;09

677 115 6
                                    

saat ini, chaera sedang melamun dengan tangan kanannya yang menopang dagu dan juga tatapan yang kosong.

entah sedang memikirkan apa. tapi, setiap dosen sedang menerangkan materi, pasti itu menjadi kesempatan chaera untuk melamun.


dunia perkuliahan sudah tidak se-bebas saat sma dulu. gak bisa absen se-enaknya. gak bisa ke kantin se-enaknya.

jadi, sulit bagi chaera untuk membiasakan diri di kuliah ini. karena chaera dulunya saat sma sering sekali ke kantin.



karena chaera duduk di dekat jendela, fokus chaera yang tadinya ke pak dosen, kali ini pindah ke jendela.

chaera yang di lantai 2, bisa melihat beberapa mahasiswa bermain basket, futsal dan hanya duduk-duduk saja di taman.

dan chaera terfokus oleh satu anak yang sedang bermain basket dengan lincah.

yaitu, chenle.

dia lagi, Batin chaera.


melihat chenle yang main basket dan punya hubungan baik dengan kakak tingkatnya dulu yang pernah melabrak chenle, membuat hati chaera lega.


syukurlah, Batin chaera lagi.


"chaera!" seru ryujin yang tiba-tiba ada disebelah chaera.

"merusak bengong gue aja sih" protes chaera.

"lagi ngapain—" ucapan ryujin terpotong karena menyadari sesuatu.

"oalah, ngeliatin tuan chenle toh" ledek ryujin.


"apaan sih?" bantah chaera.

"ra, kita di suruh bikin project buat public speaking" jelas minju.
"di apartemen lo aja, gimana? keberatan gak?"

"gak kok" ujar chaera.
"mau kapan?"

"besok aja gimana? kan kebetulan weekend" tanya minju.

"weekend gue mau dipake buat waktu tidur gue" ucap chaera yang malas.

"yah, gimana sih tuan rumah" protes minju.

"boleh-boleh aja sih, asal ada makanan" ujar ryujin.
"kalo gak ada, gue jadi males"

minju sedikit berpikir, mencari cara agar ryujin tetap ikut dan tidak malas.

"aduh, jin. kan apartemen chaera sama chenle cuman beda lantai doang. jadi lo bisa minta makanan ke chenle" ujar minju.
"iya kan, ra?"

"h-hah? kok gue?" tanya chaera yang kebingungan.

"beda lantai doang kan lo sama chenle?" tanya minju sekali lagi.

"t-tau darimana lo?"

"nebak" jawab minju yang bangga karena tebakannya benar.

"wah gila, dukun" gumam chaera.

"oh, demi apa?" tanya ryujin yang semangat.
"oke kalo gitu, gue bakalan minta yang banyak"

"gak usah minta ke dia, biar gue aja yang beliin udah" ucap chaera.

"seriusan?" tanya ryujin.

"iye"

"okey, see u tomorrow" ujar ryujin yang sudah pergi duluan meninggalkan chaera dan minju.


"minju, dukun ya lo?" tanya chaera yang masih tidak percaya.

"hAHAHAH, gak ra" jawab minju.
"masa lo dikasih apartemen, chenlenya gak di apartemen situ. ngapain dia beli 2 apartemen tapi di beda-beda tempat?"

chaera sebenernya masih bingung. tapi memang sepertinya gampang sekali ditebak.


"yaudah, see you tomorrow" ujar minju.
"jangan ajak chenle ya nanti"

"bosen denger nama dia mulu" protes chaera.

"hAHAHAHA"


perlahan-lahan, kelas menjadi sepi dan hanya ada chaera yang masih melamun menatap keluar jendela.



tiba-tiba, semua perasaan gak jelas menyelimuti hati chaera.

kenapa gue mellow? padahal gue jarang banget mellow, Batin chaera yang kebingungan.



chaera pun memutuskan untuk keluar kelas dan pulang menuju apartemennya.



chaera melewati chenle dan teman-temannya yang bermain basket di lapangan dengan ekspresi chaera yang kesal, entah karena apa.


"le, temen lu kan?" tanya winwin sambil menunjuk ke arah chaera yang berjalan begitu saja.

chenle pun menoleh ke chaera dan berniat untuk memanggil chaera.

tapi tidak jadi, karena chaera yang sudah semakin jauh dari lapangan dan dengan ekspresinya itu.


"kenapa dia?" tanya winwin lagi.

"gak tau" ujar chenle.
"duluan ya, udah mau sore"

chenle pun pergi meninggalkan teman-temannya dan pergi entah kemana.



sedangkan disamping itu, chaera masih bergerutu tidak jelas. ditambah chaera yang bingung sama dirinya sendiri.




"oit" sapa chenle yang tiba-tiba ada disebelah chaera.

chaera hanya menoleh malas ke chenle.

"jelek" ledek chenle.

chaera hanya menatap chenle dengan sinis dan lanjut berjalan, menghiraukan chenle.

"lah, nih anak kenapa sih?" tanya chenle yang kebingungan.

chaera tetap diam dan tetap berjalan.

"woi, chaera!" panggil chenle lagi.

"shut up!" seru chaera.

daripada kena tonjok chaera, chenle memutuskan untuk ke mobilnya dan kembali ke apartemennya.

chenle masih bingung dan berpikir berulang kali.

pulang bareng aja apa ya?, Batin chenle.


tapi sudah tidak mungkin karena chaera yang sudah menghilang.


tuh anak kenapa sih?, Batin chenle yang bertanya-tanya.





tbc

✔️ unspoken words | zhong chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang