Mira’s POV
Aku sudah pulang dari rumah sakit, karena ini sudah malam. Seperti biasa setelah pulang dari rumah sakit aku langsung mandi, setelah mandi aku langsung menuju ke ruang makan. Mom dan Dad telah menantiku disana. Kau bertanya tentang Matt?? Dia telah pisah rumah dengan kami. Hanya tinggal bersama istrinya, Cara dan anaknya.
“Ada paket untukmu, Ra.” Mom langsung menemuiku saat aku berjalan menuju ruang makan.
“Dari siapa, Mom?” Aku merasa sedikit aneh. Siapa juga yang memberiku paket, malam-malam begini pula.
“Entahlah, taruh saja dulu itu di kamarmu. Lebih baik kita sekarang makan, Dadmu sudah menunggu.” saran Mom kemudian beranjak menuju ruang makan.
“Baik, Mom.” Aku kembali menuju ke kamarku hanya untuk menaruh itu, kemudian kembali ke ruang makan menemui Mom and Dad.
***
“Terima kasih makanannya, Mom. Selalu enak seperti biasanya, hehe. Aku ke kamar dulu ya, Mom, Dad.” Aku tertawa kecil ke arah Mom and Dad. Kemudian berjalan menuju kamarku.
Saat berjalan menuju kamar, aku terus memikirkan apa isi paket itu, dan darimana asalnya. Apa itu dari Niall?? Maklum lah dia masih sering kontak denganku meskipun kita berdua sudah tak punya hubungan khusus. Ya, sekali lagi aku katakan bahwa kami putus secara baik-baik.
‘Kira-kira apa ya isinya??’ batinku bertanya kepada diriku sendiri saat aku sudah masuk kamar. Aku duduk di ujung kasur dan memegang kotak itu, kotak cantik berwarna merah jambu. Aku kemudian berusaha membukanya.
“Apa ya in--AAAAAAAAAAAAAA!!!” Aku berhasil membukanya lalu refleks berteriak. Astaga! siapa yang memberiku barang menjijikkkan ini?!
“Ada apa sayang??!” Kudengar Mom dan Dad masuk kamarku dengan tergesa-gesa. Aku hanya tetap diam, memandangi kotak tadi yang telah jatuh berantakan karena kulempar. Mukaku juga masih shock.
Mom yang melihat keadaanku kemudian memelukku dan aku membalasnya. Dad membantuku membersihkan kotak itu.
“Tenanglah, Mira. Ada Mom dan dad disini.” Mom terus memelukku berusaha menenangkanku. Aku hanya diam, tetap memeluknya. Sepercik air turun dari sudut mataku.
“Tapi siapa yang tega mengirimimu ini, Mira? Apakah kau sedang ada masalah denganseseorang?” Dad buka suara, menanyaiku beberapa pertanyaan.
Aku hanya menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan Dad. Aku benar-benar tak tahu siapa yang mengirimiku bangkai tikus putih penuh darah itu.
-skip-
Mom dan Dad telah keluar dari kamarku stelah membantuku menyingkirkan barang menjijikkan itu beserta bekas-bekasnya. Sekarang aku di kamar, masih memikirkan siapa yang mengirimiku barang seperti itu. Niall?? Kurasa Niall tak mungkin sejahat itu. Musuh?? Selama hidupku aku bahkan tak suka membuat keributan dengan orang lain, karena aku lebih memilih diam, mengalah. Lalu siapa? Aku tetap bertanya-tanya.
DRRRTT...DRRRTT...
HP ku berdering, siapa ya yang menghubungiku? Apakah itu Niall?? Lagipula aku belum bercerita kepadanya tentang apa yang baru saja aku alami.
Aku kemudian meraih ponsel ku yang ada di meja kecil di sebelah tempat tidurku. Melihat di layar ponsel ada pesan dari nomor tak dikenal. Aku yang penasaran kemudian membukanya.
Bagaimana hadiahmu?? Kau menyukainya??!
JAUHI DIA ATAU KAU AKAN MENDAPATKAN HADIAH YANG LEBIH MENARIK!!
‘Apa lagi ini??!’ batinku saat kulihat tulisan yang tertera di layar ponselku. Siapa ‘dia’ yang orang ini maksud?
Aku kemudian mengembalikan ponselku pada tempatnya, tak menghiraukan orang aneh itu. Sedetik kemudian, aku yang memandang langit-langit kamarku, memikirkan siapa ‘dia’ yang dimaksud orang itu. Bukankah yang dekat denganku hanya Niall serta Calum dan teman-temannya?? Tak ingin berpikir lebih lanjut akupun menarik selimut dan mencoba segera tidur.
DRRRTT...DRRRTT...
Ponselku berdering lagi, namun kali ini adalah sebuah panggilan dari seseorang. Di layar ponselku tertera foto Niall. Aku segera mengangkatnya.
“Hi, Ra.” Sapa Niall di ujung sana.
“Hi, Ni.” balasku
“I miss you baby, aktifkan skype mu ya, aku ingin melihat wajahmu.”
“Baiklah, bye.” aku memutuskan teleponnya, lalu membuka skype ku dan tak lama kemudian ada panggilan dari Niall.
“Hi, babe.” Niall menyapaku lagi. Haha, tampan sekali dia, kurasa dia baru saja menjalankan show.
“Hi, Ni.” Aku tersenyum ke arahnya.
“Bagaimana kabarmu??”
“Sebenarnya kurang baik untuk malam ini.”
“Ada apa? kau sakit?”
“Tidak. Aku barusaja mendapat hadiah menjijikkan, semacam teror.”
“Kau ada masalah dengan seseorang, Ra?”
“Kurasa tidak, namun pengirimnya menyuruhku menjauhi seseorang.”
“Siapa?”
“Ntahlah, aku sedang tak mau memikirkannya, hehe.”
“Baiklah. Aku tak akan menanyakan itu lagi.”
“Itu lebih bagus.”
“Mukamu terlihat sangat mengantuk, Ra. Kau ingin tidur?”
“Mungkin, hihi. Di sini sudah cukup malam.”
“Oh iya aku lupa, kita berada di negara berbeda sekarang, haha. Baiklah, selamat tidur ya Nn. Blue. Good night, have a nice dream.”
“Haha, baiklah Ni, selamat sore Niall James Horan yang baik hati dan tidak sombong haha, sampai jumpa lagi, bye.”
Niall membuatku lebih baik malam itu, tingkahnya selalu mebuatku tersenyum, apalagi tawa dan senyumnya. Sekarang aku benar-benar mengantuk, aku memiringkan badanku, menggapai gulingku, membaca doa dan mencoba tidur hingga aku benar-benar terlelap.
*****
Hiii lagiii readers haha, thanks for reading yaa.. :) Oh iya maaf juga kalo part ini kurang bagus hehe, semoga kalian suka deh hehe :) Jangan lupa cek multimedia dan beri aku saran juga vomments ya :) love youu :) -Dy

KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Miracle (Calum Hood)
RomanceKeajaiban bukanlah sebuah hal yang tak mungkin terjadi. Selama kau percaya kau pasti akan mendapatkannya. Seperti saat kau mencintai seseorang, teruslah berusaha dan percayalah bahwa keajaiban akan datang. Tuhan Maha Adil, Dia akan memberikan sesuat...