Siapa Yang Tak Luluh?

23 4 4
                                    

Jangan mau kalah sama masalah
-Angkasa

~~~~

Malam ini aku senang. Jadi aku akan membagikan pengalamanku di blog.
Aku cukup berharap Angkasa melihat dan meresponnya, tapi langsung ku tepis pikiran itu karena aku tidak mau kecewa lagi seperti saat itu.

Seperti biasanya, ku tulis kalimat yang cukup panjang disana. Ku tulis dengan rinci pengalaman hari ini.

Aku posting tulisan itu, lalu aku sedikit merenung. Apalagi kalau bukan tentang Angkasa.

Apa Angkasa benar-benar ada di dunia ini? Apa Angkasa benar seorang laki-laki seperti yang aku khayalkan selama ini? Kalau dia hanya semu semata, lantas aku harus bagaimana?

Aku terlanjur berharap padanya, aku ingin Angkasa. Aku terlanjur jatuh, dan terlalu jauh untuk kembali.

"Sebenarnya ini salah siapa sih?"
Sudah kuulang pertanyaan itu beribu-ribu kali. Apa aku yang terlalu bawa perasaan? Atau memang Angkasa yang terlalu baik?

Tapi aku ingin egois kali ini. Ya, kupikir ini salah Angkasa.

Perempuan itu makhluk perasa.
Setelah percakapan panjang dan kalimat yang mengandung unsur memberi harapan, siapa yang tidak akan luluh? Siapa yang tidak akan jatuh?

Aku cukup sensitif kalau tentang Angkasa. Terbukti dengan mood ku yang langsung berubah.

Ah iya, daripada aku terus berlarut-larut dalam kesedihan, aku putuskan aku akan mengerjakan tugas saja.

Satu jam berlalu, aku sudah selesai dengan tugasku. Ku cek handphone yang dari tadi aku bisukan, lalu kulihat ada balasan masuk dari blogku. Siapa lagi kalau bukan Angkasa.

angkasa14
Gue ikut seneng kalau lo seneng.
Inget pesan gue ya, lo pantes bahagia. Jangan mau kalah sama masalah.

Nah kan, siapa yang gak baper kalau disemangati seperti itu?

~~~~

Aku sedang duduk di kantin saat ini. Tentu saja bersama Rachell dan Sofie. Hingga ada satu geng yang sudah lama tak aku lihat mulai datang ke kantin dan menyebabkan keributan.
"Eh kak Clara tumben kesini lagi woy." ucap beberapa siswa sambil berbisik.

Aku memiliki feeling tidak enak tentang ini. Terbukti, kak Clara berjalan ke arahku.

"Lo ya, didiemin malah ngelunjak!" ucap kak Clara tanpa basa basi
"Ngelunjak apa sih kak?" ucapku yang sudah malas meladeni kak Clara
"Kemaren lo ke rumah Abian kan?! Ngaku lo!"
"Iya emang. Terus apa hubungannya sama kakak?"
Suasana kantin mulai ricuh, beberapa orang mulai berbisik tentang keberanianku menghadapi kak Clara.
"Abian itu punya gue! Lo gausah kecentilan!"
"Punya kakak? Tapi Abiannya gak bilang gitu tuh. Lagian kak, hubungan tuh diakui, bukan mengakui." jawabku yang spontan membuat kak Clara emosi
"Lo tuh ya! Masih kelas sepuluh udah berani ngelawan!"
"Ya kakak ngomong aku jawab lah."
Kak Clara nampak sangat marah. Ia lalu berjalan dan pergi dari kantin bersama kedua temannya. Syukurlah, dia tidak berani macam-macam, padahal terakhir kali dia menyiramku dengan jus jeruk.

Aku selesai dengan makananku, jadi aku secepatnya kembali ke kelas.

~~~~

Sampai kelas aku duduk. Dan memilih diam. Sampai suara Rachell menyadarkanku
"Nat, ada kak Abian di depan."
"Mau apa dia?"
"Gatau, nyari lo pokoknya."
Sebenarnya aku malas bertemu Abian untuk saat ini. Karena dialah, aku 2 kali kena masalah sama kak Clara.

My Anonym BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang