Seperti pagi yang sudah dijanjikan. Hari ini Kesha akan mengambil raportnya. Tante Oliv sudah mengirimiku pesan beberapa menit lalu. Ia bilang, kalau Kesha dan Kak Ryan sudah menungguku.
Huh. Mengingat akan ada Kak Ryan disana membuatku gugup. Entahlah, keberadaan Kak Ryan di dekatku tak pernah bisa membuat keadaan lebih baik. Malah, aku harus bisa mengendalikan detak jantungku yang tak terkendali ini. Semoga hari ini ia tidak tampan. Karena aku tidak tahan melihat ketampanannya. Wajar kan? Aku ini remaja baru puber. Hehe.
Setelah rapih dengan setelan celana jeans dan kemeja floral, akupun segera berangkat menuju rumah Tante Oliv.
Seperti biasa, aku memesan ojek online untuk mencapai tempat tujuanku. Saat di tengah perjalanan, ponselku berdering. Kulihat siapa penelpon itu dan entahlah, nomor tidak dikenal.
"Kak Aless...dimana?" Itu suara si kecil Kesha. Tanpa sadar senyumku mengembang ketika mendengar suaranya.
"Masih di jalan, Kesha. Tunggu sebentar ya" jawabku.
"Di jalan mana, Kak?" Gadis itu terdengar sangat tidak sabar. Bisa kubayangkan wajahnya yang menggemaskan mengerucutkan bibir. Oh, aku jadi ingin cepat-cepat sampai.
"Ini bentar lagi nyampe kok. Kesha sabar, ya"
"Kesha...ayo makan dulu sambil nunggu Kak Aless dateng" suara lain di belakang Kesha terdengar. Dari suaranya yang berat itu, aku tahu jika yang bicara tadi adalah Kak Ryan. Oh, mendengar suaranya saja mampu membuatku berdebar. Bagaimana jika aku sampai disana?
Mendadak aku memastikan penampilanku hari ini. Apa pakaianku terlalu norak? Atau malah terlalu berlebihan untuk ukuran seorang babysitter? Aduh, kenapa aku jadi gugup begini. Ayolah, Aless. Kau harus bersikap professional. Lagipula tak ada gunanya begini. Kak Ryan pula barang sedetik pun tak akan melirikmu.
Tak terasa sisa perjalananku dihabiskan dengan perasaan mendebarkan itu. Hingga tak sadar aku sudah berada di depan rumah besar yang menjadi tujuanku.
Setelah membayar ojek online yang kutumpangi, segera kulangkahkan kakiku masuk ke dalam. Kulihat mobil milik Tante Oliv sudah tak ada di garasi. Kemungkinan besar wanita cantik itu sudah berangkat bekerja. Oh, aku membayangkan diriku menjadi dirinya. Setiap hari disibukkan pekerjaan. Sudah pasti uangnya juga mengalir seperti sungai di hilir pedesaan. Astaga, bayangkan saja dulu, Aless. Suatu saat kau juga akan merasakan kebahagiaan itu.
"Kak Aless!!" Pekik antusias itu terdengar ketika langkahku baru saja memasuki dapur. Tentu saja asalnya dari si gadis kecil yang kini duduk di kursi meja makan. Mulutnya sudah belepotan selai coklat.
Senyum merekah dikala kulihat dengan sigap Kesha turun dari kursinya dan berlari ke arahku. Kemudian ia lantas memeluk pinggangku. Seolah kami sudah tidak bertemu bertahun-tahun. Lucunya anak ini.
"Kak Aless lama banget sih datengnya" rajuk Kesha sambil menghentak-hentakkan kakinya setelah mengurai pelukan kami.
Aku mengulas senyum kala melihat tingkahnya. Lantas aku sedikit menunduk untuk menyamakan tinggiku dan meraih selembar tisu dari atas meja. Kusapukan tisu tersebut ke sekitar mulut Kesha untuk membersihkan sisa selai coklat disana.
"Maaf, ya. Tapi kita gak telat, kan?" Tanyaku setelah selesai membersihkan mulut belepotan Kesha. Kini wajahnya sudah bersih dari sisa selai coklat.
Gadis kecil itu bukannya menjawabku, malah ia menoleh ke belakang dimana kakaknya berada. Akupun mau tak mau mengikuti arah pandangnya ke seorang pria berpakaian casual itu. Untuk beberapa detik aku terpana pada penampilan pria itu yang tidak seperti biasanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/112833844-288-k104803.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter
RomansaBagaimana jika di umurmu yang masih terbilang muda, kau harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup? Ini semua tuntutan kehidupan dimana seseorang harus bisa mencari sepeser uang demi dirinya sendiri dan keluarga. Tapi seorang Alessia Natalie, dan...