14| Retak

68 26 56
                                    


Happy reading.
Votemen√  

    Jungkook menyeka dahinya saat selesai membersihkan kedai tempatnya bekerja. Seperti biasanya pelanggan setiap malam sangat ramai. Entah bagaimana caranya kedai itu menjadi ramai sejak Jungkook bekerja disana.
   
    Laki-laki itu bagaikan sebuah sihir yang menarik banyak pelanggan wanita. Jangan heran kenapa lebih banyak pelanggan wanita dibanding lelaki. Kalian pasti lebih memahaminya.
   
    "Ya Jungkook-ah, kemarilah apa kau akan terus mengabaikan temanmu ini?" teriak Jimin yang sudah mabuk akibat banyak meminum soju. Bahkan Taehyung yang dari tadi bersamanya hanya menggeleng heran melihat tingkah Jimin saat mabuk.
   
    "Tak usah kau hiraukan. Lanjutkan saja pekerjaanmu." Taehyung menyela lalu meminum slok cangkir ditangannya.
   
    Taehyung masih jauh dari kondisi mabuk. Dia menahan diri untuk tidak minum lebih banyak jika tidak Jungkook akan kerepotan menangani dirinya dan Jimin.
   
    Jungkook mendekat setelah membalik papan kecil yang bertuliskan CLOSE. Dia ikut duduk bersama kedua temannya. Sekarang hanya tinggal mereka bertiga tamu di kedai ini.
   
    "Aku sudah selesai, dia terlalu banyak minum. Astaga lihatlah berapa botol yang dia habiskan," oceh Jungkook sambil menjauhkan botol soju yang masih terisi agar Jimin berhenti minum.
   
    "Jungkook-ah ini tidak seberapa kalau dibandingkan dengan putri es. Asal kau tau gadis dingin itu bisa menghabiskan sepuluh botol soju kalau sedang minum." gerutu Jimin sambil menunjuk kesembarang arah dengan mata tertutup.
   
    Jungkook mengernyitkan alisnya "Putri es? Siapa dia?" tanyanya heran.
   
    Mendengar respon Jungkook, Jimin tertawa terbahak-bahak, Taehyung yang berada diantara mereka ikut tersenyum geli membayangkannya.
   
    "Kang Minyoung, Jimin selalu memanggilnya putri es ketika dia sedang mabuk. Entah ada dendam apa pada Minyoung," ucapnya lalu terkekeh kecil.
   
    "Dia menghabiskan sepuluh botol soju jika mabuk?" Jungkook kembali bertanya dengan keterkejutannya. Dan hanya dibalas anggukan dan tawa kecil oleh Taehyung.
   
    Dimata Jungkook jelas sekali, bahwa Taehyung kini senyum-senyum sendiri. Laki-laki dengan marga Kim itu pasti memikirkan gadis itu. Dan entah kenapa Jungkook sedikit kesal melihatnya.
   
    "Kau tau tidak kalau putri es sedang mabuk, dia akan menggila. Dia tidak lagi seorang gadis yang dingin melainkan berubah seratus delapan puluh derajat. Dia nakal," ucapnya sambil mencengkram bahu Jungkook dengan erat.
   
    Mengingat kembali percakapan dia dengan Minyoung tempo hari. Gadis itu benar dan Jungkook mengakuinya. Segala sesuatu tentang Minyoung selalu menjadi topik pembicaraan yang membuat siapapun penasaran.
   
    "Kau salah," jawab Taehyung menyela cepat. Jimin selalu mengoceh hal-hal yang tidak perlu saat mabuk. Kebiasaan yang Taehyung tidak suka.
   
    Jimin dan Jungkook menatapnya bersamaan menunggu kalimat yang tertahan di mulut Taehyung. Jimin mengangkat sebelah alisnya.
   
    "Memang menurutmu bagaimana?"
   
    "Minyoung itu gadis yang menarik. Kadang kala dia menjadi sangat dingin dan ketus. Namun disaat bersamaan dia menjadi polos dan menggemaskan. Dari luar dia terlihat sombong dan angkuh tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut." Taehyung berkata sambil melamun.
   
    Tanpa sadar dia menarik kedua gadis bibir itu melengkung ke atas. Taehyung tersenyum mengingat momen dimana dirinya bersama dengan Minyoung. Taehyung mengingat kembali masa-masa dimana dia mulai jatuh cinta pada Minyoung.
   
    Dan laki-laki dengan marga Kim itu tidak sadar bahwa dari tadi ia diperhatikan oleh Jungkook. Jungkook merasa hatinya tertekan oleh sesuatu yang berat saat menyadari bahwa Taehyung lebih mengenal Minyoung dibanding dirinya.
   
    "Yah.., Kau benar-benar menyukainya ternyata,"ucap Jimin lalu dia ambruk diatas meja.
   
    Taehyung terkekeh pelan "Ah sepertinya aku mulai mabuk. Kami sebaiknya pulang," ucapnya tersenyum pada Jungkook.
   
    Disamping mereka Jimin sudah tertidur. Tangannya menjadi sandaran untuk kepalanya yang terasa berat.
   
    "Kami pulang Jungkook-ah," ucap Taehyung terakhir kali sebelum dia membawa Jimin masuk kedalam mobil.
   
    "Hati-hati di jalan," balas Jungkook yang dibalas lambaian dari balik punggung Taehyung.
   
    Sebegitu sukanya Taehyung terhadap Minyoung. Memikirkan kembali perkataan Taehyung membuat hati Jungkook bertambah gelisah.
   
   
   

Blood Line|Jjk [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang