o n e ♡

2K 227 31
                                    

Jomblo sejak lahir.

Keadaan yang pas untuk menggambarkan manusia tampan yang kini sedang melakukan studinya di semester keempat di salah satu fakultas hukum universitas swasta. Sehun namanya, anak sulungnya Ayah dan Bunda.

Bukan dia tak tertarik pada makhluk berkromosom XX loh ya, hanya saja dia belum menemukan yang menarik. Yang cantik sih banyak tapi, yang menarik perhatiannya belum ada. Karena kondisi tersebut banyak orang yang salah paham mengira Sehun belok. Apalagi melihat cowok itu tiap harinya kemana-mana bersama dengan kedua temannya, Johnny dan Kai. Lebih sering dengan Johnny sih, maka tak ayal cowok itu sering dikatai maho.

Jangan ditanya soal cewek-cewek yang mengantre untuk menjadi pacarnya, banyak. Mungkin kalian menjadi salah satu diantara mereka, ya kan?

Nggak usah mimpi sih!

Tapi, karena masih berpegang teguh pada kriteria cewek idamannya jadilah cowok itu menjomblo hingga duduk di bangku kuliah. Segala bentuk hinaan sudah Sehun hafal diluar kepala. Cuma Sehun, cowok ganteng yang terhina.

"Abang!"

Cowok yang sedang asyik misuh-misuh dengan fasihnya karena ML di ponselnya itu hanya menoleh sekilas kearah pintu yang baru saja dibuka tanpa diketuk oleh satu cewek tembem.

Meskipun tidak digubris, cewek ituㅡMinaㅡtetap masuk dan ikut naik ke atas ranjang dan senderan disamping abangnya. Abang Sehun.
"Bang? Bang? Gue ada info penting ini buat lo!" vokalnya mendekatkan bibirnya pada telinga abangnya.

"Apa'an sih lo jangan ganggu dah!"

"Ish ini penting! Pokoknya penting!" sahut Mina memukul guling yang tengah dipepet oleh kedua kakinya.

"Ya udah ngomong langsung aja!" Sehun masih acuh pada makhluk berpipi bakpao disampingnya.

Mina mulai berbisik, "Tadi gue denger Ayah sama Bunda lagi ngobrol didalem kamar terusㅡ"

"Nggak sopan banget lo nguping orang tua lagi di kamar," pangkas Sehun yang pikirannya sudah rekreasi kemana-mana.

"Eh gue belom selesai ngomong ya kampret! Belom apa-apa udah emosi aja aing!" Mina inhale exhale menghadapi abangnya yang tamvan itu.

"Ya udah lanjut," sahut Sehun yang masih sibuk pencet-pencet layar ponselnya.

"Gue denger mereka lagi bahas lo, Bang." Mina sengaja tidak menjabarkan secara jelas. Sengaja biar abangnya makin penasaran, makin emosi pula.

"Terus? Eh mbem lo kalo ngomong langsung aja yang jelas gitu, pake dipotong-potong lo pikir ini sinetron stripping?" Sehun emosi akhirnya gara-gara Mina dia kalah main game. Ponselnya dibanting begitu saja. Dibanting diatas kasur, kalau di lantai Sehun masih belum sanggup.

Salah siapa bikin gue emosi tadi? -Mina.

"Mereka kayak lagi bahas perjodohan gitu. Lo mau dijodohin kali, Bang," ujar Mina dengan mata melebar mendramatisir.

Dijodohkan?

Nggak usah bercanda ya bor!

Kini perhatian Sehun seluruhnya terarah pada Mina. "Yang bener aja lo? Kuping lo salah denger kali!"

Mina yang telinganya caplang  begitu jelas tidak terima. Asal Aprilio itu tau ya, kelelawar aja pendengarannya kalah tajam sama telinga cewek yang lagi nguping!
"Enak aja, kuping gue masih berfungsi dengan baik, ya! Nih!" Cewek itu menunjukkan kedua telinga caplangnya. "Orang gue denger sendiri dengan jelas! Hayolo mau dijodohin lo, Bang..."

𝙄𝙙𝙚𝙖𝙡 𝙏𝙮𝙥𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang