Kakakku mempunyai kenalan, dan kenalannya pun akrab denganku,bahkan ia juga sudah menganggap kakakku sebagai kakaknya dan aku sebagai adiknya. Tak sangka ia mampu melihat mahluk-mahluk gaib dan mampu berbicara dengan mereka.
Akhirnya kakakku membawanya ke rumah ibu. Setelah selesai berbincang perihal penyakit ibu tiba-tiba Anggi (Kenalan kakakku) menutup mata.
Ketika membuka mata ia berbicara padaku, "Uyuhan maneh betah cicing didie"
(Heran kamu kenapa bisa betah tinggal disini).
Aku bertanya memangnya kenapa disini?Anggi: "Lamun katempo mah didie teh loba nu nyicingan, di belah ruang tamu deket panto aya nu make baju beureum mirip nini-nini, di belah dapur aya nu jangkung hideung panon nyorot sihungan loba bulu, di luhur kenteng aya nu ciak-ciakan ucang-ucangan" (Kalo bisa ngeliat disini banyak yang tinggal, di ruang tamu dekat pintu ada yang memakai baju merah mirip nenek-nenek, di sebelah dapur ada yang tinggi, hitam, sorot mata merah, taring tajam, banyak bulu (genderuwo) di atas genteng ada yang kekeciakan (Kuntilanak).
Kami semua yang mendengar langsung merinding dan tak henti menyuruh Anggi agar mengusir mereka yang tak mampu kami lihat.
Anggi (kenalan kakakku) memejamkan matanya kembali. Ia berusaha berkomunikasi dengan mereka, Ia melakukan kontak batin dan berusaha menanyakan apa maksud dan tujuan mereka.
Kata Anggi penyakit yang menyerang ibuku adalah penyakit kiriman seseorang yang awalnya bertujuan mengirimkannya pada kakak pertamaku namun yang batinnya sedang kosong adalah ibu, makanya sasarannya meleset.
Anggi bilang seseorang itu adalah orang yang sangat membenci kakakku dan orang itulah yang dulu membuat aku dan keponakanku menjadi nakal dan membuat keponakanku sakit selama bertahun - tahun. Anggi juga bilang orang itu masih saudara kami.
Dari situlah semua terbuka, orang itu memang saudara kami dan orang itu juga mempunyai guru ilmu hitam yaitu Mang Ujang (orang yang dulu mengguna-guna ibu)
Kami tidak menyangka jika sebenarnya "Mang Ujang" dengan sodara kami itu bersekongkol menghancurkan hidup kami. Mereka menginginkan kami hidup sengsara dengan penyakit yang tak kunjung sembuh dan harta yang habis di pakai berobat. Saking benci dan tidak mau terkalahkan mereka tak akan puas meskipun kami tinggal hanya mempunyai celana.
Anggi pun menyuruh kami mengaji selama 4 malam dan menyuruh kami mengungsikan ibu di rumah kakak.
Kedatangan Anggi membuat orang yang mengguna-guna ibu semakin bertambah marah, kata Anggi orang itu tak berhenti pergi menemui orang-orang yang punya ilmu hitam (mungkin ia takut penyakit ibu malah berpindah padanya)
1 Rhamadan
Hari ini tepat awal puasa. Alhamdullilah, ibu sudah membaik meskipun hanya mampu berjalan dan melakukan aktivitas hanya dirumah.
Pada pertengahan ramadhan sekitar jam 1 malam ada yang mengetuk-ngetuk pintu keras sekali, bunyinya semakin keras, saudaraku yang malam itu kebetulan menginap sampai melontarkan kata: "Hey, ganeng !!! Wayah kieu keketrok rek naon!!! "
(Hey, berisik!!! Jam segini ngetok-ngetok pintu mau apa!!!)Dan akhirnya suara ketukan pintu pun berhenti. Pasti kalian bertanya-tanya siapa yang mengetuk pintu kan? Tidak ada orang yang mengetuk pintu, diluar sangat sepi, bayangkan saja siapa sih jam 1 malam mau namu?
Tidak hanya malam itu saja, suara orang mengetuk pintu selalu terdengar hampir setiap malam dan selalu diantara jam 1-2 malam. Bahkan pernah ketika ibu sakitnya kumat lagi, aku dan bapak langsung tahajud.
Aku tahajud di kamar, bapak di ruang tamu. Ketika aku sedang berdzikir tiba-tiba ada suara sesuatu yang meloncat dari atas genteng aku dan bapak semakin berusaha khusyu. Aku pindah ke ruang tamu dzikir tak ku hentikan, lalu tiba-tiba hawa angin terasa panas, kaki-kaki ku terasa keram, selepas berdzikir tasbih nya aku ikatkan pada gagang pintu. Dan alhamdullilah seminggu dari shalat tahajud malam itu tidak ada lagi yang suka mengetuk-ngetuk pintu.
#Plagiat dilarang mencopy-paste
#Jangan Hanya Mampir
#Baca, Vote , lalu follow✨
#Vote dan followmu berharga bagi saya
KAMU SEDANG MEMBACA
JALUR SESAT
HorrorJIKA KAU PENASARAN DENGAN HIDUPKU, SILAHKAN BACA CERITAKU. copyright ©2020 by: RaraRosi