Setelah siang itu ibu di rukyah,ibu merasa tubuhnya berangsur membaik,hingga ia mampu menyiapkan hidangan makanan untuk aku dan bapak.
Jam menunjukan pukul 17:15 WIB, seperti biasa ibuku menanak nasi di dalam tungku api berisikan kayu bakar,entah kenapa ibu lebih senang memasak dalam tungku daripada menggunakan kompor gas.Petang itu rasanya udara sangatlah dingin,hingga aku mendekati tungku api tersebut dan mencoba menghangatkan tubuhku sembari memulai sedikit obrolan dengan ibu. Ibu mengangkat nasi dan membawa nya ke tengah dapur. Untuk bisa ke tengah dapur ibu harus naik satu tangga di karenakan tempat tungku api hanya bersampingan dengan WC.
Aku menghangatkan tubuh dengan duduk di depan tungku api, akhirnya mendengar suara motor yang berhenti di luar rumah. Ternyata itu kakak perempuan pertamaku, ia sudah kembali belanja jajanan untuk warung kecilnya. Sontak saja aku senang karena pasti di warung kakakku banyak jajanan baru, aku pergi ke rumah kakakku yang rumahnya tepat sekali bersampingan, yang tidak sampai 5 langkah sudah sampai.
Aku: " Wahhhh, banyak jajanan baru kenapa tidak banyak membeli snack saja kak? "
Kakak: "Pikiranmu memang selalu jajan dan makan, sekali-kali puasa jajan bisa gak (sambil tertawa). "
Aku: "Mulai kan ngejeknya. "
Ketika aku sedang asik saling mengejek dengan kakakku, tiba tiba ibu berlari dari arah dapur hingga sampai ke luar rumah dengan tubuh yang gemetar, nafas tidak teratur, dan tatapan kosong. Aku dan kakakku sangat kaget dan pikiran yang penuh pertanyaan akan semua yang terjadi.
Kakak: "Kenapa bu? Ada apa? Kami semua kaget. "
Aku: "Coba jelaskan bu ada apa. "
Ibuku menghela napas panjang, tatapanya terpancar penuh kebingungan harus memulai cerita darimana.
Aku: "Bu tenang, disini ada kami, coba ibu tenang dulu dan atur napas lalu ceritakan apa yang terjadi pada ibu."
Ibu: "Ibu, ibu pikir kamu yang di WC."
Aku: "Hahhh, aku? aku dari pas ibu mengangkat nasi saja sudah keluar rumah bu masa aku di WC, tanya saja kakak. "
Ibu: "Tadi ketika ibu mengangkat nasi dan berada di dapur tengah, di WC ada yang memukul-mukul kuali, ada suara gelas dan piring jatuh, ibu memanggil dan memarahimu karena ibu pikir itu kamu, karena suaranya masih saja ada ibu masuk ke WC dan terkejutnya ibu tidak ada siapa-siapa dan tidak ada satupun barang yang jatuh, seketika bulu kuduk ibu langsung berdiri, ibu ketakutan lalu lari dari rumah. "
Aku terkejut dengan perkataan ibu, semua orang kebingungan dan banyak sekali beban dalam pikiran kami tentang pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa di jawab oleh logika.
Bapak yang sudah memberikan makanan pada kambing peliharaannya pun bertanya pada kami semua kenapa kami berada diluar rumah dengan mimik muka ketakutan dan kebingungan. Ibu sontak saja bercerita apa yang sudah terjadi, bapak pun menenangkan ibu dan menyuruhnya bersiap-siap melaksanakan solat magrib yang hampir tiba.
Bapak: "Sudahlah sekarang kita semua tenang dan bersiap-siap solat karena adzan magrib sebentar lagi berkumandang, biar selepas solat kita pergi ke pak ustad seperti siang tadi Mang Deni sarankan. "
Kami semua pun melaksanakan solat magrib, setelah itu bapak, ibu, dan aku pergi menemui pak ustad.
Namun, betapa terkejutnya kami ketika di tengah perjalanan bertemu dengan "Mang Ujang" orang yang selama ini munafik di hadapan kami. Kenapa bisa tepat sekali bertemu dengan orang ini ketika kami berikhtiar menyembukan ibu, apa mungkin dia sudah tahu bahwa kami ingin menemui pak ustad (ujarku dalam hati).Sesampainya kami dirumah pak ustad, pak ustad mempersilahkan kami duduk dan mulai bertanya apa maksud kami datang.
Pak ustad: "Aya naon jang kadatangan anjeun kadie teh? (Apa maksudmu nak kedatangangan kamu kesini) "
Bapak: "Istri abdi tos lami teu damang pak, sareung teu damang anu panginten rada aneh, anjeunna sering aya gangguan, kadie teh hoyong ngadamel sareat atanapi lalanong mung pami di ijabah mah ku gusti Allah tapina sing susuganan we jalanna sareng sareatna melalui pak ustad. (Istriku sudah lama sakit, sakitnya pun aneh, dia sering mendapat gangguan, saya kesini ingin pak ustad mengobati istri saya, memang Allah SWT. Yang menyehatkan namun semoga jalan dan ikhtiar yang kami cari pertolongannya bisa melalui pak ustad dengan izin dan ridho Allah. "
Pak ustad: " Allah SWT. Memangna anu miboga kakuatan jeung kaagungan, nanging Insyaa Allah urang pada menta-menta Allah sing ngaridhoan jeung ngababarikeun cagerna ieu istri anjeun kalayan bisa jagjag belejag sehat walafiat sapertos kapungkur. (Allah SWT. yang mempunyai kekuatan dan keagungan, namun Insyaa Allah kita semua meminta agar Allah SWT. Meridhoi dan memudahkan sembuhnya istrimu supaya bisa sehat walafiat seperti dahulu. "
Akhirnya pak ustad memulai rukyah, dan seperti tadi siang ketika ibu di rukyah Mang Deni, yang keluar dari tubuhnya kali inipun sama bebatuan jalan dan lebih parahnya adalah beling tajam (potongan kaca) dekat pelipis mata.
Mataku terbelalak, aku bertanya dalam hati apa semua ini hanya mimpi atau memang kenyataannya.
Dari sini lanjut bapakku menceritakan peristiwa di WC kala menjelang magrib lalu beliau memaparkan bahwa suara dan gangguan yang menimpa ibuku adalah gangguan JIN yang disuruh oleh seseorang mengganggu ketenangan kami, dan tak asing lagi orangnya adalah "Mang Ujang" orang yang sangat naif serta munafik, orang yang selama ini mengaku ahli agama padahal menyekutukan Allah serta memelihara Jin dan Iblis untuk memenuhi hasrat dendam dan syirik yang merajai relung hatinya.
Pak ustad berkata jika kami ingin jin itu pergi dan tak mengganggu lagi kami harus mengadakan pengajian selama 7 hari berturut-turut.
#Plagiat dilarang mencopy-paste
#Jangan Hanya Mampir
#Baca, Vote , lalu follow✨
#Vote dan followmu berharga bagi saya
KAMU SEDANG MEMBACA
JALUR SESAT
HorrorJIKA KAU PENASARAN DENGAN HIDUPKU, SILAHKAN BACA CERITAKU. copyright ©2020 by: RaraRosi