n i n e ♡

1.1K 176 30
                                    

Raut masam yang ditunjukkan oleh Johnny membuat Sehun terheran-heran sendiri. Cowok blasteran itu tidak terlihat seperti biasanya. Sehun memundurkan kepalanya dan sekilas bertanya pada Kai yang bangkunya ada persis di belakangnya.

Yang dengan kampretnya malah dibalas oleh Kai dengan, "Temen cap tai lo gitu aja nggak peka!"

Sembarangan! Manusia ganteng dibilang cap tai!

Rasa penasaran itu masih belum terbayar hingga kelas usai. Yang biasanya mereka akan pergi ke kantin bersama kini Johnny mengemasi barang-barangnya dan mengambil langkah terlebih dulu.

"John!" panggil Sehun dengan cepat membereskan buku juga peralatan tulisnya. "Johnny!"

Namun yang dipanggil enggan berhenti apalagi menoleh kebelakang. Terus berjalan dengan ransel yang menggantung di sebelah pundaknya.

Sehun menyenggol temannya satu persatu yang hendak keluar kelas guna mengejar Johnny sedangkan Kai masih duduk diam di bangkunya. Selama ini dia selalu berlagak baik-baik saja kala Seulgi datang untuk menemui Sehun, meski dia tak menampik bahwa dia cemburu. Kasus mereka bisa dibilang serupa. Dasar cewek, ngerusak persahabatan aja!

"John, buset dah! Tungguin ngapa buru-buru amat!" Sehun meraih bahu Johnny dan itu membuat Johnny kontan menghentikan laju tungkainya.

Tangan rekannya itu, Johnny singkirkan dari bahunya. Wajahnya benar-benar lain dari biasanya.

"John, lo kenapa sih? Gue ada salah?" tanya Sehun dengan polosnya.

"Masih nanya lo?" Johnny menekankan setiap katanya.

Yang tentu tak dimengerti oleh Sehun, memangnya apa yang sudah dia lakukan? Apa karena kemarin dia tidak meminjami Johnny penghapus lantas cowok itu jadi marah padanya?

Yakali.

"Gue nggak habis pikir sama lo, bisa-bisanya deketin Wendy padahal jelas-jelas lo tau kalo gue suka sama dia sejak jaman ospek!"

Hah?

Sehun melongo. Tunggu marimar! Sepertinya ada yang salah paham disini. Sejak kapan Sehun berniat mendekati cewek menyebalkan macam Wendy? Masuk tipenya saja tidak!

"Udahlah nggak usah ngomong lagi sama gue!" ucap Johnny mengibaskan tangannya sekilas hendak berbalik namun, tangan Sehun kembali menahannya. "Apa lagi sih?"

"Ntar ye ntar! Kayaknya ada kesalahpaham disini! Gue jelasin, oke? Lo dengerin!" Sehun menarik Johnny agak kepinggir supaya tidak menghalangi jalan.

Johnny menarik kembali lengan jaketnya yang baru saja ditarik oleh Sehun. Wajahnya masih ditekuk seperti sebelumnya.

"Gue nggak ngedeketin Wendy, John! Ya Allah! Lo tau sendiri kan gue naksirnya sama Irene, nah Irene ini kan kakaknya! Gue cuma mau minta tolong ke dia supaya bantuin gue buat dideketin sama kakaknya itu. Lagian Wendy kalo sama gue jutek mulu, nggak like gue! Kalo bukan karena sepupuan sama Irene-Irene itu mana mau gue diakalin suruh nraktir dia starbucks selama sebulan penuh!" Sehun mengumpat dalam hati atas permintaan yang Wendy ajukan.

Perlahan ekspresi wajah Johnny berubah setelah melihat bagaimana cara Sehun berbicara ketika pembahasan mulai menjurus kepada Wendyㅡcewek yang dia taksir. Kalau dipikir-pikir masuk akal juga apa yang Sehun tuturkan.

"Jadi karena ini lo mogok ngomong sama gue? Ya elah, John mana mungkin sih gue nikung temen sendiri! Jangan sama-samain gue sama yang lain dong! Ck, kita temenan udah berapa lama sih?" giliran Sehun yang ngambek.

Ada sedikit gelayar rasa bersalah yang dirasakan oleh Johnny. Cowok itu menggosok tengkuknya, tidak enak hati karena telah berburuk sangka pada Sehun.
"Ya lo sih ngapa nggak bilang-bilang? Bukan salah gue dong ngira yang nggak-nggak?"

𝙄𝙙𝙚𝙖𝙡 𝙏𝙮𝙥𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang