Chapter 5 - Give up?

1.1K 52 6
                                    

Annyeong, guys:) I've nothing to say, so just let's start reading.

Happy reading!^^

***

Author POV

"Cihh! Jadi dia lari duluan untuk bertemu dengan si permen karet itu? Geez.. Membuat orang muntah saja" Setelah berada di depan parkiran, Rachel langsung disuguhi pemandangan yang menurut nya 'sangat menjijikan'. Jihyun selalu bersikap baik di depan Sehun, itu yang membuat Rachel muak dengan Jihyun. "Dasar palsu!" gerutu Rachel.

Ia berjalan melewati Sehun yang lengan nya diamit oleh Jihyun, pura-pura tidak melihat mereka. "Ya!! Rachel-aa!! Kau mau kemana?! Kau harus menemani ku!!" ucap Sehun melepas tangan Jihyun yang memeluk lengan nya dan mengejar Rachel yang hampir melewati pagar sekolah nya.

"Ya! Yoo Rachel! Kau harus pulang bersama ku. Bukan kah aku sudah bilang kalau kau harus bertanggung jawab?!" tanya Sehun meninggikan suaranya. "Mwo? Wae?! Aku tidak mau menemani mu! Kau bisa pulang sendiri kan? Kau kan membawa mobil. Lagian kalau kau mau ditemani ada Jihyun kan yang dengan suka rela mau menemani mu kapan pun dan di mana pun?" bentak Rachel tidak terima lalu melanjutkan langkah nya keluar sekolah.

Sehun sudah kehabisan kata-kata. Ia menarik pergelangan tangan Rachel, meraih tengkuk dan kaki Rachel. Sehun menggendong Rachel ala bridal style. Murid-murid yang lewat di parkiran tersebut memperhatikan mereka semua. Apa lagi Jihyun, ia terdiam di tempatnya tadi, di sebelah mobil ferrari merah Sehun, matanya membelalak kaget melihat adegan 'wow' yang barusan terjadi di depannya.

Sehun menghiraukan semua tatapan murid-murid itu dan Jihyun. Rachel memberontak tidak terima, ia memukuli dada Sehun. Tapi Sehun tetap menggendong nya dan menempatkan Rachel di kursi penumpang di mobilnya. Lalu dengan cepat Sehun juga masuk ke dalam mobilnya, mengunci pintu sebelum Rachel sempat keluar.

Sehun langsung menjalan kan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Tapi karena jalan di Seoul macet, terpaksa ia menurunkan kecepatan nya. Rachel yang duduk di sebelah Sehun menatapnya dengan tajam. Ia sempat kaget tadi, saat tiba-tiba Sehun menjalankan mobilnya dengan cepat.

Saat lampu lalu lintas sudah menjadi hijau, Sehun menjalankan kembali mobilnya dengan kecepatan normal. Ia menghentian mobilnya di sebelah kiri jalan.

Sehun menatap Rachel tidak kalah tajam. Ia terlihat sangat ingin mengeluarkan isi hatinya. Tapi, ia malah berkata "Kenapa kau meninggalan ku? Kau juga tidak mengembalikan buku catatan ku? Dan jangan menghindar saat jam istirahat" ucap Sehun, matanya terlihat sendu.

"Wae? Kenapa kau se--" "Arrasaeo, kau tidak perlu menemaniku lagi. Aku juga tidak akan mengganggu mu" ucapan Rachel dipotong Sehun. Nada bicara Sehun terdenar lirih. Mata nya kembali mengadap kedepan, menatap jalan Seoul yang dipenuhi banyak kendaraan. Ia kembali menjalankan mobilnya, pulang. Dan yang pasti, ia akan tetap mengantarkan Rachel ke rumahnya.

***

*Hari Selasa, pk. 6.00 KST

"Rachel-aa!! Ayo bangun... Ini sudah jam enam!!" teriak Nyonya Yoo membangunkan Rachel. Nyonya Yoo merasa ada yang aneh dengan anaknya. Setahunya, Sehun akan menjemput Rachel pagi ini. Biasanya Sehun sudah datang dan akan makan pagi bersama di rumah keluarga Yoo, tapi ia tidak datang hari ini.

Tuan Yoo menyadari istrinya terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. "Yeobo, kau sedang memikirkan apa?" tanya Tuan Yoo melihat koran yang barusan di bacanya dan menyeruput secangkir kopi buatan istrinya.

"Anni, kau tidak merasa ada yang aneh dengan Sehun dan Rachel? Biasanya Sehun akan ikut makan pagi di sini, dan kalau Sehun mengantar Rachel pulang dia akan mampir dulu kan? Tapi kemarin aku jelas-jelas melihat Rachel di antar Sehun tapi Sehun tidak masuk dan langsung pergi ke rumahnya. Sepertinya mereka ada masalah" ucap Nyonya Yoo menaruh sepotong roti bakar di piring untuk Rachel.

"Hmm.. Geursae-yo, tapi sepertinya begitu" kata Tuan Yoo, terliat sedang memikirkan keanehan tersebut juga.

"Annyong, eomma, appa!" sapa Rachel yang sudah menggunakan seragam nya dengan rapi, ia juga membawa tas baju untuk latihan dance hari ini. Rachel duduk di kursi depan eomma nya. Rachel mengolesi roti panggang yang ada di piringnya dengan selai cokelat vanila favorit nya, dan tidak lupa ia juga meminum susu.

"Rachel-aa, kenapa Sehun hari ini tidak kemari?" tanya Mrs. Yoo memecah keheningan. Rachel mengangkat bahunya.

"Molla" jawab nya pendek--masa bodoh--atau memang pura-pura tidak tahu. Ia tahu kalau Sehun tidak ke rumahnya hari ini pasti gara-gara kejadian kemarin. Sehun sudah berjanji tidak akan mengganggunya lagi.

Mrs. Yoo terlihat merasa tidak yakin dengan jawaban Rachel. "Apa kau bertengkar dengannya lagi?" tanya Mrs. Yoo lagi. Rachel mengangkat bahu nya, lagi.

"Seharusnya kau berbuat baik pada nya, Rachel-aa.. Kemarin kan Sehun sudah menolong mu, bahan punggung nya masih sakit kan" ucap Mrs. Yoo menasehati Rachel.

Tapi kali ini Rachel tidak menjawab. Ia menyelesaikan sarapan nya dan berdiri dari kursi. Ia mengambil barang-barang yang akan ia bawa ke sekolah. "Aku pergi dulu, eomma, appa.." pamit Rachel, lalu ia berjalan keluar rumahnya. Ia akan pergi ke sekolah naik bus.

•••••

*Setengah jam sebelumnya, pk. 5.30

Sehun berada di depan rumah tetangganya, rumah keluarga Yoo, ia menatap jendela balkon kamar Rachel yang terletak di sudut lantai 2 rumahnya. Sudut yang berhadapan dengan balkon kamar Sehun juga.

Sebenarnya Sehun memang bisa melihat Rachel dari balkon kamarnya jika korden jendela Rachel terbuka. Tapi dari kemarin Sehun hanya menatap kosong jendela kamar Rachel yang tertutup rapat tanpa cela. Bahkan sampai tidur malamnya pun juga tidak nyenyak karena terus memikirkan Rachel.

Tapi pagi ini, Sehun tidak seperti biasanya yang tiap pagi selalu membuat ribut memaksa Rachel bangun dengan berbagai alasan. Ia hanya bisa diam di luar rumah orang yang sudah mengisi hatinya sejak mereka masih kecil.

Sehun sudah berjanji pada Rachel kemarin, ia tidak akan mengganggu Rachel lagi, yang berarti ia tidak bisa dekat lagi dengan Rachel mulai dari sekarang. Ia akan berusaha menghindar dari Rachel, berpura-pura tidak melihatnya, dan tidak bicara dengannya. Ia akan menjadi Sehun yang dingin dan sombong lagi. Dan dengan itu, baru dia bisa mencoba untuk melupakan Rachel. Membuang jauh perasaannya. Sehun akan mencobanya.

•••••

Sehun menghela napas panjang. "Sesusah itukah untuk bisa dekat dengan mu? Hhh.." kata Sehun lirih dan menghela napas lagi, yang entah sudah keberapa kali. Ia mengalihkan pandangan nya ke jalan di depannya. Sehun menjalankan mobilnya dengan pelan, ia membuka atap mobilnya, menikmati hawa sejuk pagi hari yang bisa sedikit me-refresh pikirannya. Ia memutuskan untuk pergi ke sekolah pagi-pagi hari ini.

***

TBC

How was that? Seru gk? Ato gimana?? Comment and vote ya:) Thank you^^

♥MERCY

I'll Show You That I Can!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang