Cookies

3.3K 547 44
                                    

Harusnya Jungkook bersyukur, ia tidak harus melompat-lompat lagi ke seberang dan melukainya kakinya. Pertemanannya dengan Lili sudah berakhir, jadi seperti kata Natt, ia harus merelakan gadis itu, mencari teman baru lalu lupakan semuanya.

Harusnya mudah, sebab selama ini Jungkook hanya memiliki Natt sebagai teman sekaligus pacar, namun setelah Lili muncul, menjadi temannya yang lucu dan menggemaskan, rasanya sulit untuk sekedar merelakan. Ia sudah bercerita banyak kepada Lili dan gadis itu selalu mendengarkannya dengan baik. Jika dibandingkan dengan Natt, Jungkook justru lebih terbuka pada Natt. Jadi, mengapa ini sulit?

Jungkook mengamati jendela seberang, tatapannya nanar. Sejak berakhirnya pertemanan mereka. Look, mereka hanya teman, mengapa seolah berpacaran? Jungkook seperti patah hati, ia bahkan kehilangan selera makan. Ayahnya yang perhatian selalu mengajak makan, memasak makanan kesukaan Jungkook dan pada akhirnya makanan itu memang selalu tandas oleh mulut ayahnya. Tidak sedikitpun Jungkook ingin mencoba.

“Apa yang terjadi padamu? Nilai ulanganmu bagus, aku melihatnya,” tanya ayahnya bingung.

“Apa ini karena Natt?”

“Kau patah hati?”

“Kalian putus?”

“Kau dicampakkan?”

Bukan Natt! Jungkook ingin berteriak kalau semua masalahnya tidak selalu mengenai Natt. Natt dan dirinya baik-baik saja, mereka sering bertemu, selalu terbang bersama dan Jungkook tetap mencintainya.

Don’t talk to me!

“Lili..”

Jungkook memutar kepalanya, seolah ingin ayahnya mengulang atau menjelaskan yang ia katakan tadi.
Ayahnya mengangkat bahu.

“Tadi kau bicara mengenai Lili..”

“Ya, aku sudah menawarkannya padamu sebelumnya dan kau tidak mau, jadi aku habiskan.”

“What do you mean?”

Cookies, dia katakan padaku, maksudku menunjukkan tulisannya di kertas. Dia bilang ini cookies pertamanya, dia membuat banyak karena itu berhasil. Aku pikir dia baru belajar membuat cookies, jadi aku menerimanya. Kuberitahu padamu beberapa jam yang lalu setelah kau kembali entah dari mana, kau bilang kau tidak mau jadi aku menghabiskan semuanya.” Penjelasan terpanjang dari ayahnya.

“Bukan Dira yang membawanya?” lirih Jungkook, tapi tetap bisa didengar oleh ayahnya.

“Dira tidak bisu.”





🌷🌷






Lili terkejut saat membuka pintu dari dalam, ia menemukan Jungkook di hadapannya. Pria itu tersenyum tipis lalu mengulurkan tangannya yang berisi piring kecil berisi sususan wafer cokelat. Lili belum menerimanya, ia hanya diam lalu menatap Jungkook.

“Aku ingin mengembalikan piringmu.”

Lili masih bergeming.

“Aku dengar, tidak boleh mengembalikan piring dengan keadaan kosong, jadi aku menaruh sedikit wafer.”

Jungkook mendorong piringnya, seakan memaksa Lili agar segera menerimanya. Ini seperti pertemuan pertama mereka di rumah ini. Bedanya kali ini wafer, bukan sandwich. Lili menerimanya pada akhirnya, jengah karena Jungkook selalu mendorong-dorong piringnya.

Tidak ada percakapan, harusnya pria itu segera pergi, tapi itu tidak terjadi. Jungkook menahan tangan Lili, ingin bicara dengan gadis itu. Hembusan napas Lili terdengar, mungkin ia kesal.

Shall we✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang