بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
'Ketika kata Sah terucap maka masa depanmu juga menjadi masa depanku.'
De Beste Imam
~Thierogiara
***
Karena kegundahan hatinya, sekarang Zahra memutuskan untuk berhijab, baju sekolah yang sudah lama tersimpan di lemari kini Zahra keluarkan untuk dikenakan, sama seperti gamis yang lainnya, orang tua Zahra juga membelikan baju sekolah muslimah untuk Zahra.
Zahra meenatap dirinya sendiri di depan cermin, dia melihat sosok yang berbeda, dia yang biasa bar-bar menjadi kelihatan kalem. Pakaian yag dikenakannya sekarang seolah menutupi dosa-dosa yang selama ini menyelimuti Zahra, contoh kecilnya adalah rambut hijau terangnya tertutupi oleh kerudung.
Zahra menunduk, dia hanya sendirian di kamar sementara Andaru di luar sedang sarapan, jujur saja dia masih takut menghadapi dunia dengan panampilan seperti ini, Zahra takut kalau dunianya akan berhenti kemudian berputar pada sesuatu yang membosankan.
Gadis itu kemudian memejamkan mata memantapkan hati, ketika dirinya turun dan menghadap keluarganya, maka hijab itu bukan lagi sesuatu yang dapat ia permainkan, demi abinya, Andaru, dua saudara laki-lakinya juga dirinya sendiri yang penuh dosa ini, maka Zahra memutuskan untuk keluar dengan pakaian yang sekarang ia kenakan.
Zahra mungkin akan bersikeras jika ini untuk dirinya sendiri, jika memang surga harus ia perjuangkan sendirian, namun dalam hidupnya ada 4 laki-laki sekaligus yang akan terseret ke dalam neraka jika ia tak menutup auratnya.
Zahra berjalan turun dari lantai dua dengan langkah yang sangat hati-hati, dia masih tidak siap namun harus siap karena kematian tak akan pernah menunggu dirinya untuk siap.
Semula masih tak ada yang sadar dengan perubahan Zahra sampai Yumna menoleh dan langsung membekap mulutnya, semuanya ikut menoleh kea rah Zahra yang berjalan di tangga.
Andaru yang sebelumnya hendak memasukkan sendok ke dalam mulut langsung mengurungkan niatnya, dia terpana dengan Zahra dan hijabnya, gadis yang memakai baju putih itu semakin bersinar dengan kerudung putihnya.
“Aneh banget ya?” Zahra melihat kea rah dirinya sendiri, iya dia juga merasakan keanehan itu, tapi bukankah ini yang semua orang di rumahnya inginkan?
Yumna langsung menggeleng. “Enggak kok, MasyaAllah ya Bi, MasyaAllah kan Ru.” Yumna mendekat ke Zahra lantas menggiringnya ke meja makan.
Arifin hanya mengangguk-angguk sementara Andaru masih menatap Zahra.
“Alhamdulillah,” ucap Fatih yang juga berada di meja makan.
“Iya Alhamdulillah adek udah mau pakai kerudung,” timpal Yumna yang masih spechlees dengan perubahan Zahra.
“Ini kalau nggak betah juga bakal udahan,” kata Zahra seenaknya.
“Jangan dong!” tolak Andaru mentah-mentah membuat seluruh mata langsung tertuju padanya.
Andaru kemudian tertawa sungkan. “Cantikan gitu aja soalnya, pakai kerudung,” lanjut Andaru, jujur saja dia masih kikuk menjalani rumah tangga ini di tengah-tengah keluarga Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Beste Imam
Spiritual"Masih bocah udah nikah? Kurang bercanda apa takdir sama gue?" ~Fatimah Az-Zahra Hanidar. *** Namanya adalah Fatimah Azzahra Hanidar, biasa disapa Zahra, nama itu terdengar sangat lembut, kalem dan indah. Namun sang pemilik nama sama sekali tidak s...