Gadis itu tergugu mematung. Kalimat yang barusan ia dengar bagaikan tombak yang menghantam relung hatinya hingga hancur tak bersisa
Dia mendongakkan kepala, dengan sekuat tenaga ia menahan gejolak emosi yang hendak meletup keluar. Lidahnya mendadak kelu, tangannya terkepal kuat dan obsidian coklat itu menatap wajah laki-laki di depannya.
Menarik nafas dalam lalu berkata
"Apa maksudmu? Bukankah kau mencintaiku?" Ia berseru dengan suara yang bergetar.Laki-laki itu membuang arah pandang "Kita seharusnya tidak saling mencintai," balasnya dengan suara baritone yang begitu khas.
Pertahanannya jatuh, malam ini untuk pertama kalinya gadis itu menunjukkan sisi lemahnya yang tidak ia tunjukkan pada orang.
Air matanya jatuh deras diujung pelupuk. Ia menatap memohon "Kau sedang bercanda kan?" Gadis itu lalu memeluk tubuh laki-laki didepannya dengan gemetar. Membenamkan kepala di dada bidang sang lelaki
"Sudah cukup hentikan," ucapnya lirih sambil mengeratkan pelukan, dadanya sesak dan hatinya sakit sekali "Lelucon ini benar-benar tidak lucu." Gadis itu terisak hebat.
Laki-laki itu diam mematung tak membalas pelukan "Kumohon hentikan," lanjutnya dengan sesegukan. Tak mendapat jawaban gadis itu semakin erat memeluk tubuh itu takut kehilangan seakan batinnya mengatakan bahwa laki-laki ini akan pergi.
Dengan keteguhan di hatinya laki-laki itu mendorong pelan tubuh gadis rapuh itu. Melepas pelukan sepihak lalu dia mundur beberapa langkah. Gadis itu tertegun tak bergeming. Wajahnya pilu dan pipinya basah penuh bekas air mata.
Laki-laki itu menatap dalam gadis didepannya. Seseorang yang begitu sangat ia cintai namun begitu enggan untuk dimiliki. Ia menarik nafas
"Selamat tinggal.., Uri yodongsaeng."(adik perempuanku)
Lalu laki-laki itu berbalik meninggalkan gadis yang tangisnya langsung pecah.
Gadis itu menatap punggung itu dengan berlinangan air mata. Hari ini untuk pertama kalinya dia mendapatkan luka yang paling besar didalam hatinya.
Keluarga yang menghancurkan kepercayaannya dan kehilangan cinta pertamanya.
•
•
•
•Blood Line|
Next ➡
𝘙𝘦𝘷𝘪𝘴𝘪 √
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Line|Jjk [On Going]
Fanfiction*𝙎𝙡𝙤𝙬 𝙪𝙥𝙙𝙖𝙩𝙚* "Persetan dengan semuanya!" Minyoung menangis dengan kalimatnya. "Aku tak peduli mereka mau bilang kau saudaraku atau anak dari laki-laki tua brengsek itu! Ak-ku aku tidak peduli!" teriak Minyoung kecang hingga suaranya serak...