Paku Kuntilanak

510 20 2
                                    

Bapak dan ibu merenovasi WC rumah yang bagian atas kayunya harus sudah di ganti. Kali ini Bapak kembali menggunakan jasa Mang Ujang dalam memperbaiki WC.

Seminggu berlalu..

Ibuku jatuh sakit, keluarga kami mengira ibu sakit biasa, sebab diagnosa dokter hanya mengatakan ibu terkena asam urat ditambah dengan darah tinggi. Namun pengobatan dari dokter bahkan obat-obatan herbal pun sama sekali tak membuahkan hasil.

Sebulan sudah ibuku terbaring lemah tak berdaya, ibuku juga kadang-kadang merintih kesakitan. Pamanku atau kakak ibuku bertamu kerumah, ia menengok keadaan ibu. Pamanku memijat ibuku untuk meredakan sakitnya, namun disinilah awal mula keanehan muncul. Tubuh Pamanku tiba-tiba merasa panas, sontak saja Pamanku memberi saran pada ibuku agar mencoba mencari Ustad yang bisa merukyah dan bisa datang kerumah. Ibu pun bermusyawarah dengan bapak dan keesokan harinya Bapak pun memanggil Mang Deni kerumah.

Mang Deni adalah seseorang yang memiliki kelebihan, bisa melihat mahluk halus dan merukyah orang. Ia adalah suruhan Pak Ustad, sebab Pak Ustad sudah tidak terlalu kuat untuk berpergian, mengingat usianya yang sudah beranjak tua.

Bapak: "Istriku sudah lama sakit-sakitan mang, dan banyak sekali keanehan dirumah ini."

Mang Deni: " Coba bawa istri bapak, saya coba merukyah dulu tubuhnya takutnya ada sesuatu yang mengahalangi kesembuhannya. "

Ibu pun di rukyah Mang Deni, dari tubuh ibuku keluar BATU sebesar biji kelereng yang jumlahnya hampir belasan. Rasa aneh,heran,dan bingung berkecamuk dalam hatiku dan bapak melihat kejadian tersebut.

Mang Deni: " Menurut saya, dalam tubuh ibu masih banyak barang barang tajam. "

Ibu: " Darimana asal mula batu ini? Saya masih normal kok, makan ya makan nasi mana pernah makan batu. "

Mang Deni: " Ada orang yang syirik dan mempunyai dendam tersendiri kepada keluarga ibu. "

Ibu: " Astagfirullah, kenapa orang itu sampai melakukan hal sekejam ini (sembari meneteskan airmata). "

Mang Deni: " Saya boleh izin masuk ke WC bapak ibu? "

Bapak: "Silahkan mang, WC nya ada di belakang sebelah kiri: "

Mang Deni pun memasuki WC, alangkah terkejutnya Mang Deni ketika masuk sembari mengucap istigfar. Untuk kedua kalinya aku, bapak, dan ibu kebingungan apa yang sebenarnya terjadi. Mang Deni keluar dari WC dan mulai bertanya soal WC kepada bapak.

Mang Deni: "WC ini sudah lama pak? "

Bapak: "Belum lama mang, namun baru-baru ini WC nya kami renovasi: "

Mang Deni: "Siapa yang membantu bapak merenovasi? "

Bapak: "Yang membantu saya merenovasi itu Mang Ujang, kala itu saya ingat ia menerapkan paku pada kayu yang di ganti, katanya itu paku yang di belinya dan tak terpakai makanya ia bawa sebab takut mubazir."

Mang Deni: "Astagfirullah, orang itulah yang membuat istri bapak sakit begini, beliau memiliki ilmu hitam pak, ia memiliki ilmu teluh dan mempraktekannya pada istri bapak, dengan ilmunya ia memasukkan batu sebanyak itu pada istri bapak dan paku yang ia bawa itu adalah paku berisikan KUNTILANAK maka setiap istri bapak masuk ke WC kuntilanak itu menambah kesakitan istri bapak, Kini tak sedikit orang yang mengaku bahwa dirinya seorang yang ahli agama, padahal Ia bersekutu dengan iblis. Dan Mang Ujang termasuk salahsatunya. Apa Bapak dan Ibu juga tidak pernah mendengar tentang permasalahan Mang Ujang 2 tahun yang lalu?"

Memangnya kenapa mang? "Tanya Bapak pada Mang Deni"

Mang Deni:" 2 Tahun lalu Mang Ujang pernah mempunyai teman asal Jakarta, ketika temannya berkunjung ia malah meminjam uang senilai 10juta dan menjanjikan akan membayarnya pada kurun waktu 6 bulan. Namun Mang Ujang ingkar dan katanya karena tidak ingin di tagih utang ia setiap hari membacakan wirid agar temannya mengikhlaskan uang tersebut. Secara gambaran Bu, Pak mana ada ahli agama yang permasalahan hutang piutang saja tidak mengerti? Mana ada ahli agama yang berusaha membuat orang yang meminjamkannya melupakan hutangnya? Kalau benar ahli agama sudah pasti mengerti bahwa hutang itu wajib di bayar bukan?"

Sontak aku, bapak, dan ibu terperangah dengan perkataan Mang Deni, rasa percaya tidak percaya muncul, kami pun heran apa yang membuat ia sampai dengan tega membuat ibu sakit. Namun pertanyaan kami di jawab oleh Mang Deni. Katanya Mang Ujang syirik pada keluargaku dan sakit hati akan perkataan ibu tempo hari yang kala itu membahas persoalan jaket. Dari situlah ia ingin melihat keluargaku kesulitan, bahkan ia ingin menampakan bahwa ia mampu melakukan hal yang lebih dari ini.

Setelah kami mengetahuinya, Mang Deni menyarankan agar paku ini segera di copot.

Setelah paku itu di copot, Mang Deni langsung mengadzani pakunya dan membakar paku tersebut agar bisa di buang ke sungai, guna menghindari kuntilanak itu kembali.
Mang Deni pun memberi saran agar bapak dan ibu pergi ke rumah Pak Ustad langsung usai solat magrib.

#Plagiat dilarang mencopy-paste
#Jangan Hanya Mampir
#Baca, Vote , lalu follow✨
#Vote dan followmu sangat berharga

JALUR SESATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang