s e v e n ♡

983 188 20
                                    

Kotak makan yang sudah diletakkan diatas meja itu dioper ke arah Kai kembali. Sehun tidak ingin nantinya jika makanan itu dia terima maka Seulgi akan berasumsi bahwa dirinya bersedia membuka kesempatan untuk cewek itu bisa masuk kedalam hatinya. Mau menolak secara terang-terangan dia juga tidak tega.

Hmm cogan serba salah.

"Ngapa lo kasih ke gue lagi?"

Sehun menggeleng tidak minat. "Gue udah makan. Kalo lo mau lo makan aja," jawabnya.

Jika Seulgi tau, cewek itu pasti akan sangat kecewa tapi, melihat Sehun yang sama sekali tidak tertarik sedikitpun dengan segala bentuk perhatian yang Seulgi berikan membuat Kai agaknya merasa senang. Tapi, kasihan Seulgi juga. Cewek itu jelas sedih dan Kai pasti ikut merasakan hal yang sama.

Ini juga serba salah.

Hadeh.

"Hai Wendy-ku!" suara Johnny mengambil atensi Sehun. Teman baiknya itu tau-tau sudah nangkring di depan bangku milik Wendy.

Cewek pemilik surai pendek itu melayangkan tatapan tak bersahabat kearah Johnnyㅡcowok yang selalu mengusik kedamaiannya di kampus.

"Ada film bagus, ntar sore nonton yuk?" ajak Johnny dengan senyum lebarnya.

"Nggak usah, makasih," jawab Wendy singkat kemudian tangannya mulai bergerak mengambil binder di dalam tas.

Penolakan demi penolakan itu sudah Johnny telan bulat-bulat sejak jaman dahulu kalaㅡya sejak masa ospek. Cowok berdarah campuran itu masih tak ingin menyerah untuk mendapatkan perhatian dari Wendy. Pantang menyerah sekali!

Pemandangan itu belum lepas dari netra Sehun. Cowok itu memandangi keduanya dari tempat duduk. Rencananya setelah kelas selesai nanti, dirinya akan mencegat Wendy untuk diinterogasi mengenai hubungan cewek itu dengan si Mbak cantik Irene.

"Ngapain lo nanya-nanya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo nanya-nanya?"

Belum apa-apa Sehun sudah kena sembur saja. Tabahkan hati cogan, Ya Allah.
"Ya emang nggak boleh?"

"Visi dan misi lo apa mau tau banget soal Mbak Irene?" Wendy menyilangkan tangannya didepan dada.

"Udah kayak mau bangun sekolah aja pake visi dan misi," gerutu Sehun dengan bibir menyerupai bebek.

"Semua cowok pada nanya asal lo tau! Dan lo ada di urutan kesekian ribu yang nanyain soal Mbak Irene, ya gue waspada dong!"

Kesekian ribu katanya? Seketika Sehun mengkeret di tempat.

"Mbak Irene nggak lagi nyari cowok for your information aja sih," sergah Wendy yang tiba-tiba menjadi peka dan seolah-olah tau apa isi kepala makhluk macam Sehun ini.

"Kan temenan juga bisa," balas Sehun tak mau kalah.

Bola mata Wendy berotasi jengah setelah mendengar sahutan yang Sehun layangkan. "Halah. Kalo mau temenan sama yang lain juga bisa, harus banget sama Mbak Irene?"

𝙄𝙙𝙚𝙖𝙡 𝙏𝙮𝙥𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang