There

3.6K 554 50
                                    

Elderd high school hanya ditempati oleh murid kelas tiga, pukul 11 siang tadi murid kelas satu sampai kelas dua dipulangkan, mengingat kelas tiga harus diberi pengarahan mengenai ujian-ujian yang akan diadakan beberapa bulan lagi. Di dalam aula, Jungkook dan teman satu kelasnya berdiri mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah.

Kepala sekolah mengatakan bahwa sekolah tidak akan membantu, nilai dari murid akan menentukan lulus atau tidaknya, jadi para murid diwajibakan belajar dan disarankan untuk belajar tambahan di rumah atau mengikuti kursus sebelum mengikuti ujian.

Selesai mendapat pengarahan, Jungkook bergabung dengan teman-temannya untuk mendengar pengarahan lagi dari wali kelas. Di kelas tiga ini, banyak nasehat dan saranan untuk mereka, banyak yang merasa jengah karena ucapan yang mereka dengarkan hanya seputar itu-itu saja. Belajar, ujian, menghapal dan semua hal yang berkaitan dengan kelulusan.

Sekolah berakhir pukul tiga sore, dan Jungkook yang niatnya akan pulang ke rumah, kembali membelok sepeda motornya karena mendapat telepon dari Natt, memintanya datang dengan ancaman Natt akan meninggalkannya jika Jungkook masih berusaha membuat alasan. Pasalnya akhir-akhir ini Jungkook memang tidak bisa membagi waktu, terutama dengan Natt, wanita itu kesal bukan main, jika tidak dengan ancaman serius, laki-laki itu mungkin akan berdalih.

“Apa yang terjadi padamu?” Natt bertanya.  Jungkook menjadi berbeda. Jungkook bahkan tidak menjemputnya saat hujan kemarin.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

Jungkook mendesah.

“Aku butuh waktu sendiri, Natt.”

“Jadi, kau tidak ingin melihatku? kau tidak ingin melihatku lagi Jungkook?”

“Bukan seperti itu Natt.”

“Jadi apa? Jelaskan.”

“Aku memikirkan sesuatu.”

“Kau bilang kau tidak akan menyimpan rahasia dariku.”

Jungkook mendesah berat. “Aku tidak bisa memberitahumu.” Setelah mengatakan itu, Jungkook bangkit dan pergi.

“Kita akan berakhir jika kau pergi sekarang.” Jungkook berbalik.

“Kenapa kau melakukan ini padaku? Aku punya kehidupan sendiri Natt dan aku sedang ingin sendiri.”

“Baik, penuhi kemauanmu tapi jangan pernah menemuiku lagi.”

Jungkook meremas rambutnya. Kehilangan Natt adalah hal yang tidak pernah ia inginkan. Wanita itu beranjak mendekat, memeluk Jungkook seraya mengusap bahunya.

“I need you.”







🌷🌷







Tuntutan pelajaran tambahan, ujian mendadak dan latihan soal beruntun membuat kepala Jungkook nyaris pecah. Ia mendesah berat, di anak tangga ke empat kakinya seperti dibelenggu dengan tali, ia sulit berjalan. Suaranya semakin berat saat kakinya memaksa untuk naik, ia merindukan kamarnya sendiri setelah berminggu-minggu menginap dengan Natt. Ayahnya selalu menelepon, selalu mengirim pesan yang dipastikan dikirim berserta kemarahan, tapi Jungkook tidak ingin peduli. Ia pulang tepat dihari senin, rumah sudah kosong karena ayahnya pergi bekerja.

Begitu sampai di kamar, Jungkook melempar tas ke tempat tidur, ia akan melempar badan juga sebelum melihat gadis itu ada di balkon, matanya yang lelah dan berkantung tiba-tiba melebar. Ia bergegas mengintip dari kaca pintu, takut-takut Lili pergi jika ia muncul dan gadis itu tidak akan menampakkan diri lagi.

Gadis itu… cantik. Sangat cantik.

Jungkook memperhatikan bagaimana gadis itu berdiri sambil memegangi pembatas balkon. Hoodie biru laut melewati lutut, syal rajut berwarna putih dan kaus kaki. Gadis itu dililit pakaian hangat, sebagian kepalanya tenggelam oleh syal tebal. Jungkook tidak tahan sekedar mengintip, jadi ketika Lili lengah, ia sudah membuka pintu balkon, secepat itu pula ia melompat lalu mendekap Lili agar tidak terjatuh karena terperanjat.

Shall we✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang