e i g h t ♡

966 173 24
                                    

Meja makan sudah terisi penuh oleh barisan kue. Pesanan untuk hari ini benar-benar banyak sekali. Irene mengusap peluhnya padahal ini masih pagi, cewek itu juga sudah mandi subuh tadi. Pun dia berencana untuk meminta tolong pada Wendy agar membawa kue yang akan dijual di kantin kampus sekalian karena pekerjaan di rumah benar-benar tidak bisa ditinggal.

"Wen?" panggil Irene ketika melihat Wendy muncul didapur hendak mengambil air minum di kulkas.

Cewek bersurai pendek itu menoleh, menjenjang alis, urung membuka pintu kulkas.

"Mbak mau minta tolong, boleh?"

Wendy berpindah dari posisinya dan bergerak mendekati Irene. "Apa, Mbak?"

"Ini nanti kamu kan ada kelas pagi tuh, boleh sekalian nitip kue bakal dijual di kantin, nggak? Mbak lagi ribet banget ini!" Irene berbicara dengan sesekali menata kue di kotak tupperware besar.

"Oh ya boleh," balas Wendy kembali mendatangi kulkas dan mengeluarkan sebotol air mineral dingin dari sana.

"Makasih ya," ucap Irene tersenyum sekilas.

Wendy membalas senyuman itu kemudian berbalik kembali masuk kedalam kamar untuk siap-siap.

Berdiri di pintu masuk kantin, Sehun menyilangkan tangan didepan dada, sudah seperti preman yang akan meminta jatah pada setiap orang yang lewat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berdiri di pintu masuk kantin, Sehun menyilangkan tangan didepan dada, sudah seperti preman yang akan meminta jatah pada setiap orang yang lewat. Kepalanya terus terangkat dengan pandangan mata menerawang jauh kedepan sana. Menelisik satu demi satu manusia yang ada dalam lingkup lingkungan yang sama dengannya.

"Sehun tuh ngapain sih?" Kai menatap heran temannya yang tak jauh dari jangkauan matanya.

"Tau! Disuruh ngabsen anak satu gedung fakultas kali," celetuk Johnny membuka bungkus roti tawar selai cokelat miliknyaㅡyang baru dibeli tadi di Ind*maret.

Dari jarak kurang lebih seratus meter, Sehun melihat keranjang rotan yang biasa Irene bawa kini dibawa oleh Wendy. Cewek yang saat itu sedang memakai blouse kotak-kotak putih merah muda itu berjalan kian mendekat. Sementara Sehun masih mengamati pergerakan cewek itu.

"Wen? Wendy?" panggil Sehun tapi, sepertinya Wendy tidak mendengar.

Bahu kanannya tiba-tiba ditepuk oleh seseorang, Wendy kontan menolehkan kepalanya dengan cepat. Ternyata Sehun kirain tukang hipnotis.

"Irene mana?" tanya Sehun tanpa basa-basi.

Yang membuat cewek itu memasang mimik wajah yang aneh. "Irene... Irene... Sopan loh sama yang lebih tua!" omel Wendy dengan gaya bicaranya yang tidak pernah bersahabat itu.

Ya juga, yah? Sehun baru sadar jika cewek yang sedang dia taksir saat ini jelas lebih tua darinya. Dia saja seumuran dengan Wendy, sudah pasti Irene usianya ada diatas Wendy.
"Ya ya udah nggak usah sensi juga! Heran gue dari kemaren lo gini banget kalo ngomong sama gue, mentang-mentang gue temennya Johnny gitu?"

𝙄𝙙𝙚𝙖𝙡 𝙏𝙮𝙥𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang