Terror (Again)

234 15 0
                                    

Mira’s POV

Hari ini hari minggu, aku mengambil cuti dari pekerjaanku, karena hari ini aku ingin seharian di rumah. Aku sendirian di rumah, tidak benar-benar sendiri karena ada asisten rumah tanggaku, Julia. Mom dan Dad pergi menghadiri acara pernikahan anak temannya. Pekerjaanku hanya nonton TV dan melakukan halk-hal menghibur lainnya setelah sarapan tadi. Ya, aku butuh refreshing.

DRRTT... DRRRTT..

Ponselku bergetar tanda ada pesan. Aku segera membukanya.

HAII MIRACLE BLUE
KITA AKAN SEGERA BERTEMUU...
TUNGGU KEDATANGANKU YAAA...

Ternyata pesan dari orang aneh itu lagi. Astaga! tak puas-puasnya dia menerorku seperti ini. Sudah beberapa hari aku tak mendapatkannya dan sekarang dia melakukannya lagi, apa sebenarnya maunya? siapa yang sebenarnya harus kujauhi?

TING TONG

Bel rumahku berbunyi. Aku kaget setengah mati. Pikiranku masih berada pada pesan tadi. Jangan-jangan dia benar-benar ke rumahku.

“Jul, Julia... tolong bukakan pintu!!”

TING TONG

Aku berusaha menghiraukannya, aku terus-terusan memanggil julia.

“Jul, Julia... Dimana kau??"

TING TONG

Bel itu terdengar lagi dan lagi tapi asisten rumah tanggaku tak kunjung datang. Aku cemas, aku takut, aku bingung, tak tahu apa yang harus aku lakukan. Tapi aku juga penasaran, aku tak mungkin hanya diam disini mengabaikan orang disana, lagipula belum tentu juga itu adalah peneror tadi. Aku akhirnya nekat, memberanikan diri membuka pintu. Aku mengintipnya saat aku sedang membuka pintuku. Dan...

“HAII MIRACLEE!!! Aku sangat merindukanmu.” Astaga itu Niall. Syukurlah. Aku hampir saja mati berdiri karena terkejut mendengar suara kerasnya itu. Dia segera memelukku.

“Ku kira kau siapa Ni. Aku juga merindukanmu, Nialler. Masuklah.” Aku menjawabnya setelah selesai berpelukan.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Kau sedang ketakutan? kau tak apa?" Tanyanya, wajahnya mulai serius memperhatikan setiap lekukan di wajahku. Astaga, niall curiga.

"Tak apa, aku barusaja melihat film horror." Elakku.

“Baiklah kalau begitu, kukira kenapa, haha. Mari Donna!” Niall kemudian masuk, mengajak teman perempuannya juga. Aku paling belakang berjalan setelah menutup pintu.

“Ohiya, Ra. Ini Donna, temanku. Dan Don, Ini Miracle, sahabatku.” Niall memperkenalkan ku pada temannya dan memperkenalkan temannya padaku saat kami semua telah duduk di ruang tamu.

“Hai Donna, senang bertemu denganmu.” Aku mengajukan tangan untuk berjabat.

“Hai Mira, me too.” Dia menjabat tanganku. Sangat cantik dan ramah. Kurasa aku akan merelakan Niall dengannya. Oh tunggu? Rela? Aku sudah merelakan Niall dengan wanita lain kok haha. Asal itu baik baginya.

“Ohiya mau minum apa?” tanyaku basa basi.

“Terserah kau saja, Ra. Ya kan Don?” Niall mewakili Donna yang menyetujui ucapannya dengan anggukan.

“Baiklah orange juice saja ya.” Aku beranjak dari tempat dudukku  menuju ke dapur.

“Boleh aku membantu?” Donna ikut beranjak.

“Tentu saja. Mari ke sebelah sini.” aku berjalan di depan menunjukkan arah dapur padanya.

Di dapur aku membuat Orange juice. Aku menyiapkan jiucer sedangkan Donna memotongi jeruk. Kemudian Donna datang mendekatiku.

“Mira, ini jeruknya.” Donna datang ke arahku menyerahkan jeruk. Namun ada yang aneh, dia menyerahkan jeruk yang sudah terpotong bersama pisau di tangannya.

“Oh iya terimakasih Donna, bisakah kau--“

“Nona Miracle memanggil saya?” Julia muncul tiba-tiba, memotong pembicaraanku.

“Tadinya iya Julia, sekarang sudah tidak. Kau teruskan saja pekerjaanmu.”

“Baik, Nona.” Julia menjauh dari dapur, mukanya aneh sedikit ketakutan. Aku jadi bingung. Dan saat kutoleh ke arah Donna dia suad menyodorkan pisau ke arahku. Apa maksudnya?

“Donna, bisakah kau menjauhkan itu dariku?”

“Kenapa, kau takut ya Miracle Blue?” Nada bicaranya sekejap berubah.

“Apa maksudmu??”

“Jadi kau belum sadar juga ya Mira kesayangan Niall.” Apa maksudnya? Aku mengernyitkan alisku sebelah sambil memandangnya aneh atau jangan-jangan...

“Aku ini orang yang memberimu tikus, bunga dan pesan itu, sayang..” ASTAGA!! Dugaanku benar, Donna lah orang itu.

“Apa sebenarnya maumu?”

“Kau ini bodoh atau pura-pura saja, dokter? Aku ingin kau menjauhi Niall, dia milikku. Tapi kau malah terus berhubungan dengannya, terus bermesraan!!”

“Apa maksudmu?? Aku sudah berusaha melupakan Niall, hubungan kami hanya sebatas sahabat seperti saat Niall memperkenalkan aku padamu.”

“Dasar dokter munafik, aku bisa saja membunuhmu.” Pisau itu semakin dekat ke arahku. Aku sangat takut, dalam hati aku terus berdoa.

“Dasar wanita aneh. TOLONGGG!!”

“Diam, atu aku akan benar-benar melakukannya.”

“Ini rumahku Donna, lakukan saja jika kau berani, TOLONNGGGGG!!” Teriakku terus berupaya agar seseorang mendengarku.

“Dasar kau benar-benar wanita yang tak bisa dibilangi.” Pisaunya semakin dekat kepadaku, mataku kuutup paksa dan...

“AWW!!” 

******

Hi readers.. thanks for reading :) Sorry ya ini pendek hehe, dan rada gajelas mungkin tapi semoga kalian suka deh :) Hayolohh.. itu kenapa hayooo?? haha. Ohiya yang jadi Donna kak Barbara ya, nggak nge hate kok, aku suka dia malah, tapi peran ini buat dia keknya seru hehe :) Sampai ketemu di next chapter, jangan lupa vomments, love youu :) -Dy

The Beautiful Miracle (Calum Hood)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang