34. Lagi-lagi Zahra Aneh

12.2K 1.2K 69
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

'Karena aku memutuskan menikahimu, maka aku juga menikahi seluruh keanehanmu.'

De Beste Imam

~Thierogiara

***

Hatinya masih takut, takut kalau kejadian beberapa hari lalu yang sempat membuat rumah tangganya terguncang terjadi lagi, tapi Zahra juga ingin sekali menuntut ilmu, dia ingin memperdalam ilmu agamanya agar tak terlalu berbanding terbalik dengan Andaru, bagaimanapun ini adalah pernikahan, Zahra harus bisa berada di sisi Andaru dan berjalan beriringan bersama.

"Kalau nggak mau ikut juga nggak apa-apa kok Ra," kata Andaru yang berdiri di sebelahnya, barusan dia mengajak Zahra namun Zahra malah terdiam.

"Aku pengen ikut," adu Zahra menja.

"Ya udah nanti kamu fokus kea pa yang ustadz-nya sampaikan aja," ujar Andaru.

"Emangnya kamu selalu jadi bahan omongan ya, setiap pengajian?" tanya Zahra, Andaru memang keren, tapi apa orang-orang tak bisa hanya melihat Arraf-ketua rohis sekolah mereka, atau Kahfi sepupu Arraf? Kenapa harus Andaru, kenapa harus cowok yang sudah punya istri seperti Andaru?

"Ya gitu." Andaru mengedikkan bahu membuat Zahra bertambah kesal, Andaru memang keren, tapi jangan kepedean juga!

"Ya udah deh aku ikut, lagian emang kamunya keren, aku mah bisa apa?!"

Andaru tersenyum tipis lantas mengantar Zahra ke mobil untuk berganti pakaian, selain senang karena Zahra mau menuntut ilmu agama, Andaru juga senang karena dia bisa melihat kecantikan sosok Zahra ketika mengenakan hijab.

"Tau nggak, sebenarnya selalu ada cowok di luar sana yang bilang kalau kamu cintik," ujar Andaru merangkul bahu Zahra.

"Terus? Kamu cemburu?" tanya Zahra.

"Konteksnya sama kayak yang kemarin kamu ambekin," jawab Andaru.

"Terus kamu kesel karena aku marah waktu itu? Jadi kamu nggak mau aku ambekin?" tanya Zahra mulai sewot.

"Nggak gitu sayang, Cuma kan ya sama kayak kamu yang nggak bisa juga ngatur hati orang lain buat nggak suka sama kamu, aku juga sama, aku juga nggak bisa ngatur hati orang lain buat nggak suka sama aku."

"Konteksnya tetep beda Beb! Kalau cowok-cowok yang nganggap aku cantik kan nggak sebaik kamu, tapi cewek yang nganggap kamu keren itu sebaik kamu, jauh lebih baik dari aku, wajar kalau aku marah, karena aku merasa nggak pantes buat kamu," terang Zahra, padahal dia sendirilah yang dihantui oleh pikirannya, kalau Andaru tak membuka hatinya untuk semua orang yang mengaguminya maka apa yang Zahra takutkan tak akan terjadi.

"Kamu hanya overthingking," kata Andaru mengacak rambut Zahra.

"Kalau kita kayak gini emang nggak apa-apa?" tanya Zahra.

"Emang ada yang larang?" tanya Andaru balik.

"Pernikahan kita kan masih rahasia," kata Zahra.

"Lagian kalau kebongkar juga nggak apa-apa, biar kamu nggak usah isecure nggak jelas setiap hari."

***

De Beste Imam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang