"Bagaimana perkembangannya?" tanya gadis itu santai pada Taeyong setelah meneguk teh di cangkir porselen lalu meletakkannya diatas meja
Mereka tengah duduk diruangan utama tersebut mengitari meja. Ini sudah hari keempat Minyoung berada di Busan. Ia menagih tugas yang diberikannya pada pemuda tampan tersebut.
Taeyong mengotak-atik ipad di genggamannya dan membuka file yang berisi laporan dari sekretaris pribadinya.
"Kita sebagai pemegang merek pertama tas "Bloodent" menggugat Yulhee Group karena dianggap melanggar hak cipta. Tas produksi klien kita dalam skala besar dan sudah beredar di 27 negara oleh distributor resmi. Merek Bloodent juga berulang kali menjadi sponsor berbagai event,"
Taeyong menscoll layar ipad itu menuju kebawah. Ia melanjutkan,
"Yulhee Group yang baru mengeluarkan produk dengan merek yang sama " Bloodent nuess ". Pihak kita menilai merek kepunyaan Yulhee Group sangat mirip dan dibanderol dengan harga yang jauh lebih murah sehingga dianggap akan menimbulkan kebingungan di antara konsumen. Saya juga memberikan beberapa bukti yang informatif kepada Pengadilan, terkait kita sebagai pencipta pertama merek tersebut,"
"Majelis hakim menerima gugatan itu sepenuhnya, dan Yulhee Group sebagai tergugat telah memenuhi ketentuan hukum untuk didaftar dan sesuai dengan UU Merek," ucapnya terakhir lalu menoleh kepada Minyoung sambil tersenyum.
"Kerja bagus," balasnya dengan anggukan kecil. Minyoung meletakkan sebuah flashdisk diatas meja
"Saya berhasil meretas keamanannya dan mencuri seluruh data terkait penerimaan suap, gratifikasi promosi jabatan dan penggelapan laporan keuangan dari bank data milik Direktur Cha Wooseok."
Taeyong menatapnya tak percaya, gadis didepannya ini memang diluar ekspetasi. Ia bahkan pintar menerobos keamanan bank data layaknya hacker.
Minyoung melanjutkan sambil menautkan kedua jemarinya "Anda tinggal menindaklanjuti kasus ini ke Hukum Pengadilan,"
"Setelah pemberhentian Direktur Cha Wooseok segera adakan rapat pemegang saham. Kita perlu merekrut Direktur Keuangan yang baru dan yakinkan kepada seluruh investor agar tetap mempercayakan saham mereka pada kita. Saya mempercayakan anda dalam hal ini," ucap Minyoung menatap Taeyong
Taeyong mengangguk pelan "Baiklah, saya akan mengurus sisanya dengan benar Nona Kang," jawabnya
Setelah itu ia mengambil flashdisk tersebut lalu menyimpannya kedalam saku. Ia melirik gadis itu sejenak.
"Apakah anda mempunyai waktu senggang malam ini Nona Kang?" tanyanya tersenyum dan disusul dengan Minyoung yang terkekeh kecil.
"Saya masih ada janji dengan Anda untuk minum teh bukan?"
"Baguslah Anda mengingatnya," Taeyong membalas dengan senyum tak kalah cerah dari sebelumnya.
***
Daniel masuk kedalam kedai yang tengah ramai pelanggan itu, ia berjalan mendekati pemilik kedai makanan yang sering ia hampiri hampir setiap malam. Sang pemilik yang tengah membersihkan meja-meja kotor itu menyadari kedatangan pria janggung tersebut.
"Daniel?"
"Samchon"(paman.)
Mereka berdua berpeluk ria layaknya seorang ayah dan anak yang sudah lama tidak bertemu. Daniel buka suara setelah melepas pelukan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Line|Jjk [On Going]
Fanfiction*𝙎𝙡𝙤𝙬 𝙪𝙥𝙙𝙖𝙩𝙚* "Persetan dengan semuanya!" Minyoung menangis dengan kalimatnya. "Aku tak peduli mereka mau bilang kau saudaraku atau anak dari laki-laki tua brengsek itu! Ak-ku aku tidak peduli!" teriak Minyoung kecang hingga suaranya serak...