بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
'Semenjak memutuskan menjadi bagian dari hidupmu yang paling kutakutkan adalah kau kenapa-napa.'
De Beste Imam
~Thierogiara
***
Cuitan burung dan terik matahari mendominasi pagi ini, Zahra agak kesal karena Andaru tidur lagi selepas subuh dan alhasil cowok itu bangun kesiangan, belum lagi harus mandi dan sarapan, sekarang jam sudah sangat mepet, sedikit saja Andaru lambat membawa motor mereka berdua akan terlambat.
"Mati itu takdir Ru, cepetan, kalau emang kita nggak saatnya mati sekarang ya nggak bakal mati." Itu kata Zahra saat Andaru memilih memelankan laju motornya.
"Iya Ra, sabar ini juga udah ngebut," jawab Andaru yang harus menjawab namun juga harus fokus dengan jalanan di depannya.
Jarak rumah sekolah yang biasa ditempuh selama lima belas menit, kini menjadi hanya tujuh menit karena kecepatan motor Andaru yang di atas rata-rata biasanya. Sampai sekolah ternyata mereka belum terlambat, bahkan masih ada lima menit lagi baru bel berbunyi.
"Gila sih! Hahaha! Rambut gue berantakan banget," ujar Zahra, sekarang deg-degannya sudah berganti dengan kelegaan.
Andaru yang baru melepas helm langsung menghadap Zahra merapikan rambut istrinya. "Masih cantik kok," puji Andaru tanpa Zahra sangka, mungkin kalau dari Axel atau cowok lain Zahra akan langsung tersenyum-senyum tak jelas karena baper, namun karena ini dari Andaru seorang cowok kaku yang hal-hal seperti itu sangat tak pantas untuknya.
Zahra meninju perut Andaru. "Apaan sih lo!!" kata Zahra.
"Serius Ra."
"Bodo amat!!" Zahra langsung melangkah meninggalkan Andaru.
Andaru juga ikut melangkah, niat awalnya ingin langsung ke kelas, namun karena melihat Axel mencegat Zahra, Andaru mengurungkan niatnya, dia malah mendekat ke posisi Zahra untuk mendengarkan apa yang keduanya akan bicarakan, bolehkan Andaru tahu? Dia kan suami Zahra.
"Kenapa minta putus tiba-tiba?" tanya Axel.
"Karena emang aku ngerasa udah nggak ada yang bisa dilanjutin Xel," ujar Zahra, mengakhiri sebuah hubungan tak perlu membawa emosi menurut Zahra, makanya dia berusaha untuk tetap tenang.
"Alasan lo nggak jelas Ra, gue nggak ngerasa ngelakuin kesalahan, bahkan sampai sekarang kayaknya kita masih baik-baik aja," ujar Axel, dia sangat tidak terima, mendapatkan Zahra tidaklah mudah, Axel sudah bersusah payah mendapatkan gadis itu dan semuanya harus berakhir seperti ini? Axel sangat tidak siap.
"Nggak jelas gimana sih Xel? Gue mau putus itu aja," kata Zahra.
"Gue nggak mau Ra, kita kan baik-baik aja. Lo ada hubungan ya sama Andaru? Lo selingkuh dari gue?" tanya Axel, cowok itu memegang bahu Zahra menekan gadis itu untuk berkata jujur.
Zahra melepaskan kedua tangan Axel dari bahunya.
"Lo kenapa sih?! Gue Cuma mau udahan, gue ngeras udah nggak bisa ngelanjutin hubungan sama lo, itu aja, nggak ada alasan lain, kalau sama Andaru, toh sebelum sama lo gue emang selalu sama Andaru kan? Lo salah kalau cemburu," jelas Zahra, terang saja dia tak terima, Axel menganggap Andaru orang ketiga, padahal dialah yang menjadi benalu dalam hubungan Andaru dan Zahra.
Andaru masih memantau dari balik tembok, kalau-kalau Axel masih tak terima maka Andaru akan langsung keluar dari persembunyiannya.
"Udah ya? Kita putus ya." Zahra langsung mengambil jalur sebelah Axel berniat menyingkir dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Beste Imam
Spiritual"Masih bocah udah nikah? Kurang bercanda apa takdir sama gue?" ~Fatimah Az-Zahra Hanidar. *** Namanya adalah Fatimah Azzahra Hanidar, biasa disapa Zahra, nama itu terdengar sangat lembut, kalem dan indah. Namun sang pemilik nama sama sekali tidak s...