بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
'Aku yakin cintamu yang membuatmu menjadi sosok yang bukan kamu.'
De Beste Imam
~Thierogiara
***
Pagi-pagi, Zahra dan Andaru turun ke bawah dengan bergandengan tangan, sepanjang perjalanan di tangga keduanya terus tersenyum merasa geli dengan kelakuan mereka sendiri, enaknya pacaran halal adalah ini, bisa bebas pegangan tangan di depan orang tua sekalipun.
"Cieee, pagi-pagi udah gandengan aja," goda Yumna.
Zahra dan Andaru hanya terkekeh kemudian berjalan mengambil tempat di meja makan.
"Kalian mau ke Belanda?" tanya Arifin.
Zahra yang semula fokus pada makanannya langsung menoleh menatap Andaru, apa maksud abinya? Andaru menggeleng, Zahra lantas menatap ke abinya.
"Iya, Zahra mau kuliah ke Leiden, tapi sekarang kan masih kelas sebelas," ujar Zahra, dia sedikit mempersiapkan untuk kuliah, namun belum sefokus itu.
"Abi mau kalian liburan ke Belanda, di libur semester nanti," ujar Arifin.
Zahra terdiam, dia menatap abinya menuntut penjelasan.
"Kamu rasain dulu gimana rasanya di sana, kalau memang kamu yakin dan siap, silakan kuliah di sana." Arifin memberikan pengertian.
Zahra mengangguk-angguk. "Mau kan Ru?" tanya Zahra.
Andaru mengangguk, menurutnya apa yang Arifin katakana benar, mereka setidaknya harus mengetahui sedikit dari negeri Kincir Angin tersebut.
"Yes!! Abi makasih!!" Zahra berjalan ke Arifin lantas memeluknya.
"Berdua aja mereka?" tanya Yumna.
"Iya," jawab Arifin.
"Emang bisa?" tanya Yumna sekali lagi. "Al ikut aja deh, dia kan sering keluar negeri, biar dia yang jagain Zahra sama Andaru," ujar Yumna sangsi, dia benar-benar takut melepas Zahra ke luar negeri sendirian.
"Ya nggak seru dong kalau aku ikut, biarin lah Mi, Andaru sama Zahra jalan-jalan berdua," ujar Al, dia bukannya tidak mau, namun waktu itu dia tak sengaja melihat romantisme Andaru dan Zahra, bagaimana nanti jika dia berada di tengah-tengah keduanya? Mungkin Al akan langsung ngebet ingin menikah.
"Tapi nanti kalau mereka kenapa-napa gimana? Mereka berdua itu masih kecil Al!"
"Nggak ada anak kecil yang udah nikah Mi!" sanggah Zahra, padahal orang tuanya sendiri yang menikahkannya, kenapa mereka seolah hilang ingatan?
Yumna langsung terdiam.
"Jadi kalian siap kan?" tanya Arifin sekali lagi memastikan.
Zahra mengangguk antusias.
"Oke, kita akan atur waktunya."
"Umi nggak setuju, Zahra sama Andaru pasti bakal bingung ke Belanda Cuma berdua!" protes Yumna tak terima.
"Mi, internet sekarang udah lancar," kata Zahra malas.
"Fatih kamu ikut ya?" Kini Yumna membujuk Fatih.
Fatih menggeleng. "Nggak bisa Mi, kerjaan Fatih nggak bisa ditinggal sembarangan," jelas Fatih.
Yumna menghela napas. "Jadi kalian berdua beneran mau berangkat?" tanya Yumna pada Zahra dan Andaru.
Keduanya kompak mengangguk membuat tubuh Yumna lemas.
"Oke."
***
Zahra memasukkan kedua tangannya ke saku hoodie yang Andaru kenakan, seperti biasa, mereka berdua pergi ke sekolah bersama.
"Nanti kamu mau lihat apa aja di Belanda?" tanya Zahra.
"Kincir angin," jawab Andaru simple, Zahra lupa manusia di hadapannya adalah mahluk paling tidak ribet di dunia ini.
"Itu aja?" tanya Zahra.
"Apalagi?" tanya Andaru.
"Bunga tulip, kanal di sana banyak tau yang bisa dilihat."
"Ya udah aku ikut kamu aja," kata Andaru pasrah, lagipula Andaru memang belum pernah ke luar negeri sebelumnya, jadi dia tak memiliki gambaran apa pun, nanti juga sepertinya dia hanya akan mengikuti Zahra.
"Nyebelin!!" Zahra menempelkan pipinya ke pundak Andaru.
"Tapi sayang kan?"
"Sayanglah!!"
***
"Emmm, gue denger lo yang gendong gue pas pingsan kemarin ya?" Seorang cewek datang ke meja Andaru dan Zahra kemudian meletakkan sebatang coklat.
"Iya," jawab Andaru singkat, tangannya meremas tangan Zahra yang ada di genggamannya, Andaru tak mau kalau sampai Zahra salah paham lagi.
"Ini aku mau kasih coklat, makasih ya," ucap gadis tersebut.
Zahra menyipitkan matanya, dia sudah sangat siap untuk mengamuk.
"Engg, nggak usah, lagian kewajiban gue kok karena lo anggota kelas gue." Andaru menolak, dia sama sekali tak menatap cewek yang memberikannya coklat, Andaru malah fokus dengan makanannya.
"Nggak apa-apa kok, gue Cuma mau berterima kasih," desak cewek pemberi coklat tersebut.
"Nggak, gue ikhlas." Andaru berusaha meyakinkan bahwa dia menolong karena memang sudah kewajibannya.
"Gue juga ikhlas mending lo terima aja biar gue nggak ada rasa nggak enak hati." Sekali lagi cewek bernametag Lyra tersebut memaksa.
Zahra yang memang sudah jengah mendengar desakan gadis itu langsung berdiri menggebrak meja, dia sudah lama tak membuat keributan di sekolah, namun karena cewek di sebelah mereka ini memaksa Zahra merasa kalau dia tak bisa tinggal diam.
"Mau lo apa sih?!! ANDARU UDAH BILANG NGGAK MAU YA NGGAK MAU!!! BUDEK LO!!!" Zahra berteriak-teriak bak orang kesetanan membuat gadis yang tadi bergetar ketakutan.
"Zahra udah sayang," bujuk Andaru.
"Suka lo sama laki gue!! HAH??!!" Zahra mendekat ke tubuh gadis itu.
"Nih lo makan coklat lo sendiri." Zahra melemparkan batang coklat yang dibawa gadis itu tadi kembali ke gadis itu.
Zahra lantas berjalan pergi dari sana.
"Maafin gue, maafin Zahra juga." Andaru mengucap maaf terlebih dahulu sebelum akhirnya melangkah mengikuti Zahra, Zahra mungkin keterlaluan, namun Andaru paham suasana hati gadis itu baru saja membaik, keadaan ini pasti memancingnya untuk lagi-lagi marah.
"Sayang!" panggil Andaru, Zahra tetap berjalan dengan dua tangan terkepal.
Andaru terus mengikutinya hingga sampai di tempat yang lumayan sepi, Zahra berjongkok dan menangis, lagi-lagi Andaru meminta maaf dan membujuknya untuk sabar.
"Maafin aku."
"Kamu nggak salah aku yang salah!!" kata Zahra dengan suara bergetarnya karena menangis.
"Iya iya udah ya." Andaru memeluk tubuh gadis itu mengelus kepalanya dan meyakinkan Zahra bahwa dia ada hanya untuk Zahra seorang.
***
Update lagi!!!
Hahahah!!!
2 bab lagi ending guys.
Siapkan hati kalian, siapkan mental kalian, karena ditinggal pas lagi uwu uwunya itu nggak enak.
InsyaAllah endingnya sangat pas dan tidak mengecewakan.
Pokoknya siap siap aja bentar lagi ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Beste Imam
Spiritual"Masih bocah udah nikah? Kurang bercanda apa takdir sama gue?" ~Fatimah Az-Zahra Hanidar. *** Namanya adalah Fatimah Azzahra Hanidar, biasa disapa Zahra, nama itu terdengar sangat lembut, kalem dan indah. Namun sang pemilik nama sama sekali tidak s...