Malam Itu

24 5 8
                                    

Gue ngalah aja supaya lo seneng
-Abian

~~~~

Aku dan Mama Abian, tante Diana mulai memasak makan malam. Sedangkan Abian yang berjanji menemaniku sedang tertidur di kamarnya. Tapi lebih baik begini, daripada aku terus diganggu dan perasaanku naik turun seperti tadi.

"Natasya udah izin kan sama Mama Papa?"
"Udah tante." Jawabku sembari memotong kentang yang akan dibuat balado itu.
"Oh iya deh syukur. Ngomong-ngomong, Natasya sama Abian udah lama pacarannya?" ucap Mama Abian sambil terkekeh.

Aku kebingungan, harus kujawab apa pertanyaan itu?

"Baru 2 minggu tante, hehe." jawabku berbohong.
"Ah, ini semua karena Abian! Maaf tante." sesalku dalam hati

Mama Abian tersenyum dan mengangguk, lalu ia ber do'a semoga hubungan kami awet
"Semoga Natasya sama Abian pacarannya langgeng. Tante pengen banget punya anak perempuan yang cantik dan baik kaya Natasya."
Aku tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

Selama memasak, yang paling banyak berbicara adalah Mama Abian, aku masih sedikit canggung. Ia bercerita banyak tentang Abian dan masa kecilnya. Tentang cita-cita Abian yang ingin menjadi bajak laut saat usianya 5 tahun. Itu refleks membuatku tertawa.

Bau harum memenuhi dapur, kami sudah selesai memasak untuk makan malam.

"Natasya bisa tolong bangunin Abian? Ajakin turun buat makan malem"
"Oh, iya bisa tante."
"Kamar Abian di atas, yang pintunya putih."
Aku mengangguk mengerti
"Yaudah tante aku ke atas dulu."
"Iya."

Aku berjalan menaiki tangga satu persatu, rumah Abian ini cukup besar, huft!

Aku sampai di depan pintu kamar Abian. Di sana tertulis "Welcome to my room, this is place for fuckin*."

Apa Abian gak kena marah seenaknya menempelkan stiker seperti itu?
Ah, sudahlah.

Aku mengetuk pintu, tapi tidak terdengar jawaban dari dalam.
Apa aku boleh masuk? Ah, inikan perintah Mama Abian sendiri

Aku membuka gagang pintu itu, lalu perlahan berjalan masuk ke dalam.

Tidak ada siapa-siapa disini, lalu kemana Abian?

"Nat." terdengar suara berat dari arah kamar mandi.
Aku menoleh, dan mendapati Abian hanya memakai handuk saja, aku terkejut
"Kak! Pake baju iih!"
"Gue kan habis mandi."
"Yaudah pake bajunya cepet!"

Abian berjalan melangkah kearahku, aku bisa melihat perut six pack nya, aku hanya meneguk ludah, dan cepat-cepat menutup mata.

Abian semakin dekat ke arahku
"Kakak mau ngapain?! Jangan macem-macem ya kak!"
"Lemari baju gue ada di belakang lo, Natasya." ucap Abian sambil tertawa.
Pipiku memerah karena malu, lalu aku cepat-cepat berjalan keluar menuju pintu
"Yaudah pokonya kakak cepet turun." ucapku saat sudah berada di luar kamar Abian

~~~~

Makan malam berlangsung dengan hening, sesekali Abian dan tante Diana mengajakku mengobrol.
Papa Abian belum pulang, jadi hanya kami bertiga yang duduk disini.

Aku masih sedikit malu tentang kejadian tadi, jadi aku tidak terlalu banyak berbincang dengan Abian.

Saat makan malam selesai, aku memutuskan untuk pamit pulang.

My Anonym BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang