Mira’s POV
“Congrats, Ra.”
“Thanks, Matt.”
“Congratulation honey.”
“Thank you, Mom. Ini juga berkat dirimu yang telah memberiku semangat selama ini.”
Aku memeluk Matt kakakku kemudian Mom yang telah memberiku ucapan selamat atas kelulusanku dari Universitasku, University of New South Wales, Australia. Ya. Hari ini adalah hari kelulusanku dari Universitas yang pertama, S1. Tapi tentu saja ini bukan yang terakhir, aku berkeinginan untuk melanjutkan studi ku setelah semua ini. Dari dokter umum ke dokter spesialis.
***
“Where will you go, Mom?” Aku memanggil Mom lirih meihatnya pergi menjauh.
“Aku ingin menemui bibimu, Liz. Aku juga ingin mengucapkan selamat kepada sepupumu, Luke.”
Mom pergi menjauhiku menuju bibi Liz dan Luke beserta beberapa orang di sekitarnya. Ntahlah mengapa bisa aku melupakan Luke, sepupu lelaki se-Universitas serta se-angkatan ku yang cukup dekat denganku. Aku malah memikirkan salah satu lelaki disana, salat satu teman Luke yang juga se-angkatan dan se-Universitas denganku, sayangnya dia berbeda jurusan denganku karena Luke dan ke-empat temannya itu memilih jurusan Seni sedangkan aku Kedokteran.
“Aku ikut, Mom.” Kataku sedikit berteriak. Aku mengikuti Mom dari belakang, Matt juga mengekor di belakangku.
***
“Hi, Liz, selamat atas kelulusan Luke ya.” Mom menyapa bibi Liz kemudian memeluknya.
“Oh hi, Bianca, selamat juga atas kelulusan Miracle.” Bibi Liz membalas sapaan begitu juga pelukan Mom.
“Hi, Ra. Congratulation.” Luke juga angkat bicara, memberiku selamat dan menjabat tangan.
“You too, Luke.” Aku membalasnya, beserta sebuah senyuman.
“Oh ya, ini teman-temanku, Ra, ini Mike, Ash and Cal. Dan semua, ini Miracle sepupuku.” Dia kemudian merangkulku.
“Hi,guys! I’m Miracle, you can call meMira, nice to know you all.” sapaku kepada ketiga teman Luke, tak lupa sebuah senyuman ku sunggingkan.
“Hi, Mira!!” kata mereka bersamaan.
“I’m Michael.” Kata seorang laki-laki putih berambut hijau itu.
“I’m Ashton.” Kata seseorang yang berambut coklat, cukup panjang untuk ukuran seorang lelaki.
“And i’m Calum.” Kata seseorang berwajah Asian, meski kutahu dia bukan Asian, rambutnya hitam.
Mereka berjabat tangan denganku satu-persatu dengan memberikan sebuah senyuman. Aku membalasnya dengan sebuah jabatan dan senyuman pula, pandanganku ke arah setiap mata insan itu. Dan... Mata coklat itu yang kutatap paling lekat.
“Ohiya, Ku dengar kau akan melanjutkan studi mu lebih lanjut, Ra, semoga kau dapat menjadi yang kau inginkan, Dokter.” Kata Luke mencari topik pembicaraan.
“Terimakasih, Luke. You too. Sukses dengan karirmu.” Senyumku merekah.
Kami semua meneruskan pembicaraan ringan, dengan Matt juga tentunya. Mom juga berbincang-bincang dengan para ibu disana.
*****
Hey, readers :) Thanks for reading :) Ini FF pertamaku, jadi maaf ya kalo ceritanya kurang bagus atau gimana, yang pasti semoga kalian suka ya :) Ohiya, ini ceritanya partnya gak terlalu panjang kok dan InsyaAllah bakal aku post setiap hari :) jadi tunggu yaaa!!! Love youuu :* jangan lupa vomments :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Miracle (Calum Hood)
RomanceKeajaiban bukanlah sebuah hal yang tak mungkin terjadi. Selama kau percaya kau pasti akan mendapatkannya. Seperti saat kau mencintai seseorang, teruslah berusaha dan percayalah bahwa keajaiban akan datang. Tuhan Maha Adil, Dia akan memberikan sesuat...