Pertemuan Pertama

93 8 6
                                    

"Kamu ini gimana sih, gak guna banget jadi anak," bentak perempuan paruh baya itu pada seseorang yang sudah dari tadi menahan tangis.

~~~~

Haah! Aku langsung melempar tubuhku ke atas kasur. Aku menangis sejadinya karena sudah tidak kuat lagi menahan semua amarah dari mama tiriku. Ya, dia Radell, istri baru papaku setelah mama kandungku meninggal dunia.

Aku sesegera mungkin membuka ponselku, kunyalakan dan langsung kubuka aplikasi favoritku akhir-akhir ini. Aku mulai mengetikan sesuatu disana diikuti sedikit tangisan.

Tak lama ponselku bergetar, ada notifikasi muncul disana

angkasa14
Lo harus semangat Nat! Lo gak boleh nunjukin kalau lo lemah di depan orang-orang yang jahatin lo. Hapus air mata lo, banyak orang yang dukung lo di luar sana.
Termasuk gue..

Ahh, aku sangat lega ketika membaca tulisan itu. Angkasa memang jago membuat suasana hatiku kembali tenang.

Perkenalkan, aku Natasya Bintang Permata, sekolah di SMA Gemilang, dan sekarang menduduki bangku kelas X.
Yang tadi itu Angkasa, aku mengenalnya semenjak aku kelas 9 SMP, berawal dari respon dia memberikan dukungan di blog yang aku tulis. Ya, aku sering membuat tulisan di blog pribadiku, semacam curhat. Dan Angkasa selalu mendukungku.
Aku sangat senang mengenal Angkasa, dia bijak dan perhatian. Aku ingin sekali berteman dengan Angkasa di dunia nyata. Meski aku tidak tahu seperti apa wajahnya, apa dia laki-laki sungguhan atau perempuan yang menggunakan identitas palsu. Ah, aku menyukai Angkasa lebih dari apapun. Aku bersyukur bisa kenal Angkasa.

~~~~

Hari ini hari Senin, dan sialnya aku terlambat bangun tadi pagi. Alhasil sekarang disini aku berdiri, di lapang sekolah!

Bu Tuti, guru kesiswaan SMA Gemilang terus memberi kultumnya dari tadi. Tidak sedikit anak-anak yang sudah banjir peluh menahan panas.

"Bu udah dong bu," kata seseorang yang terlihat seperti senior.
"Abian Putra! Kamu ini ya, gak ada kapok-kapoknya dateng telat, kamu juga Mario!" jawab bu Tuti tambah mengomel.

Setengah jam kemudian, siswa terlambat sudah diperbolehkan kembali ke kelas masing-masing. Aku berjalan secepatnya karena takut tertinggal pelajaran.

Saat diperjalanan, terdengar panggilan dari seseorang
"Hey itu yang cewek, resletingnya kebuka cantiik," kata kakak kelasku yang kuketahui bernama Abian itu.
Aku langsung menoleh, dan menjawab sembari menggelengkan kepala, "Enggak kok kak, enggak kebuka," jawabku polos pada kakak kelas itu
"Emang kamu cantik?" jawab si kakak kelas sambil tertawa tanpa dosanya.
Aku terdiam malu, lalu aku memutuskan untuk berjalan secepat mungkin.
"Dek, maafin temen gue ya," terdengar teriakan lagi dari seseorang, tapi aku tak menghiraukannya. Ah sudahlah

~~~~

Waktu istirahat tiba, aku dan teman-temanku memilih untuk mengisi perut ke kantin.
"Sof antri siomay sana," ucap Rachella kepada Sofie.
"Dasar males, tapi yaudah," Sofie mau tidak mau pasrah
"Nat lo mau pesen apa?" tanya Rachell
"Samain aja, minumnya es jeruk," jawabku.
Sofie langsung bergegas mengantri.

Ah iya, kuperkenalkan teman-temanku. Sofie Putri Dirgantara dan Rachella Nazla Huwaiz. Mereka itu, manusia barbar dan slengean, haha. Tapi tak terbantahkan bahwa aku sayang mereka.

~~~~

"Sofie mana?" Ucap seseorang yang baru datang ke meja tempatku dan Rachell duduk.
"Lagi antri siomay kak," jawab Rachell ke kakak kandung Sofie itu. Ya, Sofie punya kakak bernama Kaisar Putra Dirgantara, dia kakak kelasku.
"Oh yaudah," jawab Kaisar sembari duduk dikursi kosong dekat mejaku.

My Anonym BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang