S. F. M. E. ~40

421 32 12
                                    

.
.
.
.
.

Sebuah mobil putih melaju cepat seolah beradu dengan angin. Kecepatannya bukan main hingga mobil di depan mereka lebih memilih untuk menghindar dan memberi haluan daripada menghalangi.

Bunyi suara Zipper yang ditarik terdengar. Salah seorang dari ke 3 pria yang ada didalam mobil terlihat baru saja memakai jaket kulit coklat miliknya.

Masker hitam terpasang pada tiap wajah dan topi hitam semakin menyamarkan bentuk wajah mereka.

Salah satu dari mereka yang duduk di depan kemudian bersiul pelan saat tujuan mereka sudah ada di depan mata.

Pelabuhan Hwayang

Suara dering telepon telepon terdengar, pandangan mata seketika tertuju untuk satu-satunya orang yang duduk di kursi belakang.

Tangan berbalut sarung tangan itu mengangkat panggilan telepon sambil melirik ke arah ke 2 partner nya yang mencoba mendengarkan pembicaraan mereka.

Ntah pembicaraan apa yang mereka bicarakan, hanya mereka yang tau itu. Namun pembicaraan itu tampak cukup mengecewakan bagi mereka.

Mereka berdecih tak puas satu sama lain namun tetap memilih mendengarkan perintah.

Menjawab tiap perintah dengan sopan dan mengakhiri pembicaraan dengan kepala yang menunduk, meski sosok yang diseberang telepon yak dapat melihat itu.

Panggilan telepon berakhir dan ke 3 nya menghela nafas. Menoleh ke arah depan dimana gerbang pelabuhan mulai tampak.

Ia memasukkan kembali handphonenya kedalam saku celananya sementara yang lain mulai meregangkan bahu.

" Seungri harus pulang dalam keadaan utuh "

Salah seorang dari mereka kembali mengingatkan. Takut-takut kalau mungkin rekannya yang lain tanpa sengaja melukai target mereka, mengingat yang mengutus mereka menginginkan seungri dalam keadaan baik-baik saja.

2 orang yang duduk di kursi paling depan mendengus dan tersnyum sinis di balik maskernya

" Ne ~ "

Jawab mereka secara serentak, lalu sosok yang ada didepan kemudi mulai membelokkan mobil ke arah gerbang pelabuhan.

Mereka sedikit mengernyit mengingat kondisi pelabuhan begitu tenang. Suara angin dan air beriak menjadi melodi paling berisik yang mengusik telinga mereka.

' kemana semua orang? '
Batin mereka.

Seharusnya pelabuhan akan menjadi tempat yang ramai akan orang dengan berbagai aktivitas yang mereka lakukan.

Mta mereka mengitari sekitar mencari sosok-sosok yang bisa mereka tanyai atau bahkan mungkin Seungri.

Tapi disini mereka hanya melihat lapangan kosong dengan berbagai container besar, boks-boks kosong yang tersusun, serta kapal-kapal yang tertambat.

Sosok berjaket coklat yang duduk di belakang mengernyit, ia menurunkan sedikit kacanya dan mengeluarkan kepalanya, mencoba memandang lebih jauh.

Pria yang memegang kemudi melirik dari kaca spion. Semuanya benar-benar kosong. Tak ada siapapun disini.

Ia membawa mobilnya melaju dengan begitu lambat sembari mengelilingi pelabuhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sorry For My EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang