Kamu

27 6 4
                                    

Kan lo berangkat sama gue, ya pulang juga harus sama gue lah.
-Abian

~~~~

Aku sudah di Sekolah sejak tadi. Tumben sekali Rachell dan Sofie belum datang. Oh iya, tentang rencanaku mengunjungi rumah Abian sepulang Sekolah, aku sudah diberi izin oleh Papa. Aku sedikit gugup, memikirkan aku harus berperilaku seperti apa di depan Mamanya Abian. Ah, tapi Abian bilang santai aja, yasudah.

Sudah 15 menit berlalu aku menunggu Rachell dan Sofie datang, tapi mereka tak kunjung menunjukan batang hidungnya.

Aku memutuskan untuk ke kantin, membeli cemilan untuk ku makan diam-diam ketika guru menjelaskan pelajaran di depan, ah ini jangan ditiru.

Aku bangkit dari kursiku, berjalan keluar dan melihat keadaan Sekolah mulai ramai. Kantin terletak di lantai 1, dan kelasku berada di lantai 3, sungguh niat aku.

Aku berjalan sendirian menuju kantin, terkadang ada beberapa orang yang menyapa dan tersenyum padaku.

"Nat."
Aku menoleh, dan mendapati Abian disana. Aku heran, kenapa dia ada dimana-mana. Aku juga mulai menyadari, kalau beberapa hari terakhir aku memang selalu bersama Abian, ajaib.
"Ada apa kak?"
"Inget kan ada janji apa sama gue?"
"Inget kak, semalem kan kakak chat aku."
"Oh iya ya. Lo udah ijin sama ortu?"
"Udah, Papa bilang boleh."

Abian hanya mengangguk, sampai akhirnya
"Nat."
"Apalagi sih kak, aku mau ke kantin niih."
"Kalau nanti gue minta ijin buat pacarin lo, Papa lo bakal ngebolehin juga nggak?"
"Gak. Udah ah males, aku buru-buru," ucapku jengkel dengan perkataan Abian

Aku berjalan meninggalkan Abian, tapi Abian mengikutiku.
"Kakak ngikutin aku ya?"
"Iya."
"Ngapain sih kak," jawabku sambil mempercepat langkah
"Jagain lo."
"Aku udah gede, lagian kakak gak usah repot-repot mau jagain aku, sekarang kak Clara gak pernah keliatan lagi kok."
"Bukan mau jagain dari Clara kok."
"Trus."
"Supaya gak ada yang modus ke lo Nat."
"Trus kakak sendiri ngapain kalau bukan modus?!" ucapku emosi

Sembari berjalan Abian nampak berpikir.
"Yaudah, biar gak dikata modus, lo jadi pacar gue," ucap Abian enteng sekali
"Ngaco. Udah sana, udah nyampe kantin ini kan." Ucapku ketika kami telah sampai di kantin.

Aku meninggalkan Abian, membeli beberapa jajanan kecil. Mang Beben sepertinya belum datang, terlihat dari gerobaknya yang masih kosong.

Aku sudah selesai membeli beberapa makanan, lalu bergegas keluar kantin yang pagi-pagi sudah penuh itu.

Aku berjalan keluar, lalu kulihat Abian masih disana.

"Udah?" tanya Abian.
Bukannya menjawab pertanyaan Abian, aku malah mengajukan pertanyaan padanya
"Ngapain masih disini kak?"
"Kan lo berangkat sama gue, ya pulang juga harus sama gue lah."
"Serah lah."
Aku memilih tidak berdebat dengan Abian, itu hanya akan membuatku memiliki mood buruk.

~~~~

Aku sudah sampai kelas, kulihat Rachell dan Sofie juga sudah tiba. Aku menghampiri mereka
"Tumben kalian datang jam segini," ucapku membuka obrolan
"Iya, telat bangun tadi," jawab Rachell
"Sama," ungkap Sofie juga yang ternyata beralasan sama.

"Eh woy! Katanya guru-guru rapat, jadi bu Endah gak akan masuk!" teriak salah satu teman kelasku
"Gosah ngadi-ngadi lo Jarr," jawab Dito kepada Nijar
"Yeh, beneran. Liat nih nanti ada pengumuman dari KM."
Benar saja, KM kelasku, Rizki, datang dan memberi pengumuman bahwa guru-guru sedang rapat, jadi jam pelajaran akan kosong.

Seluruh siswa bersorak gembira, tentu saja aku juga.

"Woy, gibah aja lah udah," ajak Rachell
"Mantepp, mau gibahin apa?"
Aku teringat perkataan Rachell yang menyuruhku untuk bercerita setiap kali ada peristiwa atau masalah apapun, jadi kuputuskan untuk bercerita tentang aku yang akan mengunjungi rumah Abian sepulang Sekolah.

My Anonym BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang