S. F. M. E. 32

488 55 87
                                    

.
.
.
.
.

Hyorin berdiri tepat didepan gedung Universitas Saint Dominic.

Matanya menatap ke arah gedung kaca dimana banyak para mahasiswa terlihat berhamburan keluar ketika waktu mata kuliah sudah berakhir.

Taksi yang baru saja mengantarnya segera pergi saat penumpangnya telah turun. 

Hyorin baru saja berkunjung dari rumah Youngjae tapi pelayan rumah Youngbae bilang kalau Youngbae belum pulang dari kampus

Setelah itu,  Hyorin langsung bergerak kemari,  dan disinilah ia berada sekarang.

Berdiri didepan gedung Universitas Saint Dominic,  tempat yang ia yakini Youngbae berada.

Hyorin berjalan masuk dengan hati-hati menepis rasa sakit pada kakinya.

Ia sudah membalut luka pada telapak kakinya di taksi tadi,  tapi rasa sakitnya justru bertambah saat luka di kakinya menggesek kain kasa dan dipaksa menapak.

Beberapa mahasiswa terlihat menoleh kearahnya memperhatikan ia yang berjalan sedikit menyeret langkah kaki.

Tapi Hyorin mengabaikan,  yang ia tau saat ini ia harus bertemu dengan Youngbae secepatnya dan meminta bantuannya.

Papan petunjuk area parkir terlihat didepan matanya. Hyorin membawa dirinya kesana,  ke tempat dimana lampu penerang sudah hidup dan berdampingan dengan sinar orens senja.

Beberapa orang terlihat berkumpul dan berbisik-bisik di depan jalur keluar-masuk Parkiran.

Mereka mengintip kedalam parkiran dan sesekali jemari itu terlihat menunjuk kedalam.

Hyorin mengernyit bingung.  Ia ikut menilik ke arah Parkiran dan melihat seorang pria berjaket hitam tengah berjalan dengan pincang.

Pakaiannya terlihat kusam, wajahnya babak belur dan tubuhnya begitu lemah seolah siap ambruk kapan saja.

" Ahhh.. Apa anda baik-baik saja...? "

Hyorin spontan menangkap tubuh pria itu saat pria itu terlihat tersandung langkah kakinya sendiri.

Jalanan yang menanjak pastilah membuat beban tubuhnya terasa lebih berat,  terlebih lagi saat ini ia sedang terluka dan jelas sangat kelelahan

Pria itu mengangkat kepalanya sambil tersenyum,  senyuman miliknya seketika luntur saat matanya menatap siapa wanita yang baru saja melingkarkan tangan di pinggangnya dan mengangganya yang hampir ambruk dengan luka pada kepala bagian kanan.

" Anda terluka.
Anda terlihat letih.
Apa mau aku panggilkan ambulans...?
Atau aku panggilkan taxi...? "

Pria itu mengulas senyum pada wajah blasteran miliknya. Manik Hijau miliknya menatap tajam manik coklat Hyorin dengan teduh.

PUKkk..

Tangan putih dengan telapak besar dan penuh darah itu hingga pada pucuk kepala Hyorin membuat Hyorin bingung.

Mengusak rambutnya sejenak lalu menyunggingkan senyum aneh,  senyuman dimana salah satu sisi bibirnya tertarik lebih dalam sehingga terlihat seperti smirk*?

Sorry For My EgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang