Part 12

31 7 3
                                    


//Degg..

Lagi-lagi Narra mampu membuat hatiku hancur seketika hanya dengan pesan yang Ia kirim padaku. Perasaanku juga belum begitu membaik karna masalah sebelumnya, Narra sudah mengirimkan masalah baru lagi. Lebih tepatnya masalah antara aku dan Jimin.

Namun Pesan yang Narra kirim seolah-olah menjawab apa yang baru saja aku dan Yoongi bicarakan. Tapi entah kenapa, kali ini aku tidak menangis, apa karna aku yang sudah mulai terbiasa diperlakukan seperti ini, atau karna aku yang tidak langsung mempercayai ucapan Narra

Tipu daya macam apa lagi ini!!

Gumamku kesal. Malam yang cukup panjang, tidak terasa aku sudah terjaga sepanjang malam hanya karna memikirkan hal ini. Kurasa selanjutnya aku harus mengkonsumsi obat tidur, aku mulai lelah dengan semua ini. dan kurasa aku harus segera menghubungi Jimin. Aku memutuskan untuk mengirim pesan pada Jimin

Jimin

'Jim??'

Belum juga ada balasan dari Jimin. Ah bodohnya aku, ini masih pukul empat pagi. Tentu saja pasti Ia masih tertidur. Aku kembali menaruh ponselku dimeja, membaringkan tubuhku dan berusaha memejamkan mata. Memaksakan diri agar bisa tertidur. Semakin aku mencoba tertidur semakin banyak bayangan bayangan buruk yang muncul. Tiba-tiba saja bayangan Jimin yang sedang bersetubuh dengan Narra terlintas dalam fikiranku.

Aaarrgghhh... Sialan!!!

Lagi lagi aku menggumam kesal. Rasanya ingin terus berkata kasar. Akhirnya memutuskan untuk kembali bangun dan menghentikan niatku untuk tertidur. Kembali menyandarkan tubuhku diranjang, mulai memeluk lutut dan menjambak rambutku sendiri untuk melampiaskan rasa kesalku.

//Dddrrrddd...

Terdengar suara ponselku yang berbunyi

Incoming Call Jimin

'Hallo Y/N?"

'Ya, Hallo'

'Ada apa Y/N? Apa kau tidak bisa tidur?'

'Jim? Apa benar sebentar lagi kau akan menjadi Appa?'

'Apa maksudmu Y/N, aku tidak mengerti'

'Jim, jika itu benar. Aku akan segera menyudahi ini semua. Berjanjilah untuk hidup bahagia bersama istri dan anakmu kelak'

'Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu Y/N'

'Izinkan aku untuk melihatmu untuk terakhir kalinya Jim'

'Apa yang kau bicarakan Y/N, tentu saja kita akan terus bertemu'

'Temui aku sore ini di danau'

Call Ended

                                     -------------------

Langit sore kini sangat cantik. Aku duduk dibagasi mobilku. Menyerahkan pemandanganku kearah Danau dan memandangi keindahan suasana sore hari ini, hal yang biasanya aku lakukan berdua dengan Jimin, tapi kali ini aku lakukan sendiri. Aku sengaja untuk datang lebih awal dari Jimin. Rasanya memang beda jika menikmati hal yang biasanya dinikmati bersama orang tersayang, lalu kau harus menikmatinya sendirian.

Tiba-tiba terlihat mobil berwarna hitam terparkir tepat disamping mobilku. Tak lama terdengar suara pintu mobil yang dibanting dan langkah kaki yang terdengar semakin dekat denganku. 

Seorang pria kini berdiri tepat dihadapanku, mencoba menghalangi indahnya pemandangan yang sedang kunikmati, Namun Pria ini ternyata tak kalah indah untuk dipandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria kini berdiri tepat dihadapanku, mencoba menghalangi indahnya pemandangan yang sedang kunikmati, Namun Pria ini ternyata tak kalah indah untuk dipandang.

Ia menatapku yang sedang duduk dihadapannya itu , merentankan kedua tangannya , memiringkan sedikit kepalanya dan tersenyum kecil, sebuah isyarat untuk meminta sebuah pelukkan. Benar-benar perasaan yang tidak bisa tertahan lagi. Aku langsung berdiri dan langsung memeluknya sangat erat. Ia mengelus lembut rambutku dibalik pelukannya. Aku merasakan Pria ini benar menyayangiku. Aku hampir lupa dengan tujuan utamaku bertemu dengannya. Tapi aku benar-benar merindukannya.

"Apa kau pergi sendiri?" Tanya Jimin yang masih memelukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau pergi sendiri?" Tanya Jimin yang masih memelukku

Aku hanya mengangguk, mengiyahkan pertanyaannya.

"Aku sangat merindukanmu Y/N" Lanjutnya sambil mencium rambutku

"Akupun Jim" Balasku yang ternyata sudah membasahi bahunya dengan air mataku

Ia melepaskan pelukkannya , memegang kedua lenganku dan menatapku

"Hey, Tuan Putri tidak boleh menangis" Ucap Jimin sambil menghapus air mataku

"Kau akan segera menjadi suami wanita lain, Jim. Bagaimana aku tidak sedih"

"Tunggu, tunggu. Kau harus menjelaskan dulu padaku apa maksud perkatannmu itu?"

"Narra hamil dan kau akan menjadi Appa, Jim. Aku harus benar-benar merelakanmu"

Raut wajah Jimin tiba-tiba saja berubah mendengar aku mengatakan hal itu padanya. Ia menuntunku untuk kembali duduk dibagasi mobilku.

"Hey, itu tidak benar Y/N. Narra tidak bicara apapun padaku. Akupun sudah lama tidak bertemu bahkan meihatnya sekalipun. Bagaimana bisa Ia sedang mengandung anakku"

"Tapi Jim, kau pernah melakukkannya kan?? "

Jimin terdiam

"Katakan saja Jim, apapun yang terjadi aku akan menerimanya"

"Maafkan aku Y/N, tapi itu terjadi sudah sangat lama"

Kini berbalik, aku yang terdiam mendengar apa yang baru saja Jimin katakan. Aku mengepalkan kedua tanganku, Rasanya ingin menghajar sesuatu tapi bukan Pria yang sedang berada dihadapanku . berkali-kali menghela nafas berat, berusaha menenagkan diriku sendiri. Jimin menarik tubuhku dan kembali memelukku.

"Y/N, aku mohon maafkan aku. Tapi kau percaya padaku kan? Aku tidak mungkin sampai membuat Narra hamil" Ucap Jimin yang lagi-lagi mengusap kepalaku yang Ia sandarkan dibahunya

"Jim, kau tau kan aku sama sekali tidak pernah membecimu. Aku sangat menghargai semua kejujuranmu. Namun apakah salah jika aku merasa sakit mendengarnya?"

"Aku tau Y/N, hatimu begitu lembut dan tulus padaku. itulah kenapa aku sangat mengiginkanmu. Aku bisa pastikan apa yang Narra katakan padamu itu tidak benar. Aku ingin hidup bersamamu Y/N. jangan pernah pergi dariku lagi, kumohon"

Saat fikiranku sedang kacau seperti ini, aku benar-benar merasa hanya bersama Jimin lah aku bisa merasa begitu tenang. Seberat apapun masalah yang sedang kuhadapi, tapi jika Jimin disampingku aku akan selalu yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja. Caranya meyakinkanku dan memperlakukanku tidak bisa membuatku berhenti untuk terus menyayangi pria lembut ini.

 Caranya meyakinkanku dan memperlakukanku tidak bisa membuatku berhenti untuk terus menyayangi pria lembut ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After Shadow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang