;15

627 101 5
                                    

pagi ini, chaera hanya berjalan di lorong universitasnya sambil menunggu kelas selanjutnya.

"chaera!" panggil mark.

"eh mark, long time no see" balas chaera

"iya, gua jarang ke kantin" jawab mark.
"gimana kabar lu, chenle sama jaemin?"

"kabar gue baik, kabar chenle juga. terus kalo jaemin gue gak tau. karena kita jarang dapet kelas bareng" jelas chaera.


kelas di fakultas chaera itu suka di rolling. kebetulan, chaera selalu se-kelas sama ryujin dan minju. tapi tidak pernah se-kelas sama jaemin.

"kata jaemin, lu suka sama chenle" ucap mark yang tiba-tiba.
"beneran tuh?"

"hah?"

"ciee, beneran ternyata"

"g-gak, anjir. emang tukang ngibul itu jaemin" bantah chaera.

"oke, hahahaha santai aja dong" tawa mark.
"kalaupun jadian juga gak pap sih, cute"

"mata mu tuh, lucu" balas chaera yang jengkel.

"HAHAHAHA"


mereka berdua berjalan bersama sampai akhirnya chaera tidak sengaja melihat mading di sebelah kirinya.

chaera terdiam sejenak sambil membaca sebuah berita di mading tersebut.

berita yang chaera baca ialah tawaran untuk masuk ke eskul musik.

"eh, mark" panggil chaera.
"lo eskul apa?"

"belom tau sih, gua udah ada himpunan" jawab mark.
"mager lagi ikutan eskul, hahahah"

chaera pun terdiam lagi sambil memikirkan rencana yang akan ia lakukan nanti.

lalu diam-diam, chaera langsung merobek kertas berita itu dari mading dan chaera masukkan ke dalam tas chaera.

"hah? mau lu apain?" tanya mark.

"g-gue mau eskul" jawab chaera.
"biar gak ada saingan lagi, hehe"

"hahahaha, bisa banget ya" balas mark


padahal mah, bukan buat seorang nam chaera.


*****


chenle sudah sampai di lobby apartemennya dan bersiap untuk naik ke apartemennya.

tapi, tiba-tiba langkahnya ditahan oleh seseorang.

"chenle chenle!" seru chaera yang sambil berlari menghampiri chenle.

chenle hanya menoleh ke belakang, tepatnya ke arah chaera.

"gue ada sesuatu nih buat lo" ujar chaera.

chaera pun merogoh tasnya, mencari kertas yang chaera sobek barusan di mading.

"nih!" seru chaera yang akhirnya menemukan kertas yang ia cari.
"barusan gue liat di mading. ada eskul musik—"

"yaudah, di apartemen gua aja sih. jangan di depan lift gini" potong chenle.
"berisik juga"

"o-oke" jawab chaera yang kemudian mengekor chenle, masuk kedalam lift.

chaera masih mengekor chenle walaupun sudah sampai di dalam apartemennya.

"apaan?" tanya chenle.

"hah?"

"dongo banget" canda chenle.
"katanya lu tadi mau ngasih tau sesuatu"

"oh iya!" seru chaera yang kembali mencari kertas di dalam tasnya.

"kan, bego nya"

"nih" seru chaera sambil memberikan kertas yang sedari tadi ia cari-cari.
"ada eskul musik"

chenle pun mengambil kertas tersebut lalu membacanya.

"peluang ikut event lebih besar kalo lo ikut eskul musik" jelas chaera.

"tapi, gimana.."

"lo ikut eskulnya diem-diem. jangan sampe ketauan orang tua lo" jelas chaera.
"orang tua lo gak setuju kan kalo lo terjun ke dunia musik?"

"iya sih.."

"nah, ini kesempatan lo buat meraih apa yang lo pengen" tambah chaera.

"terus, kalo ketahuan?" tanya chenle yang cemas.

"santai aja. selama ada gue, semuanya bisa diselesaiin" jawab chaera dengan gayanya yang angkuh.


chenle hanya menatap chaera dalam.

dan tentu saja membuat chaera salah tingkah sendiri.


"apa?" tanya chaera gugup.


alih-alih menjawab, chenle malah tertawa melihat tingkah chaera.

"hahahaha, dasar" tawa chenle sambil menoyor chaera.

"sekarang lo mau ngatain gue apa lagi? hah?" tanya chaera yang kesal.

"lah, emang gua mau ngatain?"

"ih" gerutu chaera.
"males ah, gue"

"kok lu tiba-tiba marah?" tanya chenle yang heran sama chaera.
"perasaan tadi lu banyak gaya banget"

"gak tau, mood gue berubah" jawab chaera dengan mukanya yang cemberut sambil mengambil tasnya yang tadi ada di sofa chenle lalu berniat untuk pergi.

"udah kayak power ranger aja, berubah" canda chenle sambil tertawa.

chaera hanya menatap chenle dan bersiap melempar sepatunya chaera ke arah chenle.

chenle hanya melindungi dirinya dengan bantal sofa.


chaera pun segera membuka pintu apartemen chenle dan menekan tombol lift pribadinya karena sudah tidak tahan di apartemennya chenle.

sebelum akhirnya pintu lift tertutup, chenle sempat berteriak memanggil chaera.

"chaera!" panggil chenle.

chaera pun menekan tombol lift lagi agar terbuka lagi.

"apaan sih?" tanya chaera.

"hmm.."

"cepetan!" seru chaera.
"ini udah mau ke tutup, anjink"

"yaudah lu keluar dulu" perintah chenle.

"nyusahin orang" gerutu chaera yang akhirnya terpaksa keluar dari lift.
"apaan sih?"

"hahahaha"

"lo nyuruh gue keluar cuman buat denger ketawa lo doang?" protes chaera.

"hahahaha, gak" jawab chenle.

"terus—"

"makasih, udah bantuin gua" ujar chenle sambil tersenyum manis.



chaera yang mendengar kata dan melihat senyuman itu pun terkejut.

sebenarnya, tidak perlu terkejut. toh, ia hanya berterima kasih.

tapi dilihat dari senyumannya, sepertinya chenle sangat senang.



bagus deh, Batin chaera.



"y-ya" jawab chaera gugup.





tbc

✔️ unspoken words | zhong chenle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang