Azan maghrib sebentar lagi terdengar, Angga menatap lapangan basket dengan tatapan kosong. Di hatinya tersimpan kesedihan yang kian mendalam. Sebulan lalu sebelum pertandingan dan Fajar mengenal Bunga. Lapangan ini, Di tempat ini. Dia terlibat pembicaraan serius dengan Fajar.
"Jar, Kapan kamu mau berhenti dan berubah? Kasihan perempuan- perempuan yang kamu taklukkan, lalu kamu tinggalkan begitu saja"
"Enggak banyak, kok Ngga. Kamu jangan lebay, lagian semuanya dilakukan atas dasar suka sama suka"
"Ya, Tapi semuanya karena termakan modus hebatmu, Dan kalau gak berubah korban nya terus bertambah."
"Fajar menatap sahabatnya dan bertanya. "Kenapa kamu enggak pernah bosan nasihatin dan ngajak aku hijrah, Ngga?"
"Karena aku pengin kamu juga ngerasain perasaan damai yang aku rasain sekarang, Fajar terdiam mendengar jawabannya Angga"
"Aku enggak pengin melihat sahabat sendiri menzalimi orang lain" kata Angga
"Apa yang harus aku lakuin, Ngga?
Bagiku ini enggak mudah" kata Fajar
Angga menoleh ke arah Fajar, Lalu menjawab, "Niat dan kesungguhan untuk berubah, cukup dua hal itu"Fajae terdiam sejenak, Kemudian menghela nafas
"Aku pikir- pikir dulu" jawab Fajar. Obrolan sebulan lalu itu membekas dalam diri Angga, Tapi hari ini dia melihat sahabatnya sedang melakukan nya lagi.
Sesuatu yang sudah menjadi formula baku dengan akhir yang bisa di tebak
" Ya Allah, Bisakah aku mencegah nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Merindukan Surga-mu
Short StorySeorang hamba Allah sangat berharap dia bisa menjemput Cinta nya Allah dan Mendapatkan pertaubatan yang Agung