2. Lamaran Diterima

25.2K 2.4K 165
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


“Bila datang seorang laki-laki yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya, hendaklah kamu nikahkan dia, karena kalau engkau tidak mau menikahkannya, niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).

***

Album Map Of The Soul : 7 beserta segala kelengkapannya, Black Pink In Your Area, album EXO mulai dari Growl sampai Obsession 2019 beberapa album milik Got7, ligh stik dan berbagai merchandise k-pop milik Zahra sudah gosong di beberapa bagian. Sekarang yang gadis itu lakukan adalah meratap sembari beberapa kali menghapus air matanya.

Fatih dan Al hanya bisa menyaksikan kesedihan adik mereka tanpa tahu harus bagaimana. Keputusan abi mereka sudah final dan tidak bisa diganggu gugat.

Zahra mengepalkan tangannya lantas masuk ke dalam rumah untuk menemui abinya yang dia yakini menjadi dalang terbakarnya semua barang-barang kesukaannya itu.

"Abi tau nggak kalau harga barang-barang yang Abi bakar itu mahal? Biii kenapa sih? Kenapa aku nggak boleh ngelakuin apa yang aku suka!!" Zahra langsung mengeluarkan protesnya di depan abinya yang saat itu menonton TV.

"Pertama yang nyuruh kamu beli barang-barang itu siapa?! Setiap manusia akan dikumpulkan dengan seseorang yang mereka idolakan di akhirat kelak. Abi nggak suka kamu suka sama mereka, lebih baik kamu mengidolakan Rasulullah, lebih baik kamu mengidolakan putri Rasulullah yang namanya sama dengan nama kamu Fatimah Az-Zahra." Arifin tampak berusaha untuk tenang, Zahra memang sudah sering membangkang, sudah sering melawan memberontak, kali ini Arifin tidak ingin terpancing, karena dia akan menikahkan Zahra.

"Bi aku punya kehidupan, aku berhak atas hidupku, aku senang melakukan apa yang aku lakukan, kenapa sih Abi gini banget, toh aku nggak pernah ngebuat Abi malu kan?!" Air mata Zahra kembali berjatuhan, dia lelah, lelah dengan standar hidup yang abinya tetapkan.

"Kehidupan seperti apa yang kamu maksud, kamu membuat malu Zahra! Sudah tidak mau sekolah di pesantren! Kelakuan kamu seperti perempuan tidak ada adab, ini apa lagi ini, kamu pikir kamu cantik dengan warna rambut seperti ini?!" Arifin bangkit dari posisi duduknya. Membuat Fatih dan Al jaga-jaga di tempat masing-masing.

"Zahra capek ya Abi atur-atur, Zahra cuma pengen hidup kayak anak-anaknya normal yang bebas berekspresi!!!" Suara Zahra meninggi membuat Fatih dan Al yang semula menunduk mendengarkan langsung mendongak.

"Jangan kurang ajar sama Abi Ra," ingatkan Fatih.

"Iya! Abi emang harus dihormati iya! Semuanya tentang keputusan Abi! Emang aku nggak boleh menikmati hidupku?!!! Emangnya aku sengaja dilahirkan untuk diatur-atur?! Kalian semua sih kolot! Zaman udah modern masih aja ngatur-ngatur hidup orang lain! Aku capek jadi anak Abi!"

Seketika Zahra menyelesaikan kalimatnya Arifin mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk menampar anaknya yang melawan itu. Namun belum sempat tangan Arifin mendarat di pipi Zahra, Yumna langsung memeluk tubuh Arifin membuat laki-laki paruh baya tersebut mengurungkan niatnya.

Melihat abinya ingin menamparnya membuat Zahra merasa sangat kecewa. Gadis itu langsung beranjak menghentak-hentakkan kakinya menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

"Kamu akan Abi nikahkan!!!"

Zahra langsung menghentikan langkahnya lantas menoleh ke arah abinya, dia mendapati sorot mata serius dari sang abi. Apa lagi ini?

"Abi sudah nggak sanggup lagi mendidik kamu!!"

Memilih menghiraukan hal tersebut Zahra berjalan cepat menuju ke kamarnya. Terserah! Terserah! Zahra sudah jengah hidup di rumah itu!

De Beste Imam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang