juga bingung , tapi kata dia kalo curhat ke perempuan itu takutnya nyebar karna kalo perempuan kan biasanya gitu" balas Sam
"Yaampun segitu gapercayanya sama aku dan Keisya. Kalo menurut aku, dia suka sama kamu. Kalo gasuka gamungkin sampe segininya"
"Persetan lah ra aku cuma mau sama kamu gamau sama yang lain. Garagara dia kamu sama aku jadi marahan terus"
Tiara tersenyum
"Syukur kamu jaga hati buat aku, eh ini jawab apa? Dia ngasih tau kalo mamanya nikah. Kita dateng yu?"
"Iya ra ayo, tapi bilang aku kesana nya sama kamu. Oh iya dari awal sebenernya aku ga pengen respon dia, cuma kayanya masalah serius dan ternyata bener Ra, mama nya mau nikah lagi"
Dalam hati Tiara berkata
"Sam belum tau aja kalo aku lebih kasian, justru Ziva lebih beruntung karena bakal dapet ayah baru. Tapi aku? Aku malah ditinggal sama Ayah"
Sam: gue kesana, ini sm Tiara
Ziva: Oh lo lagi sama Tiara, pasti lo udah ceritain sama Tiara ya? Gue kira lo orang yang tepat buat gue cerita
Seperti ada yang menusuk, Tiara membiarkan pesan terakhir dari Ziva
.
.
.Sesampainya dirumah Ziva
"Eh kalian udah sampe.. Ra sorry ya gue ga cerita sama lo" ucap Ziva
"It's okay, mungkin ga semua hal bisa lo ceritain ke gue tapi bisa ke Sam" balas Tiara dengan penuh penekanan
"Iya ra.. Eh masuk yu, calon bokap gue udah dateng"
Tiara dan Sam membalikan badan, betapa kagetnya mereka melihat Richard dan rekan-rekannya datang membawa seserahan
"Om Ri..chard.." Ucap Sam terbata-bata
Seperti disambar petir hati Tiara begitu pedih melihatnya. Ia menitikan air mata, Sam yang menyadarinya langsung memeluk Tiara dengan erat
"Ayah.. " ucap Tiara
Richard tertegun, bagaimana bisa Tiara ada dihari pernikahannya dengan wanita barunya
"Kenapa kamu disini? "
"Ayah.. Tiara mohon jangan nikah lagi. Kasian mama ayah"
"Sudah ayah bilang berapa kali, kamu tidak usah mencampuri urusan ayah! Mending kamu pergi dari sini" ucap Richard
Ziva membulatkan mata, ia tidak menyangka laki-laki yang akan menikah dengan mama nya adalah Ayah Tiara
"yah.. Tiara mohon, Tiara ga sanggup liat mama sedih terus. Tiara sama Mama kurang apa ?"
"Ayah tetap akan melanjutkan pernikahan ini, kalau kamu ga sanggup melihatnya silahkan pergi!" bentak Richard
Richard dan rekan-rekannya melangkah memasuki rumah Ziva. Melihat itu Ziva sangat merasa iba pada Tiara
"Ra.. Gue gatau kalo calon nyokap gue itu ayah lo"
Tiara tidak mengubris ucapan Ziva, ia terus menangis
"Ra, gue minta maaf pernah berpikir buat rebut Sam dari Lo. Gue pikir hidup lo sempurna, lo bahagia, banyak yang sayang sama lo. Tapi ternyata.. lo itu rapuh, lo tutupin itu semua dengan keceriaan lo. Sumpah ra gue nyesel jadi temen ga guna banget" ucap Ziva
Mendengar ucapan Ziva itu, Sam teringat perkataan Kalin "Tiara itu rapuh". Sam baru menyadari bahwa ia rapuh karena tidak mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya.
Sam menyesal, bagaimana bisa Sam selalu menyempatkan waktu untuk keluh kesah Ziva sedangkan pasangannya sendiri menanggung beban yang sama, bahkan lebih.
"Ziv mending lo masuk, acara mau dimulai. Gue mau nenangin Tiara"
Zivapun mengangguk lalu pergi
Tiara masih diam terpaku mencoba memahami semua yang terjadi, ia muak.. muak harus bersabar. Tatapan kesedihannya kini berubah jadi tajam, seolah berapi-api nafas tiara Tidak beraturan
"Sayang, tenangin diri kamu. kita pergi dari sini" ucap Sam
"AKU BENCI AYAH!"
Tiara lalu berlari, entah akan kemana ia akan pergi yang jelas ia ingin menenangkan pikirannya
Pikiran Tiara sungguh kacau, sangat kacau
"TIARA AWAAASS!!!"
BUGHH!
.
.
.^^^
Tbc
Thanks for reading!
Lanjut siang ya!! Jangan lupa Vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengharap Rasa [END]
Teen Fiction"Kalau berani jatuh cinta, ya harus siap patah hati" - Tiara